Mohon tunggu...
Adhea Putri
Adhea Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Setengah Introver

Penyuka petualangan dan literasi. Masih menjalani hidup dengan berproses.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Meditations" by Marcus Aurelius

4 Mei 2021   17:45 Diperbarui: 7 Mei 2021   13:20 10719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Meditations
Penulis: Marcus Aurelius
Penerbit: Noura Books
Jumlah hlm: 332

Satu lagi buku self-help terbaik yang sangat membantu saya. Buku ini memang sudah lama jadi incaran saya sejak lama, tapi saat itu belum ada terjemahan buku yang membuat saya ingin membeli karena ragu dengan terjemahannya. Kemudian saya mendapat notif bahwa buku karya Marcus Aurelius ini akan keluar versi indonesianya. 

Kenapa saya membeli buku ini? Karena buku ini sudah di review oleh Henry Manampiring selaku penulis dari buku "Filosofi Teras", maka sudah pasti terjemahannya aman. Kemudian saya langsung ikut Pre Order pertama buku ini.

"Perenungan" atau "Meditations" adalah buku jurnal harian yang ditulis oleh seorang Kaisar Roma sekaligus seorang filsuf stoic, Marcus Aurelius. Buku ini merupakan buku terjemahan dari 12 buku yang ditulis oleh Marcus. Tidak ada judul resmi dari ke-12 bukunya, maka "Meditations" adalah judul yang biasa disebut oleh para ahli.

Dalam buku ini, dimuat tulisan-tulisan dari ke-12 buku Marcus Aurelius. Tulisan dalam buku ini ditulis pada tahun 171-175 selama masa kampanye mileter Marcus di Eropa Tengah. Meskipun sudah hampir 2000 tahun, namun karya dari Kaisar Marcus Aurelius masih sangat relevan di kehidupan saat ini. Ya, sangat relevan.

Marcus tentu saja menjelaskan tentang prinsip stoic yang dianutnya. Bagaimana agar mendapati hidup yang tenang dan bahagia dengan memfokuskan kepada hal-hal yang bisa kita kendalikan saja. Lebih dari itu, Marcus mengajarkan kita tentang kebaikan dan senantiasa berbuat baik. Bukan hanya berbuat baik kepada orang lain, tapi juga kepada diri sendiri.

"Dari ibuku, aku belajar tentang perbuatan baik, berpantang dari perbuatan dan pikiran jahat, serta kesederhanaan dalam hidup." (hlm 18)

"Dari Maximus, aku belajar bagaimana caranya mengelola diriku sendiri, dan untuk tidak tergoyahkan oleh hal remeh apapun; serta untuk terus penuh semangat dalam berbagai situasi; termasuk juga saat menderita sakit; dan untuk membangun karakter moral yang seimbang, bersikap lembut namun tetap bermartabat, serta untuk melakukan apapun yang ditugaskan kepadaku tanpa berkeluh kesah." (hlm 24)

Marcus menjelaskan banyak hal tentang kehidupan dan kebajikan, serta menjaga pikiran kita agar tetap berada dalam nalar, sehingga kita tidak kehilangan diri sendiri.

Secara keseluruhan buku ini membahas bagaimana menjalani hidup dengan tenang salah satunya dengan hidup selaras dengan alam. Hidup bagaikan sebuah pintalan benang dan semua yang terjadi adalah suratan takdir yang sudah di atur oleh yang Maha Kuasa. 

Ajaran-ajarannya mengandung unsur mindfulness, mengajak untuk fokus pada yang kita lakukan saat ini, move on dari masa lalu, sekaligus melepaskan beban-beban kekhawatiran akan masa depan. Memotivasi kita untuk berhenti overthinking, terlalu banyak memikirkan pendapat orang lain, dan mulai melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
.
"Semesta, keselarasanmu adalah keselarasanku. Tak satupun yang menurutmu baik untuk diriku tiba lebih awal maupun terlambat, semuanya hadir pada saat yang tepat. Semuanya menjadi buah bagi diriku pada saat musim panennya: karena darimulah semua hal berasal, dari dalam dirimu semuanya menjadi ada, dan kepadamulah semuanya kembali." (hlm 86)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun