Sekitar setahun yang lalu, saya sempat mengantar saudara saya ke tempat servis laptop. Laptopnya memang sedang "sakit". Layarnya blank, enggak muncul tulisan sama sekali. Coba di-restart pun sama saja. Sepertinya "penyakit"-nya kumat, dan itu kali ketiga saudara saya mesti memperbaiki laptopnya.
Andaikan itu adalah "laptop lawas" yang sudah bertahun-tahun dipakai, tentu kita dapat maklum. Sebab, laptop itu jelas telah memasuki "usia senja"-nya. Tentu sudah banyak komponen-komponen di dalamnya yang "aus". Butuh pergantian dengan yang baru. Supaya kinerjanya kembali prima.
Namun, masalahnya, ini adalah laptop baru. Saudara saya baru beli beberapa bulan, tapi ia malah harus bolak-balik ke tempat servis lantaran laptopnya terus bermasalah.
Untungnya, saudara saya beli laptop ori, yang punya garansi selama beberapa tahun. Makanya, ia enggak perlu keluar uang banyak untuk ganti komponen, yang kalau dihitung-hitung bisa senilai 1/3 harga laptopnya. Garansi telah "menyelamatkan" laptop dan tentu saja uang di kantongnya berkali-kali.
Setelah laptopnya dibongkar dan diperiksa, baru diketahuilah sumber "penyakit"-nya; hardisk internal-nya ternyata "jebol". Komponen itu sudah enggak bisa dipakai lagi, dan mesti diganti dengan yang baru. Kerusakannya ternyata bersifat permanen.
Kerusakan semacam itu sebetulnya biasa terjadi. Namun, yang enggak biasa adalah bahwa kerusakan itu terus berulang di komponen yang sama. Ya, bukan sekali itu saja, hardisk internal laptop saudara saya rusak. Kalau dihitung dengan yang ini, sudah tiga kali, hardisk internal-nya mengalami kerusakan! Wah!
Yang bikin saya heran, apa yang menyebabkan hardisk-nya terus-terusan "jebol"? Kualitasnyakah yang rendah? Ternyata bukan. Hardisk itu nyatanya original. Seharusnya sesuatu yang ori itu lebih awet dipakai sebab kualitasnya sudah terukur dan teruji di pabrik sebelumnya.
Kalau bukan, lantas apa? Usut punya usut, semua kerusakan itu disebabkan oleh kebiasaan saudara saya dalam bermain game di laptopnya. Saudara saya memang senang main game online, dan, kalau sudah duduk di depan laptop, ia memang bisa "lupa" waktu.
Bagi saudara saya, waktu bisa terasa "singkat" di dunia game. Makanya, ia betah menghabiskan berjam-jam waktunya duduk di depan monitor. Oleh karena ia memakai laptop biasa, laptopnya menjadi lebih cepat panas, dan itu menyebabkan kerusakan pada beberapa kompenen di dalamnya, termasuk hardisk internal.
Kerusakan seperti itu sebetulnya bisa dihindari kalau sejak awal, saudara saya membeli laptop khusus bermain game. Laptop jenis ini memang beda dengan laptop pada umumnya. Ia sengaja didesain punya performa yang lebih tinggi. Makanya, ia mampu dihidupkan dalam jangka waktu lama tanpa mengalami penurunan kualitas.
Kini telah tersedia berbagai macam laptop khusus game. Satu di antaranya ialah Predator Helios 300 (PH315-51) Special Edition, yang dibuat oleh Acer. Laptop yang mayoritas didominasi oleh warna putih itu punya spesifikasi tertentu.