Mohon tunggu...
Adib Abadi
Adib Abadi Mohon Tunggu... Eklektik

Tertarik pada dunia buku, seni, dan budaya populer.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pelaku Judi Online Diringkus Polisi, Kunto Aji Pertanyakan Logika Hukumnya

6 Agustus 2025   13:03 Diperbarui: 6 Agustus 2025   13:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Logika ini, yang sering disebut logika njlimet ala Indonesia, memang kadang bikin kita geleng-geleng kepala. Di satu sisi, kita tahu bahwa judi itu haram, melanggar hukum, dan merusak. Tapi di sisi lain, kalau ada bandar judi yang berani lapor ke polisi, lha itu bandar kayaknya lebih sakti mandraguna dari dukun yang jago santet.

Polisi berdalih, penangkapan ini berdasarkan laporan masyarakat pada Kamis, 10 Juli 2025. Pertanyaannya, masyarakat mana? Apakah masyarakat yang juga dirugikan bandar? Atau jangan-jangan, jangan-jangan, ini spekulasi saya saja ya, jangan dianggap serius, jangan-jangan... si bandar ini yang melapor?

HADEHHH, PUSING AKU TUH!

Tapi, ya sudahlah. Anggap saja ini bukan cuma soal judi online. Ini soal semesta realitas masyarakat kita yang kadang memang tidak terduga. Kita hidup di negara di mana tukang bubur ayam bisa kena razia karena jualan di pinggir jalan, sementara pabrik ilegal yang jelas-jelas merusak lingkungan bisa lolos. Kita hidup di mana seseorang bisa masuk penjara karena mengkritik pejabat, sementara pejabatnya sendiri masih bisa santai makan siang di restoran mewah.

Semua itu bikin saya mikir, kita ini sebenarnya hidup di semesta yang bagaimana? Dunia yang di mana, hukum itu hanya berlaku untuk orang-orang tertentu? Hukum yang seolah-olah bisa dibengkokkan sesuai kepentingan, asal punya kuasa atau punya uang?

Saya gak tahu harus jawab apa. Saya juga bukan ahli hukum. Saya cuma wong cilik yang setiap hari cuma bisa menyimak berita dan mencoba mencerna dengan kepala yang kadang pusing. Berita ini, bagi saya, adalah pengingat bahwa realitas kita seringkali lebih aneh dari fiksi.

Ini juga pengingat bahwa kalau kita mau "bermain" di dunia yang penuh jebakan, kita harus cerdas. Bukan cerdas dalam artian bisa mengakali sistem, tapi cerdas dalam artian bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Cerdas untuk tidak ikut-ikutan.

Seperti kata Mas Kunto Aji, "Stop main judi aja sih kalau kataku, uang panas juga hasilnya." Kalimat yang sederhana tapi maknanya dalam sekali. Karena pada akhirnya, mau kita jadi pemain yang "cerdas" atau pemain yang "biasa", kita tetap berurusan dengan hal yang salah. Dan ujung-ujungnya, siapa pun yang jadi korban, yang jelas-jelas menang cuma bandar.

Mungkin, hikmah dari kejadian ini adalah kita harus lebih sering lagi bertanya. Bertanya, "kok bisa?" Bertanya, "kenapa?" Bertanya, "siapa yang diuntungkan?" Jangan sampai kita menelan mentah-mentah setiap informasi yang disuguhkan, apalagi yang sudah jelas-jelas bikin logika kita miring.

Jadi, sekarang pertanyaannya kembali ke kita semua. Kalau ada pemain judi online ditangkap karena merugikan bandar, apakah kita harusnya ikut bersyukur karena satu perbuatan haram sudah ditangani, atau justru kita harus prihatin karena yang seharusnya juga ditangkap (yaitu si bandar) malah jadi korban?

Mari kita renungkan bersama-sama, sambil menyeruput secangkir kopi hangat, melihat dunia yang kadang memang lucu tapi juga menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun