Mohon tunggu...
Syamsul123
Syamsul123 Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Uin Walisongo semarang

saya lahir 20 desember 2000, asal kota Demak Jawa tengah , Hobi Volleyball dan Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Wajah Baru Pendidikan di Indonesia Pasca Pandemi

14 Agustus 2022   23:47 Diperbarui: 15 Agustus 2022   00:10 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kasus covid-19 terdeteksi di Indonesia mulai tanggal 2 Maret 2020 ketika dua orang dikonfirmasi tertular dari Seorang warga negara Jepang hingga Januari 2021 Indonesia telah melaporkan lebih dari 10000 orang terjangkit virus ini. Berbagai problematika muncul beriringan dengan semakin merebaknya virus ini segala daya dan upaya telah dilakukan pemerintah guna memperkecil kasus penyebaran covid ini tak dipungkiri dampak dari virus ini yakni dalam bidang pendidikan. Harapannya dengan penelitian ini dapat dijadikan refleksi dan dan pemahaman terkait virus Corona yang menjadi dampak dari wajah pendidikan Indonesia dan juga menimbulkan berbagai problematika yang ada.

Di Indonesia banyak keluarga yang kurang setuju melakukan sekolah di rumah. Bersekolah di rumah bagi keluarga Indonesia adalah kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah. Demikian juga dengan problem psikologis anak-anak peserta didik yang terbiasa belajar bertatap muka langsung dengan guru-guru mereka. Seluruh elemen pendidikan secara kehidupan sosial “terpapar” sakit karena covid-19. Pelaksanaan pengajaran berlangsung dengan cara online. Proses ini berjalan pada skala yang belum pernah terukur dan teruji sebab belum pernah terjadi sebelumnya.

Kebijakan belajar di rumah pada institusi pendidikan jelas menyebabkan gangguan besar, seperti pembelajaran siswa, gangguan dalam penilaian, pembatalan penilaian, peluang mendapatkan pekerjaan setelah lulus pendidikan, pembatalan penilaian publik untuk kualifikasi dalam seleksi pekerjaan. Bagaimana seharusnya pemerintah Indonesia melakukan yang terbaik untuk penanganan ini? Sekolah memerlukan sumber daya untuk membangun kembali kehilangan dalam pembelajaran, ketika mereka kembali membuka aktivitas pembelajaran. Rekoveri untuk pemulihan ini harus dilakukan secara cepat dan tepat dengan pengalokasian anggaran dari pemerintah untuk pendidikan. Pemangkasan birokrasi pendidikan harus segera dijalankan untuk menangani dampak Covid-19 ini bagi dunia pendidikan. Kebijakan penting yang harus dilakukan oleh menteri pendidikan adalah merekoveri penilaian untuk pembelajaran, bukan menghilangkan, disebabkan pentingnya faktor penilaian bagi siswa, sehingga kebijakan yang lebih baik adalah menunda penilaian bukan melewatkan penilaian internal sekolah. Bagi lulusan baru, kebijakan harus mendukung masuknya para lulusan (fresh graduet) ke pasar kerja untuk menghindari periode pengangguran yang lebih lama. Kementerian pendidikan harus berkoordinasi dengan menteri terkait agar lapangan kerja padat karya kembali dibuka dan disegarkan.

Pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, dimasa mendatang dan masa yang akan datang akan sangat ditentukan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa itu sendiri. Generasi muda yang berkualitas dihasilkan dari adanya sistem pendidikan yang berkualitas pula, pada anak usia pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah usia emas yang perlu mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang disediakan pemerintah human capital dan investasi pembangunan SDM merupakan keniscayaan bagi suatu bangsa dan suatu daerah investasi pembangunan SDM adalah suatu upaya sangat penting dalam mempersiapkan generasi emas untuk kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa yang memiliki peradaban tinggi.

Menurunya kasus Covid-19 di Indonesia saat ini, memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kebijakan pendidikan di Indonesia. Salah satu kebijakan tersebut, mulai diberlakukannya kegiatan pembelajaran tatap muka (luring). Berubahnya kebijakan pendidikan dari awal sebelum pandemi dilakukan secara luring. Kemudian berubah menjadi daring dan kembali luring tentu memberikan efek terhadap guru, siswa, dan orang tua siswa.

Culture Shock terhadap proses pembelajaran yang berubah-ubah mengakibatkan adanya penurunan kualitas pendidikan yang diakibatkan rasa stres murid, akibat perubahan yang terlalu cepat dalam sistem pembelajaran saat ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan terkait sistem pendidikan berserta strategi manajemen dalam bidang pendidikan. Dengan adanya strategi perencanaan yang matang, diharapkan tercipta sistem pendidikan yang lebih terarah pada penentuan skala prioritas teknik dan instrumen pendidikan yang tepat bagi peserta didik yang akan dilakukan pada masa pascapandemi Covid-19.

Penyusunan strategi ini, tentunya harus melibatkan berbagai pihak pemangku kebijakan. Mulai dari guru sebagai praktisi pendidikan sampai pada kepala daerah yang bertanggung jawab terhadap berbagai kebijakan terkait situasi pandemi yang sedang terjadi. Sebagai seorang guru, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan saat ini kepada siswa adalah pendekatan individual yang fleksibel. Hal ini menjadi sangat penting, karena setiap anak memiliki keunikan mereka masing-masing. Sehingga sebagai seorang pengajar, guru wajib memahami dan menyadari akan keunikan tersebut.

Kemampuan dan kecepatan adaptasi masing-masing anak tentu tidak sama, berkaitan dengan perubahan sistem pembelajaran yang cenderung berubah-ubah di masa pandemi ini. Sebagai seorang pengajar melatih kepekaan rasa sangatlah penting dilakukan. Hal tersebut dikarenakan objek yang sedang kita dekati adalah manusia yang tentunya memiliki pikiran, perasaan, dan insting mereka masing-masing. Tetapi, kita tidak boleh melupakan bahwa seorang guru itu juga manusia yang selain dituntut untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

Untuk itu, sinergi dari berbagai pihak sangatlah diperlukan. Di masa pandemi ini, hak untuk mendapatkan pendidikan yang merata merupakan hak dari seluruh anak. Tetapi kewajiban penyediaan pendidikan tersebut haruslah ditanggung bersama. Selain itu, sebagai orang tua kita juga harus memberikan dukungan yang penuh kepada setiap guru demi terpenuhinya pendidikan yang baik bagi anak di masa pandemi.

Wajah pendidikan pascapandemi bergantung pada setiap pundak masyarakat Indonesia. Setiap individu harus memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun