Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Perjumpaan yang Mengubahkan Hidup"

20 Mei 2022   11:22 Diperbarui: 20 Mei 2022   11:43 4253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                       Sahabat Pembaca! Setiap kali kita mengadakan pertemuan dengan orang lain pasti kita bisa menceritakan kesan atau hasil dari pertemuan tersebut. Ada yang menceritakan kesan dan hasil pertemuanya sangat positif namun ada juga beberapa orang yang menceritakan kesan pertemuannya dengan orang lain negatif. Memang setiap manusia punya kekurangan dan kelebihan sehingga pertemuan dan percakapan dengan orang lain tidak bisa dipastikan selalu memberi kesan positif. Namun, dalam Alkitab, kita bisa melihat pertemuan beberapa orang dengan Tuhan Yesus yang memberikan kesan dan dampak yang luar biasa. Perjumpaan secara pribadi mereka dengan Tuhan Yesus ternyata memberi dampak terhadap perubahan hidup orang tersebut. Beberapa orang yang mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Yesus sehingga hidup mereka berubah, yakni:

                     Kesatu, wanita Samaria. Sahabat Pembaca, biasanya orang-orang menimba air di sumur Yakub adalah di pagi sebelum matahari terbit,  tepatnya sebelum bangsa Israel melakukan aktifitas. Namun, kali ini ada seorang wanita Samaria, yang menimba air tepatnya di siang hari. Walaupun cuaca sangat panas, namun wanita Samaria tetap melakukanya karena ia berharap di siang hari tidak banyak yang melihatnya, karena ia malu dan ditolak oleh masyarakat di sekitarnya karena memiliki sifat moralitas yang kurang bagus sebab ia telah lima kali melakukan gonta ganti pasangan tanpa rasa bersalah dan berdosa. Ditengah teriknya matahari, Yesus yang lebih dahulu tiba di sumur Yakub, menyapa wanita Samaria. Ditengah-tengah perbincangan, wanita Samaria sangat terkejut karena Yesus mengetahui keadaannya yang sebenarnya, padahal sebelumnya ia belum pernah berjumpa dengan Yesus.  Diujung percakapan, Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias seperti yang telah dinubuatkan para nabi. Hal ini membuat wanita Samaria sangat terkejut, akhirnya ia membuka hati dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Wanita yang  kurang bermoral, penuh dengan dosa, namun melalui perjumpaannya dengan Yesus di sumur Yakub, hidupnya berubah dengan total. Ia mengalami pemulihan, bahkan ia segera pergi untuk bersaksi dan memberitakan Injil di daerahnya, dan banyak jiwa yang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Yoh. Yoh. 4:39). Bagaimana dengan kita yang sudah lama percaya dan mengikut Tuhan Yesus, apakah kita sudah bersaksi dan memberitakan Injil seperti wanita Samaria? Kalau kita menyadari bahwa perjumpaan dengan Tuhan Yesus telah mengampuni dan memulihkan kita, seharusnya dengan penuh keasadaran, kita juga menyaksikannya kepada orang lain yang ada disekitar kita supaya mereka juga berkesempatan untuk mendengar tentang Tuhan Yesus dan mereka diselamatkan.

                 Kedua, Petrus. Sabahat Pembaca, Petrus awalnya adalah seorang nelayan. Kemudian dia dipilih dan dipanggil Tuhan untuk menjadi murid-Nya. Yesus berkata bahwa ia akan dijadikan menjadi penjala manusia. Di Penghujung pelayanan Yesus, ketika Yesus memberitahukan untuk ketiga kalinya mengenai pemderitaan-Nya dan cara mati-Nya, dengan mengebu-gebu, Simon Pertus menyatakan bahwa ia akan membela Tuhan Yesus bahkan ia rela mengorbankan nyawanya untuk membela-Nya (Mrk. 14:31). Namun, setelah Yesus di tangkap dan diadili, ternyata Petrus yang tadinya berjanji membela Tuhan Yesus, kini berbelok arah dan menyangkal bahwa ia tidak pernah mengenal Tuhan Yesus. Bahkan ia sampai tiga kali menyangkal dan bersumpah ditengah-tengah persidangan bahwa ia tidak mengenal Yesus. Petrus yang menyadari bahwa ia sudah gagal mengikut Yesus segera berlari dari tengah-tengah persidangan kemudian menangis dan meratapi kegagalannya dalam  mengikut Yesus. Namun, Petrus yang pernah menyengkal Yesus, Petrus yang pernah gagal mengikut Yesus, kini berubah karena setelah Yesus bangkit dari kematian, Yesus menjumpai Petrus dan murid-murid lainnya di danau Tibierias. Di sana Yesus meneguhkan panggilan Petrus untuk melayani-Nya dan menjadi alatnya dalam menggembalakan dan menjangkau jiwa-jiwa. Setelah Petrus mengalami perjumpaan dengan Yesus, apalagi setelah dipenuhi oleh Roh Kudus, pelayanan Petrus berubah secara luar biasa. Petrus yang tadinya penakut dan gagal mengkuti kehendak Tuhan, kini telah dengan berani bersaksi dan menyampaikan firman Tuhan di tengah-tengah ribuan orang. Bahkan Tuhan Yesus memakai Petrus untuk mendemosntarasikan kuasa dan mujjzat-Nya supaya banyak orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

                 Ketiga, Paulus. Sahabat Pembaca, ketika Tuhan menyuruh Ananias untuk menemui dan mendoakan Paulus, Ananias sempat berargumen dan menolak karena Saulus yang  hendak akan ditemuinya terkenal sangat kejam dan jahat, sebab Saulus telah berulang kali menyiksa banyak pengikut Kristus. Bahkan Stefanus sendiri terbunuh di hadapannya.  Namun, Paulus yang kini diminta Tuhan untuk ditemui oleh Ananias bukan lagi Paulus yang  dulu terkenal sangat kejam dan jahat. Bahkan Tuhan, memberi pesan bagi Ananias, bahwa Saulus yang akan ditemuinya akan dipakai menjadi alat-Nya untuk bersaksi bagi raja-raja Israel dan juga bagi bangsa lain (Kis. 9:15). Perubahan hidup Paulus, terjadi ketia ia mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam perjalanannya menuju ke Damsyik. Saulus yang tadinya merencanakan hal buruk bagi pengikut Kristus, kini berubah secara drastis menjadi pengkikut Kristus dan menjadi pemberita Injil bagi bangsa Yahudi terutama bagi bangsa Non Yahudi. Setelah perjumpaannya dengan Tuhan Yesus, Saulus yang tadinya giat menganiaya pengikut Kristus, berubah menjadi giat membela pengajaran Kristus serta giat menabur Injil, bahkan Saulus yang kemudian dikenal sebagai Paulus telah menabur Injil dari wilayah Eropa sampai ke Asia dengan menanggung banyak penderitaan.

                    Pelajaran penting: Sahabat Pembaca, dari wanita Samaria yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus kita belajar, bahwa bagaimana pun dosa yang dilakukan seseorang di masa lalunya namun jika mereka membuka hati untuk menerima dan mengundang Tuhan Yesus dalam hidup mereka ternyata mereka bisa diampuni dan dipulihkan. Bahkan lebih dari itu, mereka bisa dipakai Tuhan untuk menjadi alat-Nya untuk menabur benih Injil, sehingga memenangkan banyak jiwa bagi Kristus.   Atau mungkin ada diantara Sahabat Pembaca, yang merasa sulit untuk lepas dari ikatan dosa di masa lalu, mari buka hati  dan undang Tuhan Yesus dalam hatimu,. Perjumpaanmu dengan Tuhan Yesus akan memulihkan dan melepaskan dari semua ikatan dosa di masa lalu. Tuhan Yesus akan menguduskan dan menyucikanmu bahkan Dia akan memakai hidupmu menjadi alat-Nya dalam menjangkau jiwa-jiwa seperti yang dilakukan-Nya terhadap wanita Samaria yang memenangkan satu wilayah bagi Tuhan. Sementara dari Petrus, kita bisa belajar, mungkin selama ini kita sudah mengakui bahwa kita adalah Kristen. Namun kerap kali masih gagal mengikut Kristus dan masih jatuh dalam dosa. Karena itu, untuk menyelesaikannya kita harus memperbaharui hubungan dan persekutuan kita  melalui doa dan persekutuan dengan Tuhan Yesus. Kita juga harus kembali memperbaharui pengenalan kita akan Tuhan Yesus dan segala karya-Nya. Percayalah, walaupun kita pernah gagal mengikut Tuhan, jatuh dalam  dosa namun jika kita merendahkan hati, bertobat serta  memperbaharui kembali hubungan dan persekutuan kita dengan Tuhan maka kita bukan saja akan menerima pengampunan tetapi juga kesempatan untuk melakukan terobosan dalam pelayanan. Melalui hidup kita akan banyak orang mendengar berita Injil dan kita akan menjadi alat Tuhan untuk menyatakan maupun mendemonstrasikan kuasa dan mujizat-Nya. Selanjutnya, dari  Paulus kita belajar bahwa perjumpaan dengan Tuhan Yesus merupakan pengalaman yang paling indah dan berharga dibandingkan dengan apapun yang pernah kita banggakan dalam dunia ini. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus, akan membawa fokus hidup kita kepada perkara-perkara kekal bukan lagi kepada perkara-perkara duniawi yang bersifat sementara.  Perjumpaan dengan Tuhan Yesus akan menuntun kita untuk terlibat dalam pelayanan, penginjilan dan bersedia berkorban bagi Tuhan dan pelayanan apapun yang menjadi resikonya, supaya nama Tuhan dimuliakan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun