Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Bersarung di Tengah Dinginnya Sungainanam

13 November 2017   13:24 Diperbarui: 13 November 2017   13:43 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Sungainanam selalu pakai sarung dan jaket tebal untuk menahan dingin ketika mengikuti wirid di Masjid Nurus Saadah, yang selalu ramai jemaahnya. Kebanyakan mereka adalah petani sayuran yang sukses. (DOK. PRI)

DINGINNYA Nagari Sungainanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memang tidak tertahankan bagi mereka yang sekali-sekali berkunjung ke daerah itu. Dinginnya sungguh-sungugh menusuk tulang, terutama pada malam hari sampai paginya. Setelah matahari terbit, rasa dingin mula berkurang seiring cerahnya siang yang diiringi cahaya matahari.

Bagi masyarakat setempat, cuaca dingin sudah kebiasaan. Mereka selalu siap sesuai musimnya. Kalau siang, saat berkebun sayur, mereka sudah rutin mengenakan pakaian yang tahan cuaca dingin. Hanya wajah saja tak dibungkus pakaian. Anggota buuh yang lain ditutupi dengan kain.

Malam hari, warga Sungainanam yang keluar rumah, seperti 'maota' di warung kopi, pakai sarung, bahkan sampai menutup kepala, kecuali wajah. Begitu juga saat di masjid ataupun surau, sudah mentradisi mereka pakai sarung sampai ke kepala untuk menahan dinginnya cuaca yang sungguh Allahurabbi. Biasanya, bagi pendatang yang akan bermalam di Sungainanam, sebelumnya sudah dipesankan untuk membawa pakaian tebal, seperti jeket dan syal pembalut leher.

Di balik itu, dinginnya Sungainanam membawa rahmat luar biasa bagi rakyatnya. Buktinya, sayuran tumbuh subur, puluhan ton dihasilkan nagari ini setap hari. Seperti bawang merah, kentang, lobak, dan sejenisnya.

Luar biasa nikmat Allah yang diturunkan ke negeri ini. Berkat hasil sayurannya yang berlimpah, diiringi rasa syukur, rajin beribadah, menjauhi dosa dan perbuatan tercela, pandai memanfaatkan uang, patuh pada petunjuk ulama ataupun ustaz, Allah membuktikan janjinya, bahwa manusia yang taat pada-Nya, maka rezekinya terus ditambah. Setiap jadwal pemberangkatan umrah ke tanah suci, puluhan petani sayur Sungainanam selalu berangkat ke Tanah Suci. Alhamdulillah. *

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun