Mohon tunggu...
Adi Novianto Widjaya
Adi Novianto Widjaya Mohon Tunggu... Audentes Fortuna Iuvat

Terbentur, terbentur, terbentuk.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Raya: Perayaan Deepavali di India dan Galungan di Indonesia

3 Oktober 2025   20:28 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flat galungan celebration illustration (Sumber: freepik)

Hampir di seluruh negara di dunia memiliki hari atau momen besar yang pada momen atau hari tersebut sangat layak diadakan perayaan atau festival. Perayaan atau festival tersebut bukan semata sebagai perayaan saja, melainkan menambah nilai spiritual dan juga menjadi identitas budaya di negara tersebut.

Diantaranya yaitu negara India dan Indonesia, yang sama -- sama memiliki momen dan hari perayaan atau festival yang menjadi identitas budaya dan meningkatkan nilai spiritual masyarakatnya. Di India, umat Hindu merayakan festival Deepavali atau festival cahaya. Di Indonesia, umat Hindu yang berada di daerah Bali memperingati atau merayakan Galungan. Meski kedua negara ini tidak dekat secara geografis, namun keduanya kental dengan tradisi masyarakat lokal atau budayanya. Selain itu, kedua festival yang dirayakan juga sama -- sama melambangkan kemenangan terhadap kejahatan (dharma atas adharma).

Festival Deepavali atau yang juga dikenal sebagai Diwali, merupakan salah satu festival yang terbesar di India. Deepavali berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti "barisan cahaya." Festival Diwali ini memperingati kisah kembalinya Rama dan juga Sita ke Ayodhya setelah berhasil mengalahkan Rahwana, seperti yang diceritakan pada kisah Ramayana.

Pada hari perayaan Deepavali atau Diwali, umumnya masyarakat akan menghiasi rumah -- rumahnya dengan lampu minyak dan lilin, sebagai simbol cahaya kebaikan yang dapat menerangi atau mengalahkan kegelapan. Selain itu, pada hari perayaan juga biasanya masyarakat akan menyalakan kembang api, sebagai simbol kebahagiaan dan kegembiraan. Perayaan ini juga menjadi momen berkumpulnya keluarga, sambil berbagi mithai atau cemilan manis dan juga bertukar hadiah. Tidak hanya itu, masyarakat juga tidak melupakan sosok Dewi yang memberikan berkah kepada mereka. Masyarakat memanjatkan doanya kepada Dewi Laksmi agar memberikan keberkahan terhadap keluarga mereka. Jadi, bagi masyarakat India, perayaan Deepavali atau Diwali ini menjadi momentum untuk mempererat kekeluargaan, dan menyucikan hal yang buruk.

Di Bali, Indonesia, umat Hindu akan merayakan Galungan setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Pakuwon. Sama halnya dengan perayaan Diwali di India, Galungan juga memeperingati kemenangan kebaikan terhadap kejahatan. Yang kemudian menjadi pengingat, bahwa kehidupan harus senantiasa dijalani dan dipenuhi dengan kebaikan. Apabila pada saat Deepavali di India masyarakat menghiasi rumahnya dengan lilin, maka di Bali masyarakat menghias rumah -- rumahnya dengan tiang bambu yang berhiaskan janur, yang dipasang di depan rumah sebagai simbol kemenangan dan juga ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widhi. Lalu persembahan dipanjatkan di pura dan juga rumah keluarga, untuk menghormati leluhur masyarakat. Upacara Galungan ini berlangsung hingga Kuningan, sepuluh hari setelahnya, yang menandakan bahwa telah kembalinya roh leluhur ke alamnya. Upacara atau perayaan Galungan ini merupakan momentum bagi masyarakat Hindu di Bali untuk meningkatkan rasa syukur, menjaga keseimbangan hidup, serta melestarikan hubungan antara manusia dengan roh leluhurnya (meningkatkan spiritual masyarakat).

Indonesia dan India memiliki budaya yang berbeda, namun perayaan Depavali dan juga Galungan memiliki beberapa persamaan. Diantaranya adalah sama -- sama berakar dari ajaran agama Hindu. Selain itu, kedua perayaan ini memiliki latarbelakang yang sama, yaitu kemenangan kebaikan atas keburukan. Perayaan -- perayaan ini juga menjadi momen berkumpulnya keluarga, sehingga dapat meningkatkan kebersamaan keluarga dengan suasana yang sukacita dan khidmat.

Meski memiliki kesamaan, namun kedua perayaan tersebut tidak sepenuhnya sama. Deepavali berakar pada kisah Ramayana, sedangkan Galungan menekankan pada kosmologi Hindu masyarakat Bali. Selain itu, festival Diwali dirayakan pada Oktober hingga November sesuai dengan kalender Hindu India. Sedangkan Galungan dirayakan tiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Bali. Perayaan Deepavali diwarnai dengan sukacita, ditandai dengan menyalakan kembang api dan menyantap makanan manis. Sedangkan Galungan cenderung khidmat, seperti melakukan persembahan di pura, hingga melakukan ritual untuk menghormati leluhur. Kedua negara memiliki kesamaan pada hari perayaan, namun masing -- masing negara memiliki tradisi yang mencolok dan membedakan keduanya.

Deepavali atau Diwali di India, lalu Galungan di Bali, keduanya merupakan festival atau perayaan yang berakar pada nilai spiritual yang sama, namun mekar dengan konteks budaya yang berbeda. Deepavali menampilkan wajah India yang penuh warna, meriah dan spiritual. Sementara Galungan mencerminkan akulturasi ajaran agama Hindu dengan budaya Nusantara atau masyarakat lokal, yang kemudian menghasilkan tradisi menarik yang ada di Bali. Meski berbeda, keduanya menegaskan pesan universal, bahwa kebaikan akan selalu mengalahkan kegelapan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun