Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setahun Lebih Jokowi Berkuasa, Hampir Seribu Rakyat Papua Dianiaya dan Disiksa

13 Desember 2015   02:27 Diperbarui: 13 Desember 2015   02:27 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption=" Setahun Lebih Jokowi Berkuasa, Hampir Seribu Rakyat Papua Dianiaya dan Disiksa (www.kontras.org)"][/caption]
Oleh : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Tak satupun janji manis Jokowi yang terwujud di Papua, Pelanggaran HAM hampir setiap hari menjadi tema, Ketimpangan kesejahteraan semakin merajalela. Setidaknya itu yang diungkap oleh Ketua Tim Audit Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai sebagaimana dirilis Tempo hari ini (12 Desember 2015).

Dari data yang dikeluarkan oleh Natalius bahwa hampir 700 orang yang dianiaya dan disiksa selama Jokowi berkuasa. Fantastik untuk seorang Presiden yang hanya berbekal revolusi mental. Sepertinya tidak haanya Natalius Pigai yang kecewa, jika tak satupun janji manis Jokowi terwujud di Papua dapat dipastikan seluruh masyarakat Papua kecewa dengan pemerintahan ini.

[caption caption="Mereka yang Punya Emas Lihatlah Tidurnya (www.facebook.com/assyarkhan)"]

[/caption]

Selain data diatas setidaknya KOMNASHAM mencatat 60 anak meninggal dengan penuh misteri tanpa ada penangangan masalah dari Menterinya Jokowi, Berikut data yang dipaparkan oleh Natalius Pigai tekait pelanggaran HAM di era rezim Jokowi saat ini :
1. Penembakan Aktivis di Kabupaten Yahukimo (20 Maret 2015)
2. Penembakan Aktivis Di Kabupaten Dogiyai (25 Juni 2015)
3. Bentrok Kristen Vs Islam di Tolikara (17 Juli 2015), yang hanya berakhir dengan mengundang makan ke Istana Negara.
4. Penembakan Akvitis Di Kabupaten Timika (28 Agustus 2015).

NataliusPigai menyimpulkan hampir setiap minggu ada nyawa yang melayang di Papua. Jika Pigai menyimpulkan begitu maka jika dihitung sejak pertama kali dilantik sudah berapa minggu totalnya hingga minggu ini? Banyak sekali.

Apa yang disampaikan Pigai sebenarnya bukanlah hal yang bersifat asumsi, data dan faktanya ada. Bisa dibuktikan, Sangat mungkin aparat TNI dan POLRI di Papua semena-mena di Papua hanya demi mengamankan Proyek Nasional bernama "Freeport itu. Jika saja Papua tak punya emas barangkali nasibnya akan sama dengan Timor Leste. Alasan paling besar dilepasnya Timor Leste walaupun tidak diangkat ke Media adalah karena Timor Leste (Timor Timur) hanya menjadi beban Negara. Penulis membayangkan jika Emas dan Freeport tidak ada barangkali Papua mengalami nasib yang sama.

Walau bagaimanapun, Papua tetap harus dipertahankan sebagai bagian terbaik NKRI, setidaknya akan rusak Peta Indonesia saat Papua merdeka. Bukan karena emas dan Freeport nya Papua dipertahankan, karena begitu banyak pengorbanan Pejuang untuk membebaskannya dari Belanda. Okelah Timor Timur sudah lepas karena dengan alasan paling logis adalah karena dijajah oleh Portugis, Tetapi Papua tetaplah milik Indonesia karena sama-sama dijajah oleh Belanda.

Senoga dengan data dan fakta ini, Jokowi lagi main-main dengan "Kabinet Gaduh" nya, Tetapi Bekerja keras mempertahankan Papua dari OPM yang meminta merdeka.

[caption caption="NKRI Harga Mati (www.facebook.com/assyarkhan)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun