Rutinitas Pagi
Biasanya kalau sedang "kumat" saya suka malas ngapa-ngapain, bosan dengan kegiatan yang itu-itu saja, pinginnya jalan-jalan terus (apalagi habis liat hasil photo surga dunia versi Mbak Gana yang bagus itu), atau ke spa dipijit-pijit untuk menghilangkan penat yang ada (mimpi) hehehehe. Dari bangun tidur, kalau lagi rajin siapin sarapan untuk suami yang baru selesai "jaga" dari warnet, malas datang biasa beli...setelah beberes membersihkan diri, gantian saya yang ke warnet untuk bersih-bersih dan persiapan buka jam 9 pagi, terkadang sudah ada pelanggan yang datang menunggu di depan dengan segala "keributannya" mulai dari bertanya sudah buka Tan? PC 7 kemarin ga bisa Tan buka Minecraft, DOTA2 update Tan, PC 3 ga ada suara Tan bla..bla..bla
Ga berat sih kerjaan saya, tapi rasanya manusiawi juga jika kebosanan melanda, "penjaga warnet juga manusia"Â (halah)...suara cempreng pake segala nyanyi, bisa kabur kucing-kucing saya,hikz.
*****
Ngomongin soal kucing, saya ada (tak sengaja) memelihara 2 ekor kucing betina lokal, diberi makanan basah dan kering, tapi untuk campuran saya beli juga ikan pindang (kalau di daerah saya disebutnya ikan cue) di pasar tradisional, gegara nyetok ikan ini saya jadi harus pagi-pagi banget ke pasar,sebab saya beli pada agen besar yang rerata pembelinya warung makanan, siang sedikit bisa kehabisan. Nah karena keseringan ke pasar inilah saya sering melihat banyak sekali pedagang (kecil) yang sudah tua-tua, sudah memasuki masa pensiun yang harusnya sudah menikmati hidup bersama dengan orang-orang yangmereka cintai.
Mereka masih semangat menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan, Duhhh saya seenaknya saja bilang bosan sama rutinitas sehari-hari. Saya sangat support sekali kepada orang-orang tua yang masih mau bekerja keras dengan berdagang dibanding memilih jalan pintas mengemis. ketika ke pasar saya pasti membeli dagangan mereka walaupun ga butuh-butuh banget, gapapa masih bisa disimpan. Dari sekian banyaknya orang tua yang berdagang saya memilih 3 orang tua ini menjadi contoh buat saya, kalau ga mau bilang ditampar oleh mereka.
Yang ini si Mbah penjual Cenil, jajanan tradisional yang saya suka sejak kecil, di pinggir jalan juga di depan sebuah toko, kadang suka terkantuk menunggu pembeli datang, Â si Mbah sangat halus tutur katanya, setiap hari ia menggendong dagangannya dengan bakul dan tampah, ahhh luar biasa si Mbah ini...saya jadi ingat ibu. Biasa beli 5000 dapat 2 bungkus (dibungkus dengan daun pisang)...maknyusss.
Berkaca dari orang-orang tua di atas yang masih mau berjuang setiap harinya, menahan kantuk, menahan panas matahari, kadang hujan juga pake acara geser-geser lapak, Tak tahu diri banget saya merasa bosan dengan rutinitas hari-hari yang saya lewati (padahal kata suami saya ratunya mall), saya hanya duduk manis di depan layar monitor sambil memantau orang-orang yang bermain, masih bisa sambil berselancar di dunia maya, kadang menulis, kadang chit chat dengan teman lama, siang hari atau malam masih bisa nongki-nongki cantik di mall dengan suasana yang adem (walau ga setiap hari), membeli minuman yang saya suka, atau ngemil kudapan favorit, bisa jadi juga saya memilih nonton film di bisokop kesayangan...kurang apa coba???? Sungguh Terlaluuuuuuuuu