Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Membunuh Sepak Bola Malaysia, Bagai Menyindir Indonesia

17 Juli 2016   10:10 Diperbarui: 17 Juli 2016   10:36 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selain di Facebook, Tunku Mahkota Johor (TMJ) juga jelaskan di Twitter.

''Jika semua perubahan positif ini dianggap membunuh, saya akan terus membunuhnya''.

Saya kutip kalimat di atas dari halaman Facebook Johor Darul Ta'zim (JDT). Klub sepak bola terkaya di Malaysia. Langsung ditulis oleh pemiliknya, Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim yang juga Tunku Mahkota Johor (TMJ) alias putra mahkota dari Sultan Johor. Kalimat itu salah satu kalimat dalam pernyataan panjang yang terbit Kamis 14 Juli 2016 pukul 15.30 waktu setempat. Di Like 35 ribu, dishare 8.526 dan dikomen 2,8 juta orang hingga Jumat 15 Juli 2016 pukul 15.00 WIB.

Inilah kehebohan yang lagi hangat di sepak bola Malaysia. Menyusul empat punggawa JDT menyatakan pensiun dini dari pasukan kebangsaan alias timnas Malaysia berturut-turut hanya dalam rentang waktu dua hari. Padahal mereka andalan timnas dan belum tua. Yakni, sang kapten Safiq Rahim (29) dan wakil kapten Mohd Aidil Zafuan Abdul Razak (28). Lalu bek Subramaniam Kunanlan (29) dan gelandang Amirulhadi Zainal (30). Keempatnya membawa Malaysia mengalahkan Indonesia di final Piala AFF 2010. Keputusan mereka ini bisa merontokkan timnas Malaysia menuju Piala AFF 2016. Dan TMJ perlu menjelaskan bahwa bukan dia yang menyuruh pensiun tapi dia memaklumi sikap pemainnya.

Saya sendiri baru tahu ada heboh ini, bukan karena lagi berada di Johor yang hanya dua jam perjalanan laut dari Batam. Tahunya ketika ada status Twitter @Bepe20s milik Bambang Pamungkas yang mengarah ke berita ''Dituduh Bunuh Sepak Bola Malaysia, Petinggi JDT Siap Perangi FAM'' dari SportSatu.com. Langsung saya kirim pesan WhatsApp (WA) ke teman-teman di Malaysia untuk minta tanggapan mereka. Salah satu ada yang jawab,''Kalau mau tahu detail yang sahih tentang JDT, kena baca official Facebook JDT. Nanti boleh tahu kenapa dikatakan begitu.''.

Makanya, saya bisa kutip langsung soal ''bunuh membunuh'' itu dari sumber aslinya. Ternyata seru baca Facebook JDT. Penjelasan TMJ boleh saya lukiskan penuh emosional tapi melindungi pemainnya dan tak lupa menegaskan perlawanannya pada FAM (PSSI-nya Malaysia) dan operator Liga Malaysia FMLPP. Tulisan yang diberi judul ''Mengenai Persaraan Pemain-Pemain dari Skuad Kebangsaaan, FAM dan FMLPP'' tampil lebih dulu di Facebook. Seterusnya ke Twitter dan web JDT johorsoutherntigers.com.my. Menggunakan dua bahasa, Melayu dan Inggris.

Ini kutipan lanjutan  soal ''bunuh membunuh'' dalam bentuk asli tanpa diubah suai: ''Walau bagaimanapun, satu dunia tahu saya tidak membunuh bola sepak Malaysia dan memberi pengiktirafan yang saya telah menaikkan nama bola sepak Malaysia dengan pencapaian JDT dan prasarana JDT. Saya boleh memberi jaminan kepada anda, bahawa saya akan melakukan apa sahaja untuk membunuh korupsi dalam Persatuan Bola Sepak Malaysia dan mereka-mereka yang terlibat. Malaysia memerlukan orang bola sepak dan jurulatih profesional dan bukannya businessman''.

TMJ yang perwira Angkatan Darat melukiskan bagaimana perlakuan pengurus FAM pada pemain timnas. ''Mereka terpaksa bermain untuk seorang pemimpin yang tidak mengetahui nama mereka dan kewujudan mereka. Mereka terpaksa juga bermain untuk sebuah organisasi yang tidak ambil kisah apabila mereka mengalami kecederaan. Saya berdiri bersama pemain-pemain ini. Terdapat lebih ramai lagi pemain yang mahu mengambil tindakan yang sama seperti pemain JDT lakukan tetapi mereka terlalu takut dengan pengurusan mereka.''

TMJ yang usianya tak terlalu jauh dengan pemainnya itu, 32 tahun, juga mengisahkan dari awal bagaimana pemain datang padanya. ''Beberapa pemain telah datang berjumpa saya dan memberitahu hasrat mereka untuk bersara (pensiun). Saya memberi pendapat saya, dan bahawa apa juga keputusan yang mereka buat, saya akan menyokong keputusan mereka. Sebahagian daripada mereka meminta saya membantu mereka untuk mengumumkannya melalui laman rasmi JDT. Mereka tidak mahu mengumumkannya melalui media dan akaun media sosial mereka sendiri kerana terdapat ramai peminat bola sepak yang tidak bertanggungjawab sentiasa akan menyalahkan tindakan mereka.''

TMJ juga mengungkapkan alasan sebenarnya empat pemain itu pensiun. ''Mereka bukan melakukannya kerana tidak suka kepada Malaysia. Mereka melakukan kerana mereka adalah manusia seperti anda dan saya. Mereka melakukan ini kerana mereka sudah letih dengan panggilan yang tidak sepatutnya dimana mereka perlu menghabiskan masa berbulan-bulan di kem latihan dengan latihan yang tidak mencukupi dan tidak memberi manfaat kepada pasukan kebangsaan.''

Sengaja semua kutipan kalimat TMJ tak saya ubah bahasanya. Saya rasa bisa dimengerti siapa saja yang baca tulisan ini. Termasuk sekaligus terasa bagai sindiran bagi pengurus bola di Indonesia yang tak becus urus organisasi dan pemainnya, bukan Malaysia saja. Namun saya suka kalimat TMJ berikut, apalagi jika pakai kata ''kepala otak'' yang khas cakap Melayu sehari-hari. ''Untuk memahami keadaan ini, Anda perlu menggunakan otak Anda, walaupun kebanyakan Anda tidak menyukainya.''###

(Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 17 Juli 2016)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun