Di sisi religiositas, kita bisa siapkan tulisan soal makna puasa, kiat puasa yang tetap bugar, menjadikan puasa sarana pererat silaturahmi keluarga, makna di balik tarawih, soal konsistensi ibadah, dan sebagainya. Teman-teman pasti punya ide sendiri berkait ini.
Bisa juga soal lain di luar tema ibadah. Misalnya, melihat tren makanan dan minuman selama puasa, kondisi pasar, jajanan dan kuliner, persiapan mudik, zakat fitrah dan kedermawanan sosial, serta lainnya.
Kalau kita baca poin kesatu yakni baca berita media massa, kita akan terbarui terus informasinya. Dari situ kita bisa menyesuaikan dengan isu atau topik yang hendak diulas.
Supaya gampang, tulis itu di papan tulis atau white board. Tulis semua artikel yang hendak kita bikin.Â
Kalau bisa sehari dua artikel, itu bagus. Kalau dapat satu, itu juga oke dan bisa lebih optimal menggarapnya.
Bisa menyimpan ide itu di kertas kerja di laptop. Bikin satu kertas sendiri isinya ide tulisan. Tuliskan apa saja yang mau Anda tulis baik sekarang maupun nanti.Â
Ide itu mahal. Kalau tidak cepat diikat, dia bisa lari. Karena itu, ikat ide dengan menuliskannya.Â
Kalau bisa, ide itu bukan selarik kalimat saja. Namun, kita tulis dahulu poin penting dari rencana tulisannya. Dengan demikian, kita sudah punya kerangka kecil sebelum menuntaskannya menjadi satu artikel utuh.
Keempat, biasakan cepat merespons isu
Kalau ada isu yang tiba-tiba menjadi tren dan kita punya pemahaman dasar yang baik terhadapnya, silakan ditulis. Sebab, perbincangan soal itu sedang ramai.Â
Kita ingin artikel yang kita bikin entah di blog pribadi atau di Kompasiana, bisa juga terbaca warganet.