Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guntur Romli, Pembenci PKS Itu Ternyata Pecinta Anjing (Foto2)

26 Maret 2014   05:54 Diperbarui: 10 Januari 2016   08:36 14005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption id="" align="aligncenter" width="586" caption="Account Twitter Guntur Romli (twitter.com)"][/caption]

 

Penulis :ADI SUPRIADI/ Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Guntur Romli atau Muhammad Guntur Romli, lahir di Jakart, 17 Maret 1978, saat ini aktif sebagai anggota Jaringan Islam Liberal (JIL) bersama dengan Ulil Abshar Abdalah yang kini menjadi pengurus DPP Partai Demokrat. Aktivitas Liberalisasi Indonesia melalui Komunitas Salihara dan Komunitas Utan Kayu sejak dari 2007 yang lalu hingga kini menyuarakan "Anti Islam" dengan menabuh "Perang" pada semua gerakan Islam seperti FPI, HTI dan PKS.

Guntur Romli pemandu acara Bareng Gus Dur acara talkshow rutin tiap hari Sabtu pukul 10.00-11.00 WIB bersama mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid—di KBR68H, Jakarta dan disiarkan lebih dari 70 radio jaringan di Indonesia, November 2005 hingga sekarang, Guntur Romli juga aktif dalam organisasi dan kegiatan lintas-agama seperti dalam Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragaman dan Berkeyakinan (AKKBB), tahun 2006 hingga saat ini.

 

[caption id="" align="alignnone" width="653" caption="Gusdurian (twitter.com)"]

Gusdurian (twitter.com)
Gusdurian (twitter.com)
[/caption]

Guntur Romli Bermusuhan Dengan FPI

Didalam Situs FPI (Front Pembela Islam), Guntur Romli disebut sebagai Provokator bentrokan yang terjadi dalam Kasus 1 Juni 2008 di Monumen Nasional (MONAS), Pada kasus itu tepatnya dihari Kamis, 25 September 2008, FPI ingin menyampaikan kepada Guntur Romli yang telah melakukan penghinaan etnis (SARA) terhadap Habib Ali Al-Hamid, murid setia Habib Rizieq Syihab, simpatisan FPI yang selalu menghadiri sidang dan membesuk Habib Rizieq stiap harinya di Polda Metro Jaya, dimana didepan pintu gerbang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dicaci maki, dihina etnisnya, kemudian diancam akan dibunuh, dan kita punya saksi untuk itu.

Berikut ini penuturan dari FPI tentang Provokasi Guntur Romli :

Pada kejadian tersebut ternyata ancaman Guntur Romli itu bukan sekedar ancaman, Guntur Romli membawa ‘preman-preman’ yang dipersenjatai dengan berbagai senjata tajam, antara lain clurit, sehingga salah satu laskar FPI terkena clurit tersebut, sedang laskar lainnya ada yang terkena senjata tajam lainnya dan besi. Sedangkan laskar LPI hadir di sidang hari ini murni untuk mengikuti acara sidang, bukan untuk perang dan tak ada satupun yang membawa senjata. Jadi ada apa Guntur Romli mendatangi lokasi sidang dengan membawa ‘preman-preman’, dipersenjatai senjata tajam, dan melakukan penyerangan. Salah satu tas penyerang jatuh, didalamnya kami temukan ada media Kontras, artinya kita bisa duga dari kelompok mana orang tersebut, kemudian sebuah buku tentang Gusdur, dan didalam buku tersebut ada secarik kertas yang berisi 33 nama-nama, yang kurang lebih sama dengan jumlah ‘preman’ yang hadir pada hari ini berdasarkan pengamatan BAT (Badan Anti Teror) FPI.

Dan jahatnya, jahatnya, ‘preman-preman’ ini sengaja diberi kaos yang masih baru yang bertuliskan ‘Banser”. Sebagian kaos tersebut berhasil kami kumpulkan saat para preman lari dari kejaran laskar FPI sambil membuang baju luarnya demi menghilangkan jejaknya. Ini adalah upaya adu domba ! Kami tekankan bahwa Banser itu adalah benteng para ulama, Banser itu bukan preman, jadi mereka itu bukan Banser. Mereka tak lain adalah preman, berclurit, dikumpulkan Guntur Romli dan diberi pakaian Banser. Artinya Guntur Romli ingin mengadu domba antara FPI dengan Banser. Kami minta wartawan bisa mensikapi ini dengan proporsional. Kita tidak ingin terjadi lagi adu domba lagi yang bisa mengancam keutuhan dan persatuan bangsa kita.Cuplikan kisah diatas adalah salah satu track record Guntur Romli sebagai akvitis Jaringan Liberal Sekuler di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun