Mohon tunggu...
Ghani N.C
Ghani N.C Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya seorang anak manusia yang terus-menerus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramai-ramai Bungkam di Hari Terakhir Andi...

9 Desember 2012   03:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi itu, (jumat, 17/12) suasana kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga terlihat berbeda. Lobi utama Kemenpora tampak dipenuhi wartawan baik dari media cetak maupun media elektronik, beberapa wartawan bahkan mengaku telah menunggu di lobi Kemenpora sebelum jam kerja Kemenpora dimulai.

Berkumpulnya para juru warta itu terkait dengan penetapan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng sebagai tersangka dan telah berlakunya pencekalan terharap mantan juru bicara Presiden tersebut. Saat itu. Andi Dijadwalkan melakukan jumpa pers terkait status hukumnya.

Setelah lebih dulu menghadap ke Istana untuk mengajukan pengunduran diri, Andi akhirnya tiba di kantornya sekitar pukul 9 pagi dengan menggunakan mobil pribadi Toyota Camry bernomor polisi B 8511 QU, bukan lagi dengan mobil dinas negara Toyota Crown Royal Saloon yang dihiasi nomor polisi RI 45.

Tidak banyak kata-kata yang keluar dari mulutnya ketika turun dari mobil, ia pun tidak langsung memberikan keterangan pers, tapi langsung menuju kantornya di lantai 10.Baru sekitar 10, Andi memberikan keterangan pers di ruang media Kemenpora.

Dengan muka yang tegang dan sedikit senyum yang terlihat dipaksakan, Andi menjelaskan mengenai pengunduran dirinya dari jabatan Menpora dan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat. Beberapa Deputi dan Kepala Biro yang mendampinginya pun terlihat memasang muka tegang. Andi pun sempat membantah keterlibatannya dalam korupsi Hambalang.

Keterangan Pers itupun selesai tanpa ada kesempatan untuk bertanya bagi wartawan. Wartawan yang mencoba untuk mendalami lebih lanjut dengan melakukan doorstop pun harus kecewa karena Andi hanya bungkam meskipun dikerumuni alat perekam, kamera televisi dan foto dari para wartawan, salah seorang staf Andi yang mendampinginya keluar malah sempat berkata "jangan dijawab, jangan dijawab" kepada Andi saat dikerubungi wartawan.

Bungkamnya Andi pun berlangsung hingga menjelang dan selesai shalat Jumat, tidak ada sama sekali komentar substansial mengenai kasusnya yang terlontar dari mantan Menpora itu, "Sekarang saya lagi beres-beres kemudian pulang," ujarnya singkat. Hingga menuju pintu mobil untuk meninggalkan Kemenpora sekitar pukul 13.30 pun Andi tetap bungkam.

Bungkamnya Andi ternyata menular ke staf Kemenpora lainnya, Staf khusus Kemenpora, Ivana Lie yang biasa menyambut ramah pertanyaan wartawan, bahkan enggan menjawab pertanyaan wartawan yang sedianya ingin bertanya hal lain diluar kasus Menpora. Sekretaris Menpora, Yuli Mumpuni juga bungkam ketika dimintai konfrimasi mengenai pekerjaan di Kemenpora nantinya, "Jangan kejar saya", ujar Yuli sambil dikerumuni keamanan dalam Kemenpora menuju lift ke ruang kerjanya.

Hal yang sama pun dilakukan oleh Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Djoko Pekik Irianti. Djoko yang usai menerima perwakilan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di ruangannya memilih menghindari wartawan dengan turun menggunakan tangga dan langsung menuju mobilnya yang diparkir di halaman belakang Kemenpora. Tindakan Djoko ini pun tidak diketahui wartawan yang menunggunya di pintu depan, sehingga menimbulkan kekecewaan wartawan yang sebenarnya ingin bertanya soal pertemuan tadi.

Semoga bungkamnya para pejabat Kemenpora ini tidak berlangsung lama sehingga tidak makin banyak menuai kekecewaan wartawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun