Kata Ngabuburit berasal dari Bahasa Sunda, Nga = sengaja, buburit = sore menjelang malam. Jadi arti ngabuburit secara gamblangnya adalah menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa-pada waktu bulan Ramadan tentunya.
Sayang sekali tempo hari ada seorang DPR berkeberatan kepada seorang Kepala Kejaksaaan Tinggi untuk menggunakan bahasa Sunda. Saya kira oknum DPR tersebut kurang mendalami bahasa Kesatuan Bahasa Indonesia dengan baik. Bahasa Sunda sendiri adalah bahasa yang sangat kaya dan memberikan sumbangsih bagi pembendaharaan kosa kata bahasa Indonesia. Contoh kata yang berasal dari bahasa Sunda: AA, Ajengan, Ratu, Gemah Ripah Repeh Rapi, Walini, Akang, Pantun, Reog.
Seputar Alun-Alun Bandung
Kegiatan ngabuburit kali ini dilakukan di seputaran alun-alun Bandung. Jalan santai bersama keluarga menelusuri pertokoan sungguh mengasyikan, sambil melihat-lihat barang atau sekedar menengok pakaian, baju, sepatu yang sudah di pajang label discount Lebaran -barangkali harganya pas dengan uang di dompet- kalau tidak terjangkau/ mahal harganya, ya skip saja.Â
Secara administratif pusat kota Bandung berada di alun-alun Bandung dengan alamat, Jalan Asia-Afrika, Kebon Pisang, Balonggede. Luas alun-alun Bandung adalah 1.200 Meter Persegi. Menurut Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) kota Bandung tahun 2024, harga tanah di mainroad Jl. Asia- Afrika, Nilai Jual Objek Pajaknya (NJOP) berkisar antara Rp15.000.000,00-Rp 20.000.000,00 per Meter Persegi. Sungguh harga tanah yang fantastis!
Di alun-alun ini terdapat masjid agung yang benama, Masjid Raya Bandung, sepasang menara tinggi berdiri kokok di sebelah kanan-kirinya. Di depannya ada taman dengan rumput sintetis yang siapapun boleh melepas lelah setelah berjalan kaki di rumput itu; duduk-duduk, selonjoran, bermain bola, bermain balon. Di bawah taman rumput sintetis itu terdapat parkiran luas yang cukup nyaman dan aman. Bagi siapapun  yang mau berkunjung ke alun-alun kota Bandung dengan  menggunakan kereta api Bandung, jarak dari Stasiun kereta ke Masjid Raya Bandung sekitar 2,5 Km.
Gedung Asia-afrika
Beralih dari Masjid Raya Bandung dan seputar pertokoan di alun-alun Bandung, ngabuburit dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah gedung Asia-afrika tempat Konferensi Asia- Afrika (KAA) yang mempertemukan negara-negara Asia -Afrika untuk bersatu menolak segala bentuk penjajahan. Pertemuan ini yang dilaksanakan pada 18--24 April 1955 di Bandung, Jawa Barat. KAA juga dikenal sebagai Konferensi Bandung.
Sebelum mencapai gedung Konfrensi Asia-Afrika disambut kalimat puitis karya kang Pidi Baiq (penulis novel Dilan), tentang kota ini. Berikut kalimatnya,"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi"-- Pidi Baiq.
Komunitas Cosplayer Bandung yang kerap berdandan ala hantu, superhero, dan tokoh Anime ikut memeriahkan ramadan dengan mengajak  orang-orang yang sedang ngabuburit untuk berfoto bersama.