Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo-Jokowi atau Jokowi-Prabowo Presiden RI 2014?

16 Januari 2014   19:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13898752771212546324

[caption id="attachment_306402" align="aligncenter" width="576" caption="Prabowo - Jokowi (Spektanews)"][/caption]

Twitter : @assyarkhan

Inilah gambaran hasil survey Saya hari ini (16 Januari 2014), Ada nama Jokowi, Dahlan Iskan, Prabowo Subianto, Mahfud MD dan Hidayat Nurwahid menguat. Setidaknya dalam 2 hari ini Nama Mahfud MD dan Hidayat Nurwahid disebut kembali oleh penjawab survey, hal ini menjadi wajar jika Mahfud merupakan tokoh paling populer dalam bursa pencapresan RI ditahun 2014 mendatang.

Dalam survey ini Saya menanyakan apakah Anda memilih Mahfud MD kemudian memilih Partai pengusunganya yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)? Maka jawaban dari penjawab survey adalah TIDAK. Sejauh ini dapat disimpulkan pemilih Mahfud MD tidak akan memilih PKB atau pengaruh pencapresan Mahfud MD oleh PKB tidak ada sama sekali. Inipun terjadi pada Jokowi, Prabowo Subianto dan Dahlan Iskan, Pemilih Jokowi belum tentu memilih PDI-P, Pemilih Prabowo belum tentu memilih Partai Gerindra, Pemilih Dahlan Iskan justru tidak akan memilih Partai Demokrat dalam survey ini.

Prabowo dipilih karena “Jualan Diri” nya dari berbagai media di Indonesia. Tajirnya Prabowo sehingga bisa mendanai semua iklan di media apapun membuat Prabowo dikenal sebagai sosok yang akan dipilih, Media yang paling efektif justru bukan dari TV, KORAN atau Internet melainkan Buku tentang Profil Prabowo, Sepertinya Buku inilah yang memperkenalkan Prabowo lebih dekat kepada Publik, Saya berfikir langkah ini harus dilakukan oleh semua Partai yang mengusung tokohnya masing-masing.

Hanya saja 40 Persen menyebutkan tidak akan memilih Prabowo dengan alasan “Kejahatan” nya di Timor Leste atau Timor Timur, sehingga hal ini akan terus tertanam dibenak Aktivis Hak Azasi Manusia (HAM) baik didalam Kampus maupun diluar Kampus. Persepsi publik terhadap Prabowo yang merupakan Mantan TNI dapat menjadikannya mampu untuk mengatasi Korupsi.

Ketika disebutkan nama Jokowi, Pada hari ini nama Jokowi disebut paling dimungkin untuk dipilih walaupun hanya karena polesan media, gencarnya promosi Jokowi di YOUTUBE membuat pengaruh signifikan terhadap semua aktivitas Jokowi yang dikendalikan Cyber Medianya Jokowi : Jasmev dkk.

Termasuk gencarnya media pendukung Jokowi yang selalu memberitakan hal-hal positif tentang Jokowi membuat pemilih terpengaruh untuk memilih Jokowi sebagai Presiden mendatang. Media yang membahas blusukan Jokowi, kemudian penampilan Low Profile nya serta informasi masyarakat Solo khususnya dari mulut ke mulut tentang aktivitas Jokowi menjadi penentu terpilihnya Jokowi.

Hanya saja 30 % berharap Jokowi fokus kepada DKI Jakarta, 5 tahun kedepan barulah Jokowi siap dicapreskan. Jakarta masih membutuhkan figur Jokowi sehingga belum saatnya untuk Menjadi Presiden RI pada tahun 2014 ini, demikian persepsi penjawab survey. Hal inipun sama ketika disebutkan Nama Ahmad Heryawan Gubernur Jabar dari PKS, seperti halnya Jokowi mungkin saja menjadi Presiden RI tetapi sebaiknya fokus ke Jawa Barat terlebih dahulu pada 5 tahun kedepan, sehingga 2019 mantap menjadi Presiden Republik Indonesia.

Lalu, Bagaimana dengan Dahlan Iskan? Dahlan Iskan dipilih karena ketegasanya dan mau beraksi langsung dilapangan, tetapi banyak penjawab survey menyebutkan Dahlan Iskan tidak cocok jadi Presiden, cocoknya menjadi Cawapres bagi pasangan lainnya seperti Jokowi atau Prabowo Subianto, ketika ditanyakan mengapa ? Penjawab survey melihat teksture fisik dari Dahlan Iskan tidak cocok menjadi Presiden, selain itu Dahlan Iskan cocok menjadi Wakil Presiden karena sudah memahami birokrasi Pemerintahan RI.

Tetapi didalam survey ini para penjawab Survey menyebutkan kelemahan Dahlan Iskan dan Jokowi yang masih percaya pada mistik, klenik dan benda-benda keramat, sehingga tidak mudah untuk diterima kalangan religius di Indonesia.

Ketika disebutkan nama Hidayat Nurwahid, Penjawab survey memberikan persepsi figur Hidayat memungkinkan untuk dipilih menjadi Presiden RI pada 2014 - 2019 mendatang dengan satu alasan religius dan memiliki wawasan kebangsaan seperti halnya Mahfud MD, Hidayat dianggap cocok berdampingan dengan Prabowo atau Mahfud MD.

Kandidat-kandidat seperti : Rhoma Irama dianggap sebagai pelecehan jabatan presiden RI jika tetap dicalonkan sedangkan Yusril Ihza Mahendra, Anis Matta belum terlalu dikenal masyarakat, Hatta Rajasa dan Surya Dharma Ali belum terlihat aksi nyatanya.

Ketika ditanya soal koalisi dan memungkina tokoh-tokoh ini saling bertemu dalam pasangan Capres dan Cawapres, Presdien dan Wakil Presiden mana yang ideal ? mereka menjawab sebagai berikut :

Dahlan Iskan - Jokowi

Jokowi - Dahlan Iskan

Jokowi - Prabowo

Prabowo - Jokowi

Prabowo - Hidayat Nurwahid


Prabowo - Dahlan Iskan

Prabowo - Mahfud MD

Ada sekitar 40 % Penjawab survey belum menentukan pilihan Calon Presiden manapun.

Anda boleh menyimpulkan apapun dari Survey ini, tidak ada tujuan Saya menggiring opini, tetapi setidaknya memudahkan Relawan masing-masing kandidat untuk membuat strategi agar bisa memenangkan pertandingan.

Saya sedikit bisa menyimpulkan :

Kandidat yang memiliki sedikit Aksi Nyata dan Keberanian kemudian dihebohkan oleh Media akan dipilih publik

Kemudian bahwa Pemilih Tokoh diatas untuk jadi Presiden Republik Indonesia menyatakan belum tentu memilih Partai sang Tokoh, ini pertanda bahwa masing-masing Partai peserta pemilu harus berjibaku untuk memenangkan Pemilu 2014 ketimbang menimang calon presiden mereka, karena porsentase mendapatkan suara di Pemilihan Legislatif akan menentukan kandidat Capres mereka bisa maju atau tidak pada pentas Pemilihan Presiden di beberapa bulan berikutnya.

Tingkat keterpilihan tokoh-tokoh diatas sebagai Presiden ditentukan oleh AKSI NYATA tokoh tersebut, maka hal inipun akan sama dengan keputusan pemilih terhadap Partai Politik, tingkat keterpilihan Partai dan Caleg bukan lagi pada populeritas tetapi pemilih makin mantap memilih Partai yang terasa aksi nyatanya di masyarakat ketimbang iklan di media.

Survey yang Saya lakukan pada Pemuda usia 20 – 30 Tahun.

Jakarta, 16 Januari 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun