Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran Penting Serangan Tentara Mongol ke Baghdad

25 Maret 2022   07:42 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:56 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemewahan dan kemegahan dunia telah membuat lalai dan akhirnya membawa mereka ke jurang kejatuhan yang menyedihkan . Tenggelam dan terjerembab  dalam kehinaan dan kehancuran.

Itu juga yang banyak terjadi di kalangan ummat islam dewasa ini. Yang membuat umat islam , belum bisa kembali menjadi ke puncak kejayaan.

Dialog Kedua

Dialog kedua terjadi ketika Hulagu Khan mengumumkan ingin  bertemu dengan ulama yang paling berilmu atau berpengaruh di Baghdad . Namun tak ada yang berani datang karena Hulagu Khan dikenal bengis dan kejam. Akhirnya , Kadihan ,  bersedia  mendatangi undangan Hulagu Khan.  Kadihan, seorang ulama muda. Yang belum dikenal banyak orang, bahkan jenggotnya pun , yang sering sebagai simbol ketinggian ilmu, belum ada.

Kedatangan Kadihan dengan semua atribut  yang melekat di badannya , membuat Hulagu Khan , heran. 

" Memang tidak ada ulama yang lain yang lebih besar, lebih lantang suaranya dan lebih panjang jenggotnya  ?"


"Jika anda  ingin bertemu yang besar, di luar ada unta. Jika tuan ingin yang bersuara lebih nyaring , di luar ada ayam jantan . Dan kalau tuan ingin yang lebih berjenggot, di luar ada  seekor kambing " jawab Kadihan.

Jawaban yang membuat Hulagu Khan berpikir, bahwa pemuda, yang sedang berada di depannya  ini bukan orang sembarangan. Maka Hulagu Khan pun mulai bertanya.

" Katakan padaku apa yang telah membawaku  , sampai di sini ? tanya Hulagu Khan.

" Perbuatan  kami sendirilah yang membawa anda sampai di sini ". jawab Kadihan. 

" Kami tidak pernah lagi mensyukuri nikmat pemberian Tuhan. Tuhan lah yang telah menggerakkan mu untuk menarik kembali semua kenikmatan itu . Kami sibuk mengejar pangkat, jabatan dan kekuasaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun