Mohon tunggu...
Adi Putih
Adi Putih Mohon Tunggu... Penulis - penulis

seorang pribadi yang suka tantangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Alam Menjadikan Muhammad Farid Penerima Indonesia Award Astra

28 November 2022   15:19 Diperbarui: 28 November 2022   15:28 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aktivitas anak-anak tidak hanya terbatas di ruang kelas, namun juga ada outdoor activity seperti field study, home travel, reward, outbond, tadabbur alam, pembudayaan amaliah. Para siswa lebih banyak belajar di ruang terbuka. Dalam belajar para siswa dipersilakan mencari tempat sendiri yang menurut mereka nyaman secara berkelompok masing-masing 10 orang. Mereka dipandu untuk membuat game pembelajaran dan membuat buku pelajaran metode mind mapping.

Pembelajaran menerapkan tutor sebaya, yakni siswa mendapat kesempatan mengajar bagi teman sekelompoknya dengan pendampingan dan bimbingan dari guru yang sifatnya sebagai pendampingan dan evaluator. Untuk belajar mengajar menggunakan sistem tutor sebaya, agar siswa memiliki keberanian dan kepercayaan diri. Hanya sesekali saja para siswa melakukan kegiatan di dalam kelas atau aula, untuk presentasi hasil produk belajar dan project masing-masing kelompok. Para siswa juga diberikan project-project kecil yang mengasah jiwa sosial dan enterprenership.

Dengan sistem ini menanamkan siswa untuk termotifasi belajar sendiri secara aktif dengan penuh kesadaran, tanpa ada paksaan. Jadi ada guru atau tidak ada guru, mereka akan tetap belajar. Memang tak mudah, tapi kami sudah melakukannya, ungkap Muhammad Farid.

Muhammad Farid mengatakan, tujuan didirikannya Sekolah Sayur ini agar anak dari keluarga tidak mampu dan anak yatim bisa mendapat pendidikan yang berkualitas. Itulah yang membuat Farid membebaskan biaya pendidikan di sekolahnya. Bebas dalam artian, orang tua bisa membayar uang sekolah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bagi yang hanya mampu membayar sayur, bisa membayar dengan sayuran. Bagi yang memang tidak bisa membayar uang sekolah sama sekali, bisa membayar dengan doa. Intinya sekolah berkualitas adalah hak semua anak. Tidak hanya terbatas bagi mereka yang berduit, ujar Muhammad Farid pria asli Banyuwangi mengakhiri cerita ini.

Salam Blogger

Adi Putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun