Mohon tunggu...
Adi Prayuda
Adi Prayuda Mohon Tunggu... Dosen - Seorang dosen, penulis, dan murid meditasi

Seorang Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Al-Azhar, yang juga merupakan pemandu meditasi. Penulis berbagai buku self development dengan pendekatan meditasi (Jeda).

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berusaha Melupakan adalah Cara Lain untuk Mengingat, tapi dengan Lebih Menderita

31 Oktober 2022   10:21 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:29 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar diambil dari biggestjob.com 

Salah satu hal yang berat untuk dilakukan manusia dalam hidup ini, menurut hemat saya, adalah berusaha melupakan. Banyak puisi dan lagu tercipta dengan tema melupakan, bisa melupakan seseorang atau melupakan kejadian di masa lalu. Kenapa keinginan melupakan itu bisa muncul? Karena suatu kejadian atau seseorang tersebut begitu memicu emosi, yang umumnya dikategorikan negatif, bila muncul sebagai ingatan. 

Orang yang dulunya dicintai, kemudian meninggalkan dengan suatu cara yang sulit diterima akal dan perasaan, menyisakan luka batin yang ingin dihapus sampai sekarang. Menghadapi kenyataan bahwa seseorang, yang padanya kita letakkan cinta dan kepercayaan, ternyata diam-diam berbagi kasih sayang dengan orang lain. Ditipu oleh seseorang sampai mengalami kerugian finansial yang tidak sedikit. Dipermalukan oleh seseorang di masa lalu. Orang yang sangat berharga dalam hidup meninggal dunia dengan cara yang tragis. Dan masih banyak contoh kejadian lain yang sangat berpotensi meciptakan trauma dan luka batin.

Lalu, apakah dengan cara berusaha melupakan, semua masalah batin itu bisa selesai? Apakah dengan minum obat penenang, karena akhirnya menjadi sulit tidur, semua masalah tersebut tidak lagi muncul di dalam benak? Apakah dengan berusaha sekuat tenaga menyibukkan diri, semua masalah tadi teratasi? Berbelanja yang banyak, makan yang enak-enak, pergi berlibur ke tempat-tempat wisata di dalam dan luar negeri, apakah semua pelarian itu bisa menghilangkan masalahnya?

Yang umumnya kita lakukan adalah berusaha melupakan. Ini yang paling sederhana dan tidak menggunakan banyak biaya, serta kegagalannya terjamin. Karena, seperti proses berusaha yang lain, yang menggunakan pikiran, semakin dilupakan itu artinya sama dengan semakin mengingat. Berusaha melupakan adalah cara lain untuk mengingat. Dalam berusaha melupakan, ada energi yang diarahkan dengan tujuan untuk "menghancurkan memori" akan kenangan pahit. Energi ini tidak pernah benar-benar bisa "menghapus" kenangan itu, tapi justru memperkuatnya.

Di level kata-kata tampak seperti melupakan, namun yang terjadi di dalam batin adalah "penguatan" terhadap objek dari upaya melupakan tersebut. Upaya melupakan ini butuh objek, butuh tujuan, agar energi bisa diarahkan ke sana. Sayangnya, pengarahan energi ini justru memperkuat objek mentalnya.

Menggunakan obat-obat tertentu dalam upaya melupakan ini justru memperburuk kondisi fisik, apalagi bila dosisnya berlebih. Hanya memberikan efek ketenangan dan kesenangan sementara. Selebihnya adalah kondisi mental yang semakin buruk ketika efek obat tersebut berakhir. Oleh karenanya, saran saya sebagai murid meditasi, kurangi keinginan untuk melupakan. Memang tidak bisa secara tiba-tiba lupa, kecuali terjadi suatu benturan pada otak yang membuat kejadian tersebut terlupa. Namun, tentu hal seperti Ini tidak kita inginkan bersama. Pelan-pelan latih diri untuk mengarahkan perhatian pada momen saat ini.

Tidak perlu "menghancurkan kenangan". Tidak perlu "menekan memori buruk" dengan aktivitas atau kesibukan yang berujung pada melemahnya imunitas tubuh. Tidak perlu mengalahkan marah dengan menciptakan marah yang lebih besar lagi. Tidak perlu membangun energi baru untuk melawan energi yang sudah ada di dalam diri. Energi kita terbuang hanya untuk menciptakan konflik di dalam diri. Pada beberapa kasus, penggunaan obat dari dokter mungkin diperlukan, tentunya dengan dosis yang tepat. Namun, imbangi juga dengan berlatih untuk tidak membenci kejadian apapun yang sudah terjadi dalam hidup kita. 

Berdamai dengan segala kondisi yang terjadi di masa lalu. Ini bukan upaya berlari, namun justru "mendekati" sumber masalahnya bukan dengan energi untuk melupakan atau menghancurkan. Bawa kesyukuran di momen saat ini sebagai cahaya yang kita bawa untuk merangkul kenangan itu. Ini tidak mudah dan tidak bisa dilakukan dengan sekali duduk. Namun, sekalipun sulit, ini lebih sehat dibandingkan terus memaksa diri melupakan kenangan. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun