Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Motor Lawas Butuh Bensin Berkualitas?

3 Februari 2018   10:54 Diperbarui: 13 Februari 2018   17:18 4841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah SPBU di dekat rumah saya ramai didatangi pengemudi sepeda motor (sumber: dokumentasi pribadi)

Performa Mesin Bergantung Pada Perawatan dan Pilihan Bensin

Kemudian, apa yang "resep" supaya performa motor tetap terjaga biarpun usianya telah mencapai "satu dekade" seperti motor saya? Perawatan yang rutinlah jawabannya. Saya terbiasa menyervis motor tersebut di bengkel minimal sebulan sekali.

Pertamina menuju EURO 4 demi terjaganya lingkungan dan performa kendaraan (sumber: dokumentasi pribadi)
Pertamina menuju EURO 4 demi terjaganya lingkungan dan performa kendaraan (sumber: dokumentasi pribadi)
Pengecekan secara berkala tentunya akan mampu mendeteksi "penyakit" yang akan merongrong motor, seperti rantai yang aus, gir yang tumpul, dan oli yang kering. Makanya, sebelum motor mogok di tengah jalan, kita bisa melakukan antisipasi sebelumnya.

Selain itu, pilihan bahan bakar yang dikonsumsi mesin juga berpengaruh. Sudah sejak lama, motor saya "menikmati" pelbagai jenis "minuman", seperti Pertamax, Pertalite, dan Premium. Di antara semua "minuman" itu, motor saya ternyata menyukai Pertamax. Buktinya, setelah diberi pertamax, motor saya menjadi lebih "enteng" dikendarai. Hahahahahahahaha.

Hal itu bisa terjadi karena kandungan oktan yang terdapat di Pertamax mencapai 92. Makanya, kemudian pembakaran yang berlangsung di mesin lebih bersih. Hal itu juga sering ditegaskan oleh montir yang "merawat" motor saya. Dia berkata bahwa pilihan konsumsi bahan bakar turut berpengaruh pada kebersihan mesin. Semakin tinggi oktan suatu bahan bakar, semakin bersih pula proses pembakaran mesin.

Makanya, hal itu kemudian mampu mengurangi pencemaran lingkungan, sebagaimana "haluan" yang ditetapkan pemerintah bahwa Indonesia sedang menuju EURO 4. Apa itu EURO 4? EURO 4 adalah standar yang ditetapkan oleh negara-negara Uni-Eropa.

Standar yang berlaku sejak tahun 1988 itu kemudian "diadopsi" di hampir semua negara di dunia. Standar tersebut mensyaratkan bahwa setiap kendaraan, baik mobil maupun motor, harus memiliki kadar gas buang yang berada di bawah ambang tertentu.

Indonesia kini masih memberlakukan EURO 2 berdasarkan Kepmen LHK No.141 tahun 2003 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru sejak tahun 2007. Jadi, kita cukup tertinggal karena sekarang negera-negara dunia sudah menerapkan EURO 4.

Makanya, kemudian pemerintah serius mencanangkan penerapan EURO 4. Pasalnya, dengan menerapkan standar tersebut, kita tak hanya dapat meminimalisasi pencemaran lingkungan, tetapi juga meningkatkan "gairah" industri otomotif di tanah air. Sebab, kalau kita masih memakai standar EURO 2, sementara negara-negara lain umumnya sudah menggunakan standar EURO 4, kita akan sulit mengekspor kendaraan ke luar negeri. Makanya, kita perlu menyamakan standar yang berlaku di mancanegara agar proses ekspor tersebut dapat berjalan lancar.

Untuk memenuhi standar tersebut, Pertamina, yang mewakili pemerintah, kemudian harus mampu menghasilkan BBM standar EURO 4 minimal secara bertahap. Saat ini beberapa kilang Pertamina, seperti di Cilacap, Balikpapan, dan Balongan, sudah bisa memproduksi BBM dengan kadar sulfur rendah, khususnya Pertamax Turbo. Itu merupakan bagian dari tahapan menuju BBM standar EURO 4.

Kemudian, jika pemerintah, yang "diwakilkan" oleh Pertamina, sudah siap, apakah masyarakat juga telah siap menyambut EURO 4 pada masa depan? Tentu saja. Sebab, perubahan akan tetap terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun