Mohon tunggu...
Adhe Unyu
Adhe Unyu Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

As simple as me Menyukai musik Ibu dari satu anak yang luar biasa😘😘

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Melalui Sinetron, Korea Selatan Mengenalkan Negaranya ke Seluruh Dunia

6 Februari 2017   13:51 Diperbarui: 6 Februari 2017   14:03 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samyang sudah dilabeli halal (dokpri)

Bila bicara tentang negeri Ginseng memang tak ada habisnya, ada saja hal yang menarik untuk dibahas. Budaya yang begitu kental dan tak luntur dimakan zaman, kuliner yang begitu melekat di ingatan semua orang, bahasanya yang juga menarik sehingga orang ingin belajar Hangul karena banyak bermunculannya Boyband dan Girlband dengan lagu-lagu yang keren.

*****

Mulai Mencintai Sinetron Korea

Saya bukan pecinta dan penikmat sinetron, dari dulu zaman masih gadis jarang sekali menonton acara-acara begituan dan sejenisnya, apalagi ketika bekerja rasanya gak ada waktu. Tetapi di awal  tahun 2000an ada drama seri Taiwan Meteor Garden yang banyak banget orang perbincangkan, saya coba menonton dan ternyata memang menarik belum lagi adanya empat anak muda ganteng di sinetron tersebut lengkaplah sudah hehehe. 

Tahun 2002 giliran Korea yang merambah masuk ke layar televisi Indonesia, di mulai dengan  Winter Sonata menggebrak para pencinta sinetron tanah air, walau saya tak mengikuti sekali tapi harus dibilang bahwa ceritanya bagus di susul 2004 ada tayangan Sinetron yang begitu fenomenal yaitu Full House, drama seri yang dibintangi oleh Song Hye-kyo (Han Ji Eun) dan Rain (Lee Young-je) ini menjadi tontonan paling favorit bagi anak muda saat itu yang haus akan sinetron bergensi, di mulai dari sinilah saya  jatuh hati dengan sinetron Korea.

Sinetron Menjadi Daya Tarik Yang Memajukan Perekonomian Korea

Industri persinetronan Korea memang sangat maju, selalu saja ada yang baru, apalagi di dukung dengan para pemainnya yang bening-bening (walau rerata hasil operasi). Lewat sinetronnya inilah secara tak langsung membuat Korea semakin di kenal ke seluruh mancanegara, kok bisa? Bisa banget...Bila kita perhatikan dalam sinetron mereka selalu saja ada beberapa hal dibawah ini 

Kuliner Dalam sinetron Korea, selalu ada adegan makan entah itu sarapan, makan siang atau pun makan malam, dalam semua film semua makanan disajikan dengan sangat menarik belum lagi beragamnya menu yang ditampilkan dalam piring-piring kecil, sangat rapih dan bersih. Ini semua bukan proses membeli atau tiba-tiba sudah di set dalam meja makan, bukan, tetapi pemeran selalu ditampilkan memasak dari awal mulai dari menyiangi, mengiris, mencuci, kemudian terakhir memasak. Menunya sangat banyak dan beragam, mulai dari Kimchi (sawi yang difermentasi) yang memang menjadi makanan wajib buat mereka, Galbi (daging), Bulgogi (daging), kemudian berbagai macam sup (biasanya yang sering Doenjang jjigae dan sup ayam ginseng), bibimbap (nasi campur).

 Bila ada adegan pikinik mereka membuat Gimbap (nasi gulung) untuk dibawa, saat santai sore atau ingin ngobrol dengan anggota keluarga pas kumpul-kumpul mereka membuat sawi putih yang digoreng dengan tepung atau omelet telur (Bindaeddeok). Menontonnya saja sudah dibuat menetes air liur kita...Jangan bilang bila kita tak tertarik, setelah menyaksikan tayangan tersebut sedikit banyak permirsa pasti ingin mencari/membelinya.

 Lihatlah betapa percaya diri dan bangganya mereka dengan makanan khasnya, sangat jarang adegan makan dengan masakan barat, kalaupun ada itu ketika mereka di restoran yang mahal seperti steik dan spageti. Atau bila orang kaya ada sesekali sarapan dengan beragam buah, juice jeruk, dan roti. Sekarang bisa dilihat sendiri untuk area Jakarta saja sudah banyak bertebaran restoran Korea, makin banyak orang berinvestasi karena urusan perut pasti banyak yang mencari.

Jajanan Kaki Lima Orang Korea juga suka jajan di pinggir jalan (atau istilah kerennya food street), ini pun tak ketinggalan selalu ada dalam adegan sinetron, makanan seperti kue beras (Tteokbokki) dan Mie (biasanya Japchae dan Jajangmyeon). Kue beras ini juga menjadi favorit saya karena memang enak, bedanya saya membeli tidak terlalu pedas, yang asli selalu tersaji pedas. Lihatlah betapa Samyang (mie instan) kini sangat kekinian, padahal tidak ada iklannya, bila ke supermarket anak-anak atau orantua selalu memasukan ke dalam keranjang belanja.

Beragam Tema Sinetron dimana-mana pasti ga jauh-jauh dari cerita orang miskin dan orang kaya yang bertemu kemudian jatuh cinta dan ujung-ujungnya pasti ditentang, atau perebutan warisan, perebutan kekuasaan dalam bisnis, itu saja. Tapi drakor temanya beragam seperti yang baru-baru ini selesai ditayangkan Goblin (tentang Siluman dan Malaikat maut) dan menjadi trending topic, drama di bungkus dengan sangat menarik hingga tidak membosankan hingga membuat saya baper tingkat dewa usai menyaksikannya. 

Kemudian ada Oh My Geum bi (bercerita tentang anak usia 10 tahun dan mengidap penyakit langka) 'dibuang' oleh ibu kandungnya karena takut anaknya tak hidup lama bila bersamanya. Ada lagi Moon Lovers : Scarlet Heart Ryo (tentang kerajaan zaman Goryeo) di bintangi pemain-pemain muda yang top menjadi nilai jual tersendiri, seting sudah pasti pada sebuah istana dan pakaian yang digunakan juga sangat indah.

 Doctors (bercerita anak gadis ketika SMA sangat nakal dan susah diatur oleh orangtua, tinggal bersama sang nenek) kemudian sang nenek meninggal di duga malpraktek, maka ia bersungguh-sungguh menyelesaikan sekolah dan ingin menjadi dokter karena ingin memperkarakan dokter yang dulu merawat neneknya, dalam sinetron ini banyak sekali adegan operasi dilakukan tanpa di tutupi sehingga kita bisa melihatnya, belum lagi banyaknya bahasa imliah kedokteran yang membuat kita mendapatkan ilmu baru. Ini memang hanya sebuah sinetron tapi dengan beragam tema apa yang kita tidak tahu sebelumnya menjadi terpikir...oh begitu.

Budaya Korea memang masih sangat menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya, adegan pernikahan selalu menggunakan Hanbok (baju adat) warna-warni yang sangat cantik. Menghormati orangtua dengan cara membungkuk atau bersujud sebanyak 3 kali ketika meminta restu untuk menikah, atau menggunakan pita putih yang di ikat di kepala bila ada adegan pemeran yang sakit, atau bersemangat untuk mengikuti ujian, melempar garam untuk membuang sial.

Tempat Wisata Korea sangat semangat sekali bila mengenalkan tempat-tempat wisatnya yang menarik, dalam semua drakor set area selalu berpindah-pindah, tidak monoton pada satu area saja, mereka sering mengambil set di depan Sungai Han, Pulau Jeju, Pasar Dongdaemon, dan tempat menarik lainnya. Bila ada adegan ke  pasar, ahhh betapa bersih dan rapihnya kondisi pasar, tidak becek dan kotor, barang dagangan di tata dengan sangat menarik, buah dan sayur yang fresh, ikan dan gurita (orang Korea suka gurita) segar, dan daging dibeli tersendiri pada toko daging atau supermarket. 

Korea memiliki ritel raksasa kebanggan mereka Lottemart (maka dibuatlah mini seri 7 first kiss) yang memang mempromosikan ritel tersebut. Lottemart juga sudah banyak dibangun disini, bahkan dekat rumah saya juga sudah ada, tidak lagi di tengah pusat kota Jakarta. Dari drakor saja banyak travel agen di Indonesia yang mencantumkan Pasar Dongdaemon dan Lokasi-lokasi tempat pembuatan drakor seperti Winter Sonata, atau Pulau Jeju.

 Pariwisita mereka pun meningkat, Indonesia harus banyak belajar dari mereka untuk memajukan Industri Pariwisata ini, karena kita memiliki spot yang lebih menarik seperti Bunaken, Raja Ampat dan Pulau Komodo dengan catatan 'dibenahi'.  Adakah paasar tradisonal kita di brosur agen perjalanan wisata? Mungkin ITC Pasar Pagi Mangga Dua dan Harco serta Malioboro, tetapi belum semua sementara kita memiliki lebih dari 30 propinsi. 

Bahasa Mereka sangat percaya diri dengan bahasa 'ibu' Hangul, bila ada undangan ke negara Asia yang lain atau Barat sekalipun selalu menggunakan bahasa Korea, tidak gaya-gayan menggunakan bahasa inggris walau mereka bisa. Mereka pintar 'memasarkan' bahasa mereka sendiri, untuk saat ini saja banyak juga anak-anak muda Jakarta mengambil jurusan sastra Korea. Keponakan saya sendiri ikutan kursus ketika sudah lumayan lancar banyak yang les kepada dia, menularkan hal positif bukan...Bukankah sebaiknya tontonan menjadi tuntunan? Jawab sendiri yaaaa 

Drakor juga banyak dilakukan ketika masuk musim winter atau bertepatan dengan Natal, ini dikarekan Korea bersolek, banyak spot menarik disulap menjadi cantik dengan hiasan pohon natal yang besar dan indah hingga rumah produksi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya karena memang sudah dihias oleh pemerintah setempt. Salju yang turun juga mendukung berbagai drakor romantis, kuncinya pandai membaca situasi. 

Tak ada gading yang tak retak, dalam drakor tentu ada juga yang jelek seperti terbiasanya mereka minum-minuman yang beralkohol seperti soju, tapi kembali lagi ini kan budaya mereka, kita yang paling tau sendiri bila menirunya apa ada manfaatnya? iklim di Indonesia juga lebih banyak panasnya..masa iya di hari terik kita butuh 'menenggak' alhokol? 

Terbakar pasti tenggorokan kita.. tak halal pula. Atau bila kita lihat banyak adegan kasar dari mereka bila berbicara atau memukul kepala, ini juga bukan budaya kita, tetapi yang menjadi poin penting sebelum dimulainya drakor mereka akan membuat pengumungan berupa peringatan keras bahwa film tidak disarankan untuk usia dibawah 15 tahun, maka jadilah pemirsa bijak, yang baik dibungkus yang jelek buang saja yang jauh. Ingin rasanya Sinetron kita juga berkaca dan bergegas untuk berubah bukan sekedar mengejar rating, profit oriented tapi tak memikirkan rusaknya generasi yang akan datang usai menyaksikan sinetron tersebut. 

Mungkin tidak adil ya bila saya menilai drakor lebih baik karena saya tidak menonton sinetron Indonesia, mohon maaf bukan tidak menghormati para sineas kita yang sudah bekerja keras, tapi saya memang tidak suka..gimana dong?? 

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun