Mohon tunggu...
Adista Pattisahusiwa
Adista Pattisahusiwa Mohon Tunggu... Jurnalis - Time Is Running Out

I'm Journalist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Italili Hingga Ullath, Louhatta Jangan Dilupakan

16 Januari 2018   06:32 Diperbarui: 4 Januari 2019   20:50 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Ullath Memikul Bambu untuk Membantu Persiapan Pelantikan Raja Siri Sori Islam

Negeri Ullath akhirnya tercatat dalam sejarah kekristenan di Maluku sebagai negeri pertama yang menerima Injil di pulau Saparua pada tahun 1670.

Perbedaan iman dan akidah, tidak serta merta menjadikan hubungan warga Ullath (Beilohy Amalatu) menjadi renggang dengan negeri tetangga Louhatta.

Ketergantungan sumber-sumber alam berupa air dan akses transportasi menjadikan warga Beilohy Amalatu sangatlah akrab dan menghormati warga Louhatta. Meski beberapa kali terjadi pertengkaran, namun warga kedua negeri ini selalu saling berdamai hingga kini.

Momentum kebersamaan, penghormatan antar sesama, kembali terlihat, setelah sekian lama menjadi vakum akibat ganasnya konflik komunal di Maluku. Dan 15 Januari 2018, sebuah tradisi dalam bentuk harmonisnya hubungan antar kedua negeri terulang kembali. Saling berpartisipasi dan saling membantu dalam momentum pelantikan Upulatu Sahusiwa.

Warga Beilohy Amalatu ikut serta membantu dalam pembangunan sabuah (tenda) menyongsong perhelatan akbar pelantikan Upulatu Sahusiwa. Mereka larut dalam alunan lagu gandong dan lagu perdamainan Beilohy --Louhatta dengan memikul beban bambu dan bahan bangunan tenda menuju pelataran rumah Upulatu Sahusiwa.

Inilah potret hubungan hidup orang basudara yang terpatri selama ratusan tahun silam. 

Sejak Italili hingga Ullath, Louhatta jangan dilupakan.

Dangke banyak basudara Beilohy Amalatu atas partisipasinya membangun keharmonisan di bumi "Sapano Rua", moga tetap terjaga untuk selamanya.

Wassalam.

By Dhino Pattisahusiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun