Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Wajib Menutup Babak Materialisme

19 September 2011   05:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:50 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_132100" align="aligncenter" width="640" caption="Potret Kemiskinan Di Indonesia, Memprihatinkan"][/caption]

Berulang kali saya menulis bahwa kekacauan yang terjadi di saat ini di Indonesia tidak terlepas dari sistem kenegaraan yang kita pegang, berkembanganya materialisme buah dari sistem sekuler dan liberal sudah menunjukan hasil yang menjatuhkan bangsa ini kedalam jurang yang sangat dalam. Fenomena hukum yang menjadi akal-akalan, politik adu domba, uang menjadi berhala, jabatan menjadi alat menzalimi, kemiskinan, penderitaan dan kesengsaraan rakyat, kekayaan hanya menjadi sebagian orang yang dekat dengan ranah kekuasaan adalah gambaran Indonesia saat ini.

Beberapa tulisan saya di Kompasiana dapat Anda baca kembali di bawah ini misalnya :

Islam Berkembang Di Tengah Kematian Tuhan Liberalisme Mematikan Amerika, Bagaimana Dengan Indonesia? Materialisme Hancurkan Nilai Kehidupan Berbangsa Luis Lugo : Liberal Sekulerisme Lebih Berbaya Dari Sistem Kehidupan Apapun Mengapa Yudhoyono Melindungi Koruptor? Generasi Muda Islam Indonesia Memprihatinkan (Sebuah Riset) Soal Partai Islam, Sri Mulyani Hanya Bingung Masihkah PPP Sebagai Rumah Besar Ummat Islam? Jadilah Blogger Yang Ridho Bagaimana Islam Memandang Perbedaan Pendapat Liberal Sekulerisme Dan Cara Menyikapinya Belanda Dan Kebohongan Liberal Sekulerisme Sekulerisme Belanda Menjijikan Sistem Sekuler Jadikan Bangladesh Miskin SBY Berbohong Lagi Prancis Memaksakan Sekulerisme

Saya prihatin, ketika di Negara lain itu dunia materi dan pandangan dunia materialisme telah sampai pada titiik penghujung dan Demokrasi Liberal sama sekali tidak memberikan harapan apa pun di masa depan sedangkan Indonesia seakan-akan baru mau “belajar” menerapkannya. Kalau kita mau menelaah sejarah peradaban manusia, maka akan kita temui penuh dengan berbagai fenomena yang saling berhadapan dan berlawanan, kesedihan dan kesenangan, kemajuan dan kemunduran, persaingan dan kekalahan, pengorbanan dan cinta.

Secara sekilas kita menyangka bahwa dua fenomena yang saling bertentangan itu diperankan oleh pribadi dan kelompok yang berbeda. Namun, kalau kita jeli memperhatikan, maka akan kita temui bahwa pertentangan itu bukanlah diperankan oleh para politikus atau produsen dan pedagang, tapi diperankan oleh para pakar keilmuan dan para intelektual. Dengan kata lain, memang ada dua medan ilmu yang saling berlawanan, sehingga konsekuensinya ada dua jenis guru dan pakar ilmu serta para politikus yang kemudian mengambil peran sesuai dengan yang ia ambil dari salah satu pandangan para pakar ilmu tersebut.

Ilmu itu tidak hanya memberi kesan dan warna, namun ilmu lah yang mempengaruhi masyarakat. ilmu, para ahli ilmu, dan penyampai ilmu adalah medan asli sejarah kemanusiaan dan tanpa mereka maka tidak akan ada sedikit gerakan dan perubahan ke arah kesempurnaan atau kemunduran di dunia ini.

Allah SWT adalah penyampai ilmu yang pertama bagi seluruh manusia dan kemudian dilanjutkan oleh para Nabi yang dilanjutkan sebagai guru dan pendidik manusia. Problem dunia modern saat ini adalah muncul dari para pakar ilmu dan penyampai ilmu.

Padahal, ilmu menurut kita adalah cahaya yang memberikan jalan bagi pergerakan manusia menuju tempat yang tinggi. sementara tempat ilmu itu adalah hati manusia yang bersih, karenanya ilmu dan pelajaran yang ditempatkan di hati yang belum dibersihkan akan menghantarkan pada kemunduran dan keterpurukan.

Pada dunia kontemporer kita pun menyaksikan, adanya niat dan tekad dari presiden Amerika untuk menyerang Irak adalah dipicu dari para pakar ilmu yang duduk di belakang layar dan ikut serta dalam hal itu para ahli psikologi, sosiologi dan politikus.

Kesalahan berfikir mereka adalah di saat memandang medan sebagai pandangan materi semata. Dan di saat analisis mereka tentang air menunjukkan kesalahan, mereka pun tidak mengakui, bahwa dasar-dasar pandangan mereka di dunia pendidikan dan keilmuan mereka lah yang menyebabkan kesalahan itu.

Kita mengetahui bersama sebelum kemenangan revolusi Islam di Iran, dunia terbagi pada dua blok; barat dan timur. keduanya memiliki pandangan dunia materi kepada dunia dan keduanya memiliki ambisi untuk menguasai dunia.

Saat ini, dunia butuh pada ilmu yang bermanfaat, ilmu yang mencerahkan dan membersihkan diri, bukan ilmu yang menyengsarakan dan membatasi diri pada alam materi.Dunia materi dan pandangan dunia materialisme telah sampai pada titik penghujung dan Demkrasi Liberal sama sekali tidak memberikan harapan apa pun di masa depan.

Pandangan dan pemikiran ini muncul dengan berbagai slogan, sehingga menarik perhatian setiap orang, namun kita perlu tanyakan, manakah yang pada seratus tahun terakhir ini bisa menyelesaikan berbagai problem dunia? Untuk apa yang terjadi di Irak tidak akan ada jalan yang dapat ditempuh di saat pandangan kita dibatasi dengan pandangan materi, sehingga tidak bisa menembus kepentingan manusia di masa yang akan datang. Saat ini, manusia butuh pada pandangan Ilahiah yang tidak terbatas pada ruang lingkup materi semata, namun menembus spiritualitas manusia yang tinggi, alam malakut yang tak terbatas. manusia saat ini membutuhkan jalan lain yang baru yang bersandarkan pada spiritualitas, kesucian diri, cinta, keselamatan, keimanan, dan tauhid.

Tugas para pendidik dan pengelola lembaga pendidikan sangatlah berat dan diperlukan adanya teladan masyarakat sehingga berhasil membangun Indonesia yang dapat memenuhi segala kebutuhan di masa mendatang.

Bandung, 19 September 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun