Mohon tunggu...
Adie Sachs
Adie Sachs Mohon Tunggu... Penulis - Hanya Itu

Happy and Succesfull... #Alert #Reveal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ani Bantah Atur Kabinet, Lampiaskan Stress di Medsos

16 Januari 2014   18:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:46 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389900012862640750

[caption id="attachment_316310" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]

Ibu Negara Ani Yudhoyono pernah mendapat gelar sebagai wanita paling berpengaruh di Indonesia beberapa tahun silam. Bersandingan dengan Sri Mulyani sang menteri keuangan dan beberapa lagi diantaranya dengan profesi politisi dan pengusaha. Pengaruh Ibu Ani bukan karena kemampuannya menggalang dana seperti Hillary Rodham Clinton, bukan pula kemampuan mengubah hidup banyak orang seperti Oprah Winfrey yang menginspirasi di AS, bahkan dunia. Lalu apa pengaruh Ny, Ani?

Ani masuk daftar sebagai wanita berpengaruh diketahui sebagai orang yang mampu mempengaruhi kebijakan Presiden. Putri pahlawan G30S-PKI, Sarwo Edhie itu memiliki posisi dimana dia bisa mempengaruhi SBY lebih dekat dari siapapun karena merupakan istri presiden Republik Indonesia.

Alasan pengaruh Ibu Ani yang begitu kuat bagi seorang Susilo Bambang Yudhyono menjadikan beliau sebagai target penyadapan agen asing. Peran kuat Ani yang sukses mengarahkan suaminya seolah berselisih dengan presiden sebelumnya, Megawati Soekarnoputri. Seperti yang disadari Alm. Taufik Kiemas, Mega dan SBY seolah dua kutub politik yang berbeda tetapi sebenarnya ada seorang yang menjadi "tembok" diantara mereka. Kesuksesan yang menjadi salah satu referensi selain upaya Ani mempersiapkan masa depan anak anak dan saudaranya dalam pentas politik.

Sebelumnya, media utama di Australia ramai merilis hasil penyadapan intelijen Negeri Kanguru terhadap telepon Ibu Negara, Kristiani Herawati, pada 2009. Saat itu SBY yang menang telak dalam pemilihan presiden hendak memasuki periode kedua masa kepresidenannya. Kemenangan yang sudah ditentukan jauh sebelumnya itu didasarkan pada berbagai hasil pembangun opini publik bantuan mereka.

Keputusan lembaga telik sandi Australia, Defence Signal Directorate (DSD) menyadap Bu Ani karena didasari pada posisinya sebagai orang yang paling berpengaruh terhadap SBY. Ia juga dianggap tengah menyiapkan kursi kekuasaan untuk putra sulungnya, yang juga perwira aktif di TNI, Agus Harimurti Yudhoyono. Rencana penyadapan terhadap Bu Ani pada 2009 pun sudah dipersiapkan dua tahun sebelumnya, yakni 2007.

Media The Australian yang mendapat bocoran dari WikiLeaks yang membesarkan nama Julian Assange, mengabarkan ke dunia. Sebuah kawat diplomatik tertanggal , 17 Oktober 2007, dikirim dari Kedutaan Australia di Jakarta kepada diplomat Amerika Serikat di Canberra dan CIA. Isi kawat diplomatik berjudul A CABINET OF ONE -- INDONESIA'S FIRST LADY EXPANDS HER INFLUENCE itu adalah peran Bu Ani yang kala itu sudah tiga tahun menjadi ibu negara.

Dalam bocoran rencana penyadapan itu terdapat pesan bahwa broker kekuasaan yang baru di Indonesia bukanlah Jusuf Kalla yang saat itu masih Wakil Presiden, tetapi justru Bu Ani. Sehingga Ani perlu "dilihat" lebih dekat meski bukan bagian dari kabinet suaminya, apalagi peran Ibu Ani sebagai istri SBY membuatnya memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan di pemerintah Indonesia. Disisi lain, gelagat perpecahan antara SBY dan JK sudah kentara, disinyalir keduanya tidak akan berpasangan lagi pada pemilu 2009. Benar saja, JK maju sebagai capres menantang SBY yang akhirnya memilih Boediono yang memiliki akses perbankan.

Pada akhirnya Ny. Ani angkat bicara tentang tudingan dirinya ikut campur dalam penyusunan kabinet pemerintahan yang dipimpin suaminya, SBY. Ani juga menegaskan tak pernah mencampuri urusan pemerintahan. Meski tidak menjawab tudingan perannya memperlebar jarak antara suaminya dengan istri Taufik Kiemas. Ani hanya menjelaskan bahwa peran dirinya sebatas Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), bukan di tataran kabinet.

Ibu Ani menyampaikan, bahwa rapat paripurna SIKIB, bukan paripurna Kabinet. “Jadi ibu-ibu sekalian yang saya hadiri rapat paripurna SIKIB (SIKIB), bukan sidang kabinet. Saya tak pernah hadir pada sidang kabinet yang dipimpin Bpk Presiden,” kata Ani dalam rapat paripurna SIKIB II di Istana Negara, Jakarta, Kamis (16/1 seperti dikutip dari vivanews.com) Ia menyampaikan, dirinya pun tidak pernah ikut campur urusan kabinet. Kabinet yang membentuk adalah Presiden, dengan segala tanggungjawabnya. “Jadi ini yang saya harus sampaikan terus-terusan kepada ibu-ibu sekalian, saya tidak pernah mencampuri urusan kabinet. Kabinet sendiri yang membentuk bapak presiden dan yang tanggung jawab adalah presiden. Saya tidak ikut-ikutan dalam masalah itu,” ujarnya [sumber:metrotvnews.com].

Bagaimanapun, pembelaan diri Ibu Ani tidak begitu signifikan mengubah pandangan khalayak soal pengaruh beliau pada SBY. Setiap kepala negara du Indonesia tidak luput dari tudingan demikian seperti Gus Dur dengan pembisiknya, Megawati dengan Taufik Kiemas-nya atau Soeharto dengan Ibu Tien-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun