Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rahasia Supaya Doa Dijawab Tuhan

18 Mei 2022   08:45 Diperbarui: 18 Mei 2022   08:50 4658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

                   Sahabat Pembaca! Dalam Luk. 1:5-7, dikisahkan keluarga Zakharia yang berasal dari keturunan Harun yang melayani sebagai imam di Bait Allah. Alkitab menuliskan bahwa keluarga Zakharia hidup dalam takut akan Tuhan dan tidak bercacat. Walaupun demikian, mereka mengalami pergumulan berat, yaitu tidak mempunyai keturunan. Bagi bangsa Israel, kalau ada keluarga yang tidak mempunyai keturunan dianggap sebagai masalah berat dan aib (Luk. 1:25). Keluarga yang tidak mempunyai keturunan dianggap jauh dari berkat dan perkenanan Tuhan. Bagi bangsa Israel mempunyai keturunan merupakan hal yang penting karena melalui keturunannya dapat mewarisi marga, kedudukan serta harta yang diperoleh. Karena itu, dalam Alkitab kita bisa melihat bahwa keluarga Israel yang tidak punya keturunan, kerap kali mengambil budak perempuannya untuk dijadikan istri suaminya supaya melalui budak perempuannya bisa menghasilkan keturunan. Misalnya, kisah Abraham dan Sara. Pada waktu itu, karena Sara mandul, Sara memberikan budaknya, yakni Hagar kepada Abraham. Melalui Hagar, Abraham mempunyai keturunan bernama Ismail. Abraham dan Sara beranggapan bahwa Ismael akan menjadi ahli waris dari Abraham. Namun, sesuai dengan janji Allah, bahwa keturunan Abraham dan Saralah yang akan menjadi ahli waris dari keluarga tersebut. Karena itu, Allah menepati janji-Nya dengan mengaruniakan Ishak di masa tua Abraham dan Sara (Kejadian 16:1-16).

                 Selain bagi bangsa Israel, masyarakat Batak juga masih ada yang menganut pandangan bahwa kalau suatu rumah tangga tidak punya keturunan mereka dianggap tidak diberkati Tuhan. Akibatnya, tidak jarang orangtua dari salah satu pihak menganjurkan supaya anaknya bercerai dan menikah lagi dengan orang lain, supaya bisa menghasilkan keturunan. Sebenarnya pandangan yang demikian adalah keliru, sebab mempunyai keturunan atau tidak, tergantung agenda dan rencana Tuhan bagi keluarga tersebut.

                  Sahabat Pembaca, jika kita melihat Zakharia maka kita bisa belajar bahwa sekalipun ia mengalami suatu pergumulan dalam rumah tangganya, Zakharia membawa perkara tersebut kehadapan Tuhan melalui doa. Pada akhirnya, dalam Luk. 1:13 dicatat bahwa Tuhan menjawab doa yang dipanjatkan oleh Zakharia pada masa tuanya. Dari doa Zakharia yang dikabulkan oleh Tuhan, bisa kita belajar bahwa rahasia doa yang dijawab oleh Tuhan adalah sebagai berikut:

                  Kesatu, berdoa harus dengan konsisten (Luk.1:13). Sahabat Pembaca, ketika Zakharia memulai membangun rumah tangga, sudah pasti Zakharia dan istrinya berdoa supaya mereka punya keturunan. Pada tahun pertama, ketika Zakharia melihat bahwa istrinya belum mengandung, pastilah Zakharia berdoa. Demikian pada tahun kedua, dan tahun berikutnya, ketika Zakharia melihat istrinya belum mengandung, pastilah Zakharia tetap berdoa. Hal ini terlihat ketika Zakharia di masa tuanya sedang melayani di Bait Allah, Zakharia pun masih berdoa dengan topik yang sama, yaitu supaya mereka punya keturunan. Dalam tradisi Israel seseorang dianggap dewasa dan sudah siap membangun rumah tangga jika ia sudah berumur 30 tahun. Sementara mereka dikatakan tua atau lanjut usia kalau umurnya telah di atas 60 sampai 80 tahun. Artinya, kalau dihitung dari usia pernikahanya, maka Zakharia telah berdoa kurang lebih 30 sampai 40 tahun dengan topik doa yang sama, yaitu supaya keluarganya memperoleh keturunan.

                   Sahabat Pembaca, dalam tradisi batak juga, bagi mereka yang memulai rumah tangga pasti sudah berdoa supaya punya keturunan. Bahkan keluarga kedua belah pihak tentu juga akan mendoakan hal yang sama supaya anak mereka segera punya keturunan. Ketika adat pesta pernikahan sedang berlangsung, salah satu doa yang sering dipanjatkan keluarga, dalam bentuk perumpamaan adalah sebagai berikut: "Jongjong rumah ijuk, pado-pado rumah gorga. Tubu anak nabisuk, boru nampuna hata." (Emmatutu). Artinya, semoga keluarga yang baru menikah segera melahirkan anak laki-laki dan perempuan yang cerdas serta mau dinasihati. Selain bangsa Israel, suku Batak, suku mana pun ketika memulai membangun rumah tangga, pasti berharap dan berdoa udah supaya mereka mempunyai keturunan dan doa tersebut akan dipanjatkan terus dengan kosisten sampai keluarga tersebut punya keturunan.

                  Demikianlah Zakharia, berdoa dengan konsisten menyikapi pergumulan hidup yang sedang mereka hadapi. Namun, karena Zakharia berdoa dengan konsisten maka maka Tuhan menjawab doanya di masa tuanya. Sebagai anak Tuhan, supaya Tuhan menjawab doa kita, maka kita harus berdoa dengan konsisten, berdoa dengan tidak jemu-jemu sampai Tuhan mendengar dan menjawab doa kita (Band. Luk. 18:1-8, perumpamaan seorang hakim yang lalim).

                  Kedua, dalam doa harus ada kepentingan Tuhan (Luk. 1:16-17). Sahabat Pembaca, Tuhan menjawab doa Zakharia karena ada kepentingan Tuhan melalui anak yang akan dilahirkan oleh Elisabet, istri Zakharia. Yaitu, untuk mempersiapkan suatu umat yang layak bagi Kristus. Karena itu, tidak heran dalam Lukas 3:1-19, dituliskan bahwa Yohanes, anak yang dilahirkan istri Zakharia menyampaikan berita pertobatan dan bersaksi bahwa Tuhan Yesus datang sebagai Anak Domba yang akan menghapus dosa dunia (Luk. 3:15-18). Bahkan Yohanes sendirilah yang dipakai Allah untuk membabtis Tuhan Yesus (Luk. 3:21). Jadi, Tuhan mengabukan doa Zakharia, karena melalui keturunan yang diperoleh Tuhan punya agenda dan rencana untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus. Dengan demikian, Tuhan pasti menjawab doa kita, jika dalam doa yang kita panjatkan ada kepentingan Tuhan. Karena itu, pastikan dalam doa dan permohonan kita, di dalamnya ada kepentingan Tuhan dan bukan sekedar hanya kepentingan pribadi kita. Kita bisa berdoa supaya Tuhan memulihkan usaha dan pekerjaan yang kita kelola, supaya melaluinya kita bisa memberi dukungan dana untuk perluasan Kerajaan Allah melalui Gereja, misi, dan penginjilan. Kita bisa berdoa supaya pendidikan yang kita tempuh ditolong Tuhan, supaya melalui wawasan dan pengetahuan yang peroleh dapat memperlengkapi dan memberkati banyak orang. Kita bisa berdoa bagi keluarga kita, agar dipulihkan Tuhan supaya menjadi garam dan terang bagi keluarga-keluarga yang lainnya. Ingat, bisa jadi Tuhan tidak menjawab doa kita karena selama ini, kita berdoa hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 4:3 (TB) yang berbunyi: "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."

                   Pada intinya, dalam doa yang kita naikkan kepada Tuhan Yesus, mengenai usaha, pekerjaan, pendidikan, keluarga, dll, di dalamnya harus ada kepentingan Tuhan. Yaitu melalui doa yang dikabulkan Tuhan, bisa menjadi berkat dan sarana untuk bersaksi tentang Tuhan Yesus kepada orang banyak.

                  Ketiga, fokus kepada kuasa Tuhan (Luk. 1:18-20). Sahabat Pembaca, jika kita berdoa maka kita harus fokus kepada kuasa Tuhan, jangan fokus kepada hambatan, tantangan dan rintangan dalam pergumulan yang sedang terjadi. Perhatikanlah, awalnya Zakhira tidak percaya bahwa istrinya akan melahirkan karena sudah tua. Karena itulah, sebagai tanda Zakharia dibuat Tuhan menjadi bisu. Hal ini penting supaya Zakharia tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bisa melemahkan iman istrinya. Hal ini dibuat Tuhan sampai istri Zahkaria melahirkan seorang anak yang diberi nama Yohanes (Luk. 1:61-64). Sahabat Pembaca, jika kita berdoa maka kita harus fokus kepada kuasa Tuhan, jangan fokus pada kekurangan, keterbatasan serta habatan yang kita alami. Ingat, firman Tuhan yang disampaikan Malaikat Gabriel kepada Maria: "Bahwa bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil." (Luk. 1:37). Ketika kita berdoa, sebesar apapun tantangan dan pergumulan yang sedang kita hadapi, kita harus meyakini bahwa doa kita sudah dijawab oleh Tuhan, walaupun secara kasat mata sebenarnya kita belum menerima. (Mrk. 11:24).

                 Kesimpulannya, supaya Tuhan menjawab doa Sahabat Pembaca, maka rahasianya berdasarkan pengalaman Zakharia adalah sebagai berikut: Satu, kita harus berdoa kepada Tuhan dengan konsisten. Dua, dalam doa yang kita panjatkan, di dalamnya harus ada kepentingan Tuhan, jangan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Tiga, dalam doa harus fokus kepada kuasa Tuhan bukan pada keterbatasan, kekurangan dan besarnya masalah yang sedang kita hadapi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun