Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Syech Abdullah Abbas, Pemikir Islam Moderat Jadi Kebanggaan Darul Funun

3 September 2018   15:38 Diperbarui: 3 September 2018   15:47 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir. Soekarno saat berkunjung ke lembaga pendidikan Islam Darul Funun tahun1943 diapit oleh Syech Abbas Abdullah (kiri) dan kanan Syech Mustapa. (DOK. DARUL FUNUN)

SETELAH Ir. Soekarno dibebaskan Belanda dari tawanan di Pulau Bangka tahun 1943, dia tidak langsung berangkat ke tanah Jawa, tapi lebih dulu mengembara ke Pulau Sumatra menemui tokoh ternama di tanah perjuangan ini. 

Salah satu tokoh Islam yang ditemui Soekarno adalah Syech Abbas Abdullah, pimpinan lembaga Pendidikan Islam Darul Funun el Abbasiyah, di Jorong Padangjapang, Kenagarian Vll Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.

Dalam pertemuan itu, Syech Abbas Abdullah 'menghadiahi' Soekarno sebuah peci hitam, agak lebih tinggi dari peci hitam yang sebelumnya dipakai Soekarno. Soekarno sangat senang dengan pemberian Syech Abbas dan peci hitam tinggi itu selalu dipakainya ke mana saja.

Sampai sekarang foto kunjungan Ir. Soekarno yang kelak menjadi Presiden pertama Republik Indonesia ke lembaga pendidikan Darul Funun itu terdokumentasi dengan baik. Foto bersejarah itu bisa disaksikan di ruang utama kantor pondok pesantren tersebut.

Dalam catatan sejarah, Syech Abbas Abdullah adalah tokoh Islam moderat yang mempertemukan peradaban barat dan timur dalam dunia pendidikan. Bahkan, beliau juga Imam Jihad untuk Sumatra Tengah dalam menghadapi perlawanan penjajah Belanda.

Selaku tokoh pemikir Islam moderat, Syech Abbas Abdullah mampu menggembleng semangat cinta tanah air lewat Darul Funun yang dipimpinnya. Darul Funun didirikan Syech Abbas tahun 1875. Artinya, saat ini usia pondok pesantren itu sudah berusia 143 tahun. Usia yang sudah lama. Namun, lembaga pendidikan ini terus berkembang sesuai dengan zaman.

Majelis Guru Darul Funun bersama kepala sekolahnya, H. Adia Putra.
Majelis Guru Darul Funun bersama kepala sekolahnya, H. Adia Putra.
Banyaknya piala sebagai bukti prestasi membanggakan lembaga pendidikan Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Banyaknya piala sebagai bukti prestasi membanggakan lembaga pendidikan Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Pimpinan Darul Funun, H. Adia Putra.
Pimpinan Darul Funun, H. Adia Putra.
Rumah susun yang dibangun pemerintah sangat berarti mendukung lembaga pendidikan Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Rumah susun yang dibangun pemerintah sangat berarti mendukung lembaga pendidikan Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Pelajar Darul Funun berlatih jadi penggerek Bendera Merah Putih. (DOK. PRIBADI)
Pelajar Darul Funun berlatih jadi penggerek Bendera Merah Putih. (DOK. PRIBADI)
Salah satu bangunan megah milik Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Salah satu bangunan megah milik Darul Funun. (DOK. PRIBADI)
Kini, Darul Funun semakin membanggakan. Jumlah santrinya 'meledak' saat penerimaan murid baru. Jumlah empat lokal belajar yang ada saat ini tentu tak bisa menampung semua peminat sehingga calon murid baru dengan berat hati ada yang terpaksa ditolak.

Pimpinan Darul Funun, Adia Putra, mengatakan pihaknya sedang berusaha membangun empat lokal belajar tambahan yang diharapkan bisa terealisasi pada tahun anggaran 2019 mendatang. Informasi itu diterimanya dari Pemprov Sumbar bersama anggota DPRD Sumbar, Guspardi Gaus.

Eksistensi Darul Funun tentu berkat kerja keras jajaran majelis gurunya yang dipimpin H. Adia Putra bersama pengurus yayasan yang diketuai H. Afifi Fauzi. Beragam medali dan penghargaan sebagai bukti prestasi santri Darul Funun menghiasi ruang tamu pondok pesantren itu. Begitupun dengan alumninya yang banyak diterima di lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta di berbagai kawasan Indonesia.

Keunggulan Darul Funun di antaranya komunikasi santri dalam Bahasa Inggris, dakwah, muhadarah, dan lebih penting lagi, kepribadian sebagai calon pemimpin bangsa masa mendatang.

Saat ini Darul Funun punya 487 orang santri. Mereka terbagi dalam jenjang pendidikan tsanawiyah, Aliyah, dan pesantren dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 53 orang. Menurut Adia Putra, seluruh guru diupayakan kesejahteraannya oleh pihak yayasan, termasuk didaftarkan sebagai peserta BPJS, koperasi, dan program lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun