Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HOS Tjokroaminoto: Menalar Titik Terang "Sosialisme Islam" dalam Program Asas dan Program Tandhim

15 Desember 2022   09:20 Diperbarui: 15 Desember 2022   09:34 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HOS Tjokroaminoto, sumber: kompas.com

HOS TJOKROAMINOTO : Menalar Titik Terang "Sosialisme Islam" dalam Program Asas dan Program Tandhim.

Saat kita membaca kembali teks dalam Kata Pendahuluan yang dituliskan dalam Tema  "Tafsir Program Asas Partai Syarikat Islam Indonesia"oleh Ayahanda HOS Tjokroaminoto di Bogor pada tanggal 26 Oktober 1931, yang dijadikan Pengantar pada Buku tebitan Bulan Bintang yang berjudul "HOS TJOKROAMINOTO Hidup dan Perdjuangannja", terdapat suatu arah bahwa tafsir program Thandhim merupakan sebagai Program Perlawanan.

Program Asas ini menjadi Program kerja SI yang cukup panjang bahwa rangkaian pembahasan mengenai Asas dari 1917 di Batavia , 1920 di Djokjakarta, dan diubah pada tahun 1930 di Mataram Djokjakarta menjadi program Tandhim yang kedudukannya hampir sama kekalnya dengan program Asas, dan dijadikan rujukan sebagai Program Pekerjaan atau saat ini kita sebut sebagai progker (Program Kerja) atau Program Van Actie (red).

Program Asas dan Program Tandhim yang menjadi Dasar dan Pedoman bagi cita-cita Syarikat Islam dalam menjalankan Islam seluas-luasnya dan sepenuh-penuhnya, sehingga menjadi amanah bagi keberlangsungan dalam setiap kongres Syarikat Islam.

Penyegaran pemikiran yang tak pernah luput oleh Zaman bahwa Program Asas dan Program Tandhim ini ditujukan bukan hanya untuk Kaum SI melainkan oleh seluruh Umat Islam guna meraih dunia Islam yang sejati menurut kehidupan muslim yang sesungguh-sungguhnya.

Dalam Perjalanan ke Tanah Suci Mekah dan tinggal di Madinah, Almarhum HOS Tjokroaminoto mengisyaratkan sebuah catatan tentang kehidupan Madinah suatu korelasi mengenai apa yang dilakukan oleh Rasulullah di Mekah dan Madinah terkait kalimat "mengadakan kerajaan langit" yang di cita-citakan oleh Nabi Musa as dengan mengangkat Budi pekerti umatnya. Ayahanda HOS Tjokroaminoto menerangkan bahwa situasi Madinah yang bebas dari penyakit kecemaran Budi pekerti, identik dengan ketertiban, tidak ada kebencian diantara perbedaan seperti penjelasan yang sesuai dengan penghapusan tentang golongan kelas (class), keagamaan, warna kulit, dan keturunan kelahiran.

Jika kita telusuri lebih mendalam bahwa apa yang dimaksud Almarhum HOS Tjokroaminoto tentang Madinah adalah apa yang dicita-citakan oleh  Aristoteles dan Plato berdasarkan sejarah dan fakta yang sudah nampak menjadi suatu kenyataan, suatu proses perjalanan keradjaan (Staat) atau Negara yang telah di Praktikkan secara kongkrit oleh Rasulullah Muhammad SAW. Pernyataan _"dialah (Rasulullah) yang telah mendirikan dan memerintahkan suatu keradjaan (Staat) yang berasaskan socialisme sedjati"_ yang cukup menerangkan dan menegaskan bahwa Sosialisme Islam adalah seperti yang dilakukan Rasulullah di Madinah dalam uraian "Tarich Agama Islam"

Titik terang pembaca dalam Pemikiran dan tulisan Ayahanda HOS tentang  Pembahasan Penghapusan Kelas, Warna Kulit, Asal Usul Keturunan dan Ketertiban Umum pada periodik Madinah ini seakan menghantarkan pembaca kesendi amanah Pembukaan UUD 1945 dan Nilai-nilai Pancasila dalam _Bhineka Tunggal Ika_ yang selama ini menjadi Slogan Populer dalam Pembahasan Pancasila, Figur Nabi Muhammad diidentikkan sebagai teladan Sosialisme Islam, menjadi sebuah keterangan yang berarti dan memiliki typologi arah pandang yang jelas berbeda tujuan dengan para tokoh pemikir Sosialisme Negara Timur dan Barat yang memiliki kecenderungan menegasikan unsur ilmu ketuhanan (Theology) pada aspek pendekatan pembahasan dan tujuan tentang sosialisme mengenai pranata kehidupan dan Nilai Kemanusiaan. 

Kemudian Kalimat "Laa ilaaha Illa Allah" menjadi suatu pertanda pada "Pembukaan Peringatan Umum" tentang Qur'an dalam teks Syarikat Islam menjadi ciri tentang suatu yang berkaitan erat dengan program Asas dan Program Tandhim (Program Perlawanan) dalam pergerakan Syarikat Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun