Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak Dahlan, Setor Nama 12 Pemeras itu SEKARANG!!!

6 November 2012   21:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:51 5125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13591225721717634352

[caption id="attachment_231227" align="aligncenter" width="620" caption="Dahlan Iskan/unexpected"][/caption] "Jangan berharap terlalu tinggi, sebab kecewa akan menghempaskanmu dari ketinggian yang sama" (Anonim) Dahlan Iskan, tiba-tiba menjadi menteri idaman karena perilakunya yang nyentrik cenderung sederhana, mungkin karena dia tidak pernah mau melepaskan ingatan akan masa lalunya yang juga tidak berada di "area WAHH.." Dan dia juga seorang pejabat penyelenggara negara yang menjadi media darling, mungkin karena perilakunya diatas atau karena keramahannya atau prestasi sebelumnya atau karena memang berasal dari kalangan media? Sebetulnya  banyak orang di luar sana - termasuk saya pribadi (tidak ingin menyebut masyarakat/rakyat-pen) memiliki harapan yang  baik terhadap Menteri yang satu ini. Dahlan, sepertinya punya potensi yang memadai dari segi mental dan jiwa kepemimpinan dibalik kesederhanaanya. Ketegasan di dalam cengirannya dan punya kejujuran diantara kebusukan Kabinet Merdeka Utara. Tapi, peristiwa terakhir membuat banyak orang kecewa, terutama penulis. Kita memang tidak dijanjikan penyelesaian hukum atau apapun perihal anggota DPR yang -  jika terbukti - terlibat pemerasan, karena rekam jejak permainan politik hampir selalu mengacaukan persoalan hukum jika itu terkait partai politik. Banyak bukti soal ini, seperti: Hambalang, Wisma Atlet, Bank Century, dll.. Kita juga terlanjur  mendengar bahwa DI akan menyebutkan hampir selusin politisi Senayan, jika Badan Kehormatannya meminta. Ternyata... Dahlan Iskan sama saja dengan para pendukung koruptor lainnya... Beliau hanya menyebut dua orang saja. Jauh dari bayangan dan harapan sekian banyak orang terutama kalangan media. Itu pun  hanya inisial. Inisial? Bukankan rakyat (Terutama mereka yang ada di luar Jawa) tidak pernah menghafal  lebih dari 10 nama wakilnya di DPR? Bukankan ini menjadi tebak-tebakan yang tidak penting dan menggelisahkan? Menggelisahkan, mengingat kritisnya keberlangsungan negeri ini karena perilaku koruptif para pejabat dan pengusaha. Hanya dua orang dan dua lembar? Bukankah DI yang menggembar gemborkan soal 10 orang yang melakukan "Kong X Kong" akan di ungkapkan sendiri olehnya? Lalu mengapa malah melepas tangan dan membiarkan anggota BK DPR sendiri yang mengungkapkan? Sesuatu yang tidak mungkin... Bukankah ini tindakan pengecut dari seorang calon pemimpin "potensial"? Rakyat ingi transparansi. Buka-bukaan...!!! Keputusan Dahlan Iskan yang terkesan berada dibawah tekanan atau memang hanya asal ngomong, menjadikan harapan akan pemberantasan korupsi jadi kekecewaan. Kekecewaan terbesar terutama pada kesan bahwa ternyata Dahlan hanya seorang "pembual". Bagaimana mungkin, kelak jika benar DI menjadi pemimpin utama Merdeka Utara, akan mampu bekerja sesuai keinginan rakyat banyak, jika soal penyebutan nama saja dia 'bugkam' karena "ditekan"? Seorang pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah yang tetap mau bicara dan bertindak atas nama kebenaran untuk kepentingan Bangsa dan Negara sekalipun dalam "ancaman" misalnya. Seorang pemimpin yang Indepeden, tidak memihak kecuali kebenaran, tanpa beban - tak tertekan karena benar, akan menuai simpati dan layak untuk dijadikan orang nomor satu. Dahlan Iskan, bukan orang itu. Karena ternyata ia lebih memilih  untuk memihak, kepada siapapun itu, baik Presiden dan partainya ataupun koruptor yang belum tentu masuk penjara. Kecewa? Itu pasti, walaupun mungkin DI punya alasan "takut fitnah". Tapi bukanlah media yang mengarang cerita soal janji 10 nama kan? DI sendiri. Maaf pak Dahlan... Pergilah ke Neraka dengan nama-nama yang mungkin coba anda lindungi. Dan anda harus mulai lagi dari nol  untuk memulihkan kepercayaan sebagian besar orang karena anda bukan lagi calon pemimpin yang penulis harapkan akan memimpin negeri ini kelak. Salam Narsis, =SachsTM= *)Penulis, seujung kukupun tidak ada apa-apanya  dibanding sang menteri, ini hanya soal kekecewaan. Dan inilah opini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun