Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Sikap Orang Kristen dalam Bingkai NKRI"

17 Mei 2022   15:57 Diperbarui: 6 Juni 2022   13:23 3295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

               Sahabat Pembaca, Bangsa Indonesia merupakan bangsa luas dengan jumlah pulau kurang lebih 17.000. Pada tahun 2022, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 273 juta jiwa, yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Berdasarkan laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau MABDA bertajuk The Muslim 500 edisi 2022, ada 231,06 juta penduduk Indonesia yang beragama Islam. Sisanya merupakan penduduk beragama Kristen, Budha, Hindu, dll. Semua perbedaan latar belakang penduduk yang ada di Indonesia kini dipersatukan dalam bingkai Negera Kesatuan Republik Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Artinya, berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.

               Sahabat Pembaca, sebagai orang Kristen yang hidup ditengah-tengah masyarakat yang majemuk, tentu kita menyadari bahwa kelahiran dan kehadiran kita di tengah-tengah bangsa Indonesia adalah ketetapan Tuhan. Sebab tidak ada seorang manusia yang memiliki kapasitas untuk memilih orangtua yang akan melahirkannya, termasuk memilih bangsa kelahirannya. Kedaulatan Tuhanlah yang menentukan siapa orangtua, marga, bangsa, dan kedudukan kita di bangsa ini. Untuk itu, sebagai orang Kristen yang hidup di tengah penduduk yang plural, tentu kita harus menunjukkan sikap dan cara hidup yang benar sesuai dengan firman Tuhan, baik terhadap bangsa, pemerintah, maupun terhadap sesama anak bangsa yang tinggal di NKRI ini.

              Sahabat Pembaca, jika kita memperlajari Alkitab dan cara hidup Tuhan Yesus, maka ada beberapa sikap dan cara hidup yang harus kita perlihatkan supaya kehadiran dan keberadaan kita di NKRI sebagai orang Kristen tidak menjadi batu sandungan, tetapi sebaliknya menjadi anak Tuhan yang turut mendukung kemajuan bangsa serta menjaga kesatuan sebagai sesama.

               Kesatu, sikap atau tindakan terhadap bangsa. Sahabat Pembaca, sebagai orang Kristen kita harus melakukan hal berikut untuk kemajuan bangsa kita, yakni: Satu, memberkati bangsa  melalui perkataan (Yak. 3:9-10). Sebagai anak Tuhan yang tumbuh dan berkembang di bangsa tercinta ini, tentu kita sudah mengetahui tantangan yang sedang dihadapi bangsa ini. Dalam konteks masa Pandemi ini, tentu kita semua mengetahui bangsa kita sedang berjuang mempertahankan keselamatan masyarakat. Selain itu, dampak dari Pandemi Covid-19, membuat bangsa ini berjuang menghadapi masalah perekonomian. Pembatasan mobilitas masyarakat membuat banyak usaha, pabrik, dll menjadi tertutup sementara yang mengakibatkan pendapatan negara menjadi jauh berkurang. Selain itu, dalam hal politik, adanya oknum-oknum tertentu yang ingin menggoyangkan pemerintahan yang sah, di mana mereka ingin juga berkuasa. Tentu masih banyak tantangan dan masalah yang sedang di hadapi bangsa Indonesia saat ini. Karena itu, peran anak Tuhan, di tengah-tengah tantangan bangsa ini sangat penting. Sebagai anak-anak Tuhan, dalam doa pribadi maupun doa bersama, kita bisa mengucapkan berkat dan memohonkan pertolongan Tuhan supaya bangsa ini mampu mengatasi berbagai persoalan yang sedang terjadi. Melaui ucapan dan perkataan, kita harus menunjukkan sikap optimisme bahwa bangsa ini pasti bisa keluar dari berbagai tantangan yang terjadi. Sebaliknya, jangan sampai perkataan kita membuat masyarakat disekitar kita menjadi pesimis dan ragu bahkan jadi takut akan segala persoalan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini. Dua, memberkati bangsa melalui perbuatan. Sebagai anak Tuhan, tentu selain doa, maka partisipasi maupun tindakan yang nyata diperlukan dari hidup kita sebagai bentuk kontribusi untuk membangun bangsa ini dan mengatasi persoalan yang sedang terjadi. Dalam konteks mengahadapi masa Pandemi ini, maka sebagai anak Tuhan, kita harus menjadi teladanan dalam menerapkan protokol kesehatan. Kita juga harus bersedia mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan bantuan kesehatan dan pangan. Ingat, bangsa kita mengandung prinsip gotong royong dalam membangun dan mengatasi persoalan yang sedang dihadapi bangsa ini. Karena itu, sekecil apapun tindakan yang kita lakukan sangat berguna untuk meringakan masalah yang dihadapi bangsa ini.

                Kedua, sikap atau tindakan terhadap pemerintah. Setiap pemerintahan yang sah berasal dari Tuhan. Mereka yang menduduki kursi pemerintahan baik ditingkat pusat maupun daerah merupakan pilihan dan utusan Tuhan untuk menyatakan hukum dan keadilan bagi masyarakat.  Mereka yang menduduki pemerintahan bisa berasal dari latarbelakang ras, agama dan suku yang berbeda dengan kita. Namun, melalui surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, sebagai anak Tuhan kita harus memiliki sikap dan respon yang benar terhadap pemerintahan yang ada. Sikap yang dimaksud adalah sebagai berikut, yaitu; Satu, menaruh hormat terhadap pemerintah (Rom. 13:1). Rasul Paulus mengajarkan jemaat di Roma untuk tetap menaruh hormat terhadap pemerintahan Roma yang sah, sekalipun mereka ada mengalami penganiayaan dan penderitaan yang berat dari pemerintahan Roma pada waktu itu. Demikian juga bagi kita anak-anak Tuhan, meskipun pemerintah belum bisa mendukung keberadaan dan kebebasan anak-anak Tuhan untuk beribadah maupun melakukan persekutuan baik di gereja maupun di rumah-rumah, namun kita harus tetap menghormati pemerintahan yang ada. Maksudnya adalah kita tidak boleh merendahkan, mencacimaki, dan menghina pemerintahan yang ada. Kalau ada keputusan dan tindakan dari pemerintah yang mempersulit dan mengekang kehidupan anak-anak Tuhan, sebaiknya perkara tersebut di bawah dalam doa, sebab Tuhan yang mengangkat pejabat pemerintahan adalah Tuhan yang sanggup menjamah dan mengubahkan hati manusia. Dua, menaati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah (Rom. 13:2). Selain menghormati pemerintah, Rasul Paulus juga menasihati jemaat di Roma supaya mereka menaati peraturan yang diputuskan oleh pemerintah. Salah satu, contoh bentuk ketaatan jemaat di Roma terhadap pemerintah harus nampak dalam hal membayar pajak. Demikian juga bagi kita anak-anak Tuhan, kita harus memiliki sikap yang taat untuk melakukan peraturan dan ketetapan yang sudah diputuskan oleh pemerintah. Banyak kebijakan dan peraturan dari pemerintah yang sudah tertuang dalam Undang-Undang yang harus kita taati.  Namun, salah satu bentuk ketataan kita terhadap pemerintah adalah taat membayar pajak dari kekayaan yang kita peroleh. Selain itu, dalam konteks masa sekarang, di tengah-tengah pandemi Covid-19, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus lebih taat untuk menjalankan protokol kesehatan untuk membantu pemerintah menanggulangi penularan Covid-19. Sebagai anak Tuhan, sikap menghormati dan menaati pemerintah seharusnya kita lakukan bukan karena sekedar kita takut akan murka Allah (Rom. 13:4), lebih dari pada itu adalah karena dorongan hati nurani kita yang murni (Rom. 13;5). Seperti nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, jika kita melakukan yang baik maka kita pasti juga akan mendapatkan hal yang baik. Karena itu, mengingat pemerintah bukanlah manusia yang sempurna maka kita harus melakukan segala sesuatu untuk Tuhan bukan untuk manusia (Rom. 13:3, 13:5).

             Ketiga, sikap atau perbuatan terhadap sesama anak bangsa. Sahabat Pembaca, sebagai orang Kristen yang hidup di tengah masyarakat yang majemuk, maka terhadap sesame anak bangsa kita harus menunjukkan sikap dan perbuatan berikut, yakni: Satu, mengasihi sesama anak bangsa seperti diri sendiri (Mat. 22:39). Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memiliki pandangan yang benar bahwa semua manusia berharga dan dikasihi oleh Tuhan tanpa melihat berbagai latar belakang kehidupan mereka. Bahkan dalam Mat. 5:45, kita dapat melihat bahwa Tuhan juga memberkati dan memelihara hidup mereka yang belum percaya kepada Tuhan. Karena itu, sebagai anak-anak Tuhan, kita harus tetap mengasihi mereka yang tinggal di bangsa ini, tanpa harus melihat perbedaan latar belakang yang dimiliki. Sama seperti Tuhan Yesus yang menerima dan mengasihi kita demikianlah kita harus mengasihi setiap orang yang berada di sekitar kita. Dalam iman, kita harus ekslusif, bahwa keselamatan hanya ada di dalam Tuhan Yesus. Namun, dalam berbangsa kita harus insklusif, artinya tetap terbuka dan mengasihi orang yang ada di sekitar kita tanpa melihat latar bekang mereka. Seperti Yesus yang telah mengasihi kita, demikianlah kita mengasihi orang yang ada di sekitar kita (Yoh. 15:12, 15:17). Dua, tidak merendahkan orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda (Yoh. 4:7-39). Dalam Yoh. 4:7-39, dikisahkan bahwa Tuhan Yesus menerima dan melayani seorang wanita yang berasal dari Samaria. Pada waktu itu, bangsa Yahudi tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang Samaria dan mengganggap orang Samaria adalah masyarakat kelas bawah. Namun, melalui percakapan dan pelayanan yang ditunjukkan Tuhan Yesus kepada wanita Samaria, kita bisa belajar bahwa Tuhan Yesus menerima dan menghargai setiap orang. Demikianlah kita, sebagai anak-anak Tuhan yang hidup di tengah masyarakat yang majemuk, kita tidak boleh meremehkan orang lain karena berbeda suku, keyakinan, kebudayaan dan agama dengan kita. Kita juga tidak boleh menganggap rendah mereka yang memiliki perbedaan pendidikan, ekonomi dengan kita. Jangan sampai dari mulut kita keluar ucapan yang menyakiti dan menghina orang lain karena berbeda latar belakang dengan kita. Kita harus menilai setiap orang berdasarkan penilaian Kristus dalam hidup mereka (2 Kor.5:16).

            Dengan melakukan itikad baik yang sesuai dengan firman Tuhan baik terhadap bangsa, pemerintah dan sesama anak bangsa yang tinggal dalam bingkai NKRI ini, maka kita telah turut membangun kemajuan bangsa ini, serta menjaga persatuan dan kesatuan yang sejak dahulu telah dirindukan dan diharapkan oleh para pahlawan dan pendahulu bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun