Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua adalah Guru bagi Anak: Bagaimana Cara Mengajarnya?

12 Mei 2022   14:57 Diperbarui: 12 Mei 2022   15:31 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

Sahabat Pembaca!

Setiap pasangan yang membangun rumah tangga pasti merindukan keturunan baik laki-laki maupun perempuan. Jika ada pasangan yang telah lama menikah, namun belum punya anak, maka pasangan tersebut akan berupaya melakukan berbagai macam cara supaya mereka punya keturunan.

 Bagi pasangan yang sama-sama memiliki iman yang teguh, mereka akan terus berdoa kepada Tuhan dan menunggu saat yang tepat Tuhan mengaruniakan keturunan. Namun, bagi sebagian pasangan yang kurang beriman, mereka rela pergi ke dukun dan para normal. 

Sementara bagi pasangan yang memiliki kekayaan materi, mereka rela membayar mahal untuk program bayi tabung. Beragam cara yang dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah supaya mereka punya anak. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa punya anak merupakan dambaan semua pasangan yang sudah berumahtangga, supaya ada yang menjadi ahli waris dan meneruskan garis keturunan pasangan yang bersangkutan. 

Namun, bagi beberapa pasangan ada yang bisa menerima kenyataan kalau mereka tidak bisa punya keturunan, pasangan tersebut menyerahkan sepenuhnya kepada kedaulatan Tuhan. Sedangkan beberapa pasangan lagi ada yang rela mengadopsi anak demi meneruskan garis keturunan.

Sahabat Pembaca, terlepas dari cara-cara tindakan atau dilakukan oleh pasangan untuk mendapatkan anak, namun jika Tuhan sudah mengijinkan pasangan tersebut untuk punya anak, maka tentu ada tanggungjawab yang harus dilakukan orangtua terhadap anaknya. Tanggung jawab pasangan tersebut tidak saja sekedar hanya untuk mencari nafka demi memenuhi kebutuhan biologis maupun jasmani anak.

Lebih dari itu, orangtua punya tanggung jawab untuk mendidik anak. Bagi pasangan Kristen, tentu anak yang lahir dalam rumah tangganya, harus didik dalam kebenaran supaya anaknya mengenal dan takut akan Tuhan. Karena itu, pasangan yang sudah menikah memiliki peran menjadi pengajar atau guru bagi anak-anak mereka.

Sahabat Pembaca, berdasarkan Ulangan 6:1-6, maka pola yang dapat diterapkan oleh pasangan yang sudah menikah, sebagai guru supaya anaknya mengenal dan takut akan Tuhan adalah sebagai berikut, yakni:

Satu, mengajar dengan menjadi role model. Sebelum bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan menuju ke tanah Kanaan, Musa mengingatkan bangsa Israel supaya mereka mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi. Pesan ini disampaikan Musa pertama-tama harus diterima oleh orang dewasa maupun yang sudah berkeluarga. 

Jika orang dewasa maupun yang sudah berkeluarga menerima dan melakukan pesan ini, maka anak-anak bangsa Israel akan secara langsung melihat contoh atau teladan bagaimana hidup mengasihi Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun