Filsafat sering dipandang sebagai bidang yang rumit dan ilmu yang menyesatkan. Padahal, jika kita menelusuri filsafat lebih dalam justru filsafat hampir menyentuh setiap aspek kehidupan manusia, dari cara kita berfikir, bertindak, hingga memandang dunia. Di dalam buku "FILSAFAT UMUM" bukan hanya dijelaskan mengenai pengertian, konsep dan teori, melainkan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih banyak tentang hidup. Dengan belajar filsafat kita bisa mempertanyakan hal-hal yang sering dianggap biasa, sekaligus menemukan dasar rasional dalam mengambil keputusan. Dalam artikel kali ini saja akan menjelaskan atau mengkaji ulang mengenai ilmu filsafat yang sudah say a baca pada buku FILSAFAT UMUM KARYA ASMORO ACHMADI dan sumber lainnya.
Kalau kita bicara mengenai filsafat, kita akan balik jauh kebelakang ke masa Yunani Kuno sekitar abad ke-6 sebelum Masehi. Di masa tersebut orang-orang biasanya menjelaskan segala hal menggunakan mitos, dewa dewi atau cerita turun-temurun. Misalnya, kenapa ada petir? Dulu jawabannya karena dewa Zeus marah. Tapi lama kelamaan ada seseorang yang mulai berfikir, masa sih semuanya gara-gara dewa? Nah, dari situlah lahir filsafat, cara berfikir menggunakan akal sehat, bukan hanya sekedar percaya mitos
Tokoh yang sering dijuluki sebagai bapak filsafat adalah Thales. Beliau mengatakan asal mul a segala sesuatu itu air. Kedengarannya sederhana, tetapi langkahnya besar karena beliau berusaha menggunakan logika, bukan dongeng. Setelah Thales, ada Sokrates, Plato dan Aristoteles. Tiga nama tersebut bisa dikatakan sebagai ahli filsafat Yunani. Sokrates mengajak banyak orang untuk berfikir soal hidup dan moral, Plato berbicara tentang dunia ide, sedangkan Aristoteles lebih mengarah kepada logika, ilmu pengetahuan dan politik
Lalu pada abad pertengahan, sekitar abad ke-5 sampai 15. Di masa ini, filsafat banyak menyatu dengan agama. Kalau di Eropa, filsafat digunakan untuk memperkuat ajaran Kristen. Agustinus dsn Thomas Aquinas menjadi tokoh penting. Aquinas misalnya, mencoba membuktikan bahwa iman dan akal bisa berjalan beriringan, tidak harus saling bertentangan. Di dunia Islam juga berkembang pesat, terdapat nama besar seperti Al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rushd. Mereka tidak hanya mengembangkan filsafat, tetapi juga ilmu kedokteran, astronomi dan logika.
Setelah itu masuk pada abad modern, sekitar abad ke-15 ke atas. Di sini filsafat mulai kembali kejalur rasional murni, lebih fokus pada manusia dan ilmu pengetahuan. Rene Descartes misalnya, beliau terkenal dengan kalimatnya AKU BERFIKIR MAKA AKU ADA. Beliau ingin mencari dasar yang pasti untuk semua pengetahuan. Lalu ada John Locke dan Dvaid Hume, mereka mengatakan pengalaman adalah kunci utama. Dan ada Immanuel Kant, beliau mencoba menyeimbangkan akal dan pengalaman. Filsafat modern ini lahir karena banyak pemikiran baru tentang sains, politik sampai kebebasan manusia.
Sebagian besar dari kalian pasti pernah mendengar seseorang mengatakan hal ini 'KE TUHAN ITU ADA 'KENAPA MANUSIA ITU DICIPTAKAN' dan 'KENAPA HARUS MAKAN DAN MINUM' tiga pernyataan tersebut merupakan filsafat menurut konsep Rene Descartes. Di dalam konsep ini dijelaskan bahwa filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. Namun terkadang filsafat juga melahirkan persoalan yang membingungkan oleh karena itu, kita harus berfikir secara sistematis, konsepsional, koheren [runtut], rasional [berfikir secara logis, sinopsis [integral] dan juga harus mengarah kepada pandangan dunia.
Filsafat juga merajuk pada pandangan hidup karena filsafat juga bersumber dari kodrat pribadi manusia itu sendiri. Bisa dikatakan manusia itu sebagai makhluk yang monodualisme [terdiri dari jiwa dan raga, kenapa bisa dikatakan demikian karena, dengan unsur raga nya manusia dapat melahirkan filsafat biologi, dengan unsur rasanya dapat melahirkan filsafat keindahan, dan masih banyak yang lainnya, karena hal itulah manusia dikatakan sebagai makhluk yang monodualisme karena, dari jiwa dan raganya itu dapat melahirkan banyak aspek filsafat
Disini juga tertulis ada pendapat lain mengenai ilmu filsafat, pendapat tersebut dikemukakan oleh Ir. Poedjawijatna, beliau mengatakan bahwa objek materi filsafat adalah ada dan yang mungkin ada atau bisa dikatakan juga sebagai objek materi dari ilmu seluruhnya. Dan hal tersebut juga menentukan perbedaan ilmu yang satu dengan yang lainnya adalah objek formalnya, sehingga bisa dikatakan ilmu akan berhenti dan membatasi diri berdasarkan kemampuan sedangkan berbeda halnya dengan filsafat, filsafat tidak membatasi diri, filsafat mencari ketenangan yang sedalam-dalamnya, inilah objek forma filsafat. Ungkapan diatas adalah pendapat dari Ir. Poedjawijatna.
Dalam mempelajari ilmu filsafat juga kita harus mempunyai pemikiran yang luas, umum atau universal. Karena filsafat lebih cenderung ke hal-hal yang umum dan terkadang sesuai
dengan cara pandang hidup kita, walaupun pemikiran ilmu filsafat umum tetapi didalam filsafat memiliki objek-objek yang khusus tetapi masih dalam lingkup yang umum, misalnya seperti tantang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan dan tentang hal yang lainnya.
Filsafat memiliki ciri yang tidak faktual atau dengan kata lain tidak spekulatif, yang artinya filsafat memiliki dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu hal yang tidak berdasarkan buktinya, dari dugaan-dugaan tersebut membuktikan bahwa filsafat bukan lah pemikiran yang tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.