Mohon tunggu...
Adi Sumanto
Adi Sumanto Mohon Tunggu... profesional -

Saya adalah pensiunan dan saat ini masih aktip sebgai konsultan dibidang design dan engineering untuk infrastrukture

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupanmu

19 Juni 2015   10:02 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Segi kehidupanmu itu adalah seperti memasuki sebuah bangunan dengan ribuan pintu. Saat kau membuka satu pintu, maka bersiaplah untuk menerima kejutan demi kejutan sebelum kau sampai pada pintu berikutnya. Kejutan - kejutan itu ada yang membuatmu berbahagia juga ada yang membuatmu bersedih.

Ada yang mengembangkan senyummu juga ada yang menurunkan gerimis di wajahmu. Kejutan itu seperti layaknya sebuah kado dari seorang sahabat yang kau sendiri tidak pernah tahu apakah isi kado tersebut menyenangkan hatimu atau membuatmu bersedih.

Yang perlu kau tahu adalah kado tersebut diberikan oleh sahabatmu dengan cinta.

Dengan harapan kau berbahagia atas kado tersebut. Dengan jabat hangat persahabatan yang jauh lebih berharga dari kado tersebut.
Di dalam bangunan kehidupan, kau tidak bisa berdiam diri terlalu lama disebuah ruangan sebab itu tandanya kau telah mati. kau harus terus melangkah.

Memilih pintu dihadapanmu. Dan bersiap melewati setiap kejutan dibelakang pintu tersebut. Saat kejutan itu mengembangkan senyuman, kau harus terus melangkah meskipun kau ingin berlama - lama. Begitupun saat kejutan tersebut menorehkan kesedihan, kau juga harus terus melangkah meski kau ingin berhenti saja dan kembali kemasa - masa bahagiamu.
Tidak ada waktu untuk membiarkan ragu. Sebab itu membuatmu menunggu. Kau hadir untuk mengukir kematian terindah. Bukan menunggu kematian atau menjemput kematian.

Kau melangkah untuk melewati pintu terakhir dengan senyuman setelah melewati kejutan demi kejutan.
Karenanya kau hanya perlu melangkah satu langkah kedepan. Mengusir keraguan. Menciptakan kehidupan. Mengukir masa depan. Saat kau berhenti, kau berhenti untuk mengumpulkan energi dan melesat lebih cepat. Bukan untuk menyesal dan mati kelelahan bersama penyesalan.

Hidup adalah seni memilih. Seni mengambil keputusan. Seni mengubah penyesalan menjadi bara perjuangan. Kau hanya perlu melangkah. Jangan berhenti terlalu lama.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun