Mohon tunggu...
AdeRiaCahaya
AdeRiaCahaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran "Toxic Parents" Sangat Bahaya untuk Anak

15 November 2019   06:37 Diperbarui: 15 November 2019   06:41 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: creativechild.com

Tidak ada pemberian ibu bapak yan paling berharga kepada anaknya daripada pendidikan akhlak mulia-Hadits Riwayat Al Bukhari

Perkembangan jaman menuntut manusia tidak hanya cerdas dalam intelektual namun juga berkarakter. Karakter dibentuk melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak adalah lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga, anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya kemudian.

Karakter dipelajari anak melalui memodel para anggota keluarga yang ada di sekitar terutama orang tua. Model perilaku keluarga secara langsung maupun tidak langsung akan dipelajari dan ditiru oleh anak. Anak memodel orang tua dalam keluarga bersikap, bertutur kata, mengekspresikan harapan, tuntutan, dan kritikan satu sama lain, menanggapi dan memecahkan masalah, serta mengungkapan perasaan dan emosinya. Model perilaku yang baik akan membawa dampak baik bagi perkembangan anak demikian juga sebaiknya.

Keberhasilan pembentukan karakter pada anak ini salah satunya dipengaruhi oleh model orang tua dalam melaksanakan pola asuh. Pola asuh orang tua terbagi menjadi tiga macam yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif. Masing-masing pola asuh ini mempunyai dampak bagi perkembangan anak. Pola asuh otoritatif menjadi jalan terbaik dalam pembentukan karakter anak. Karena pola asuh otoritatif ini bercirikan orang tua bersikap demokratis, menghargai dan memahami keadaan anak dengan kelebihan kekurangannya sehingga anak dapat menjadi pribadi yang matang, supel, dan bisa menyesuaikan diri dengan baik. 

Keberhasilan pembentukan karakter pada anak ini salah satunya dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua terbagi menjadi tiga macam yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif. Masing-masing pola asuh ini mempunyai dampak bagi perkembangan anak. Pola otoritatif menjadi jalan terbaik dalam pembentukan karakter anak. Karena pola otoritatif ini bercirikan orang tua bersikap demokratis, menghargai dan memahami keadaan anak dengan kelebihan kekurangannya sehingga anak dapat menjadi pribadi yang matang, supel, dan bisa menyesuaikan diri dengan baik. Melalui pola asuh otoritatif akan membentuk kepribadian anak yang berkarakter yang senantiasa menjunjung nilai-nilai peradaban bangsa Indonesia. 

Lalu, bagaimana kategori orangtua bisa yang berperilaku buruk pada anak (Toxic Parents)

1. Suka Menyalahkan Anak

 Seringkali anak ketika melakukan sesuatu tetapi tidak sesuai realita orang tua disinilah orangtua suka menyalahkan. Sehingga, anak merasa terpojok karena kesalahannya selalu diungkit-ungkit

2. Terlalu Egois

Orangtua yang memiliki ciri khas seperti ini yang biasanya menjadikan sang anak menjadi kesal. Sebab, dimana anak ingin melakukan apa yang mereka inginkan namun disisi lain orangtua menginginkan anaknya untuk memahami orangtuanya.

3. Suka Menceritakan Keburukan Anak

Apabila kita terus nmenjelek-jelekkan anak dihadapan teman terkdang anak merasa kehilangan rasa percaya dirinya, sehingga dengan menumbuhkan sikap rasa rendah diri dan membuat rasa malu dihadapan rang banyak

4. Suka Bercanda Kelewat Batas

Tanpa sadari kita sering bercanda dengan sang anak dihadapan teman, ataupun saudaranya. Misalnya si anu belum mandi darikemarin baunya tidak enak ya. Lalu sang anak merasa sedih atau bahkan bisa jadi marah. Hal inilah sebagai orangtua kita juga sudah melanggar privasinya sesama manusia. Sehingga, harga diri mereka bisa jatuh.

5. Suka Memarahi Kelewat Batas

Tidak perlu menajdi orangtua yang selalu marah namun menggunakan fisik ataupun suka membentak-bentak. Apabila ingin menerapkan rasa disiplin cobalah untuk memberi rasa keamanan dan kenyaman untuk sang anak. Karena, kekerasan bukan tindakan yang bijak untuk mendidik anak-anak

Intervensi orang tua sebagai pendidik pada lingkungan keluarga sangat berperan dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Tahap-tahap dalam pendidikan karakter ini hendaknya dapat dilakukan dengan baik sehingga pada tingkat usia berikutnya tinggal menyempurnakan dan mengembangkannya. Orang yang memiliki karakter kuat, akan memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan, sebaliknya orang yang memiliki karakter mudah goyah akan lebih lamban untuk bergerak dan tidak bisa menarik kerjasama dengannya. 

Anak secara kontinu berkembang baik secara fisik maupun secara psikis untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi apabila orang tua dalam memberi pengasuhan dapat mengerti, memahami, menerima dan memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan psikis anak, disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang tua dengan anak ditentukan oleh sikap, perasaan dan keinginan terhadap anaknya. Sikap tersebut diwujudkan dalam pola asuh orang tua di dalam keluarga.

Dalam mengasuh anak, orangtua hendaknya bersikap arif dan bijaksana, tidak ekstrim terhadap salah satu pola asuh yang af\asdwsda, dalam arti mampu memberi pengasuhan sesuai dengan apa yang sedang dilakukan anak dan apa harapan orangtua. Jadi orangtua dapat menerapkan ketiga pola asuh tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan demikian pengasuhan yang diberikan oleh orangtua lebih mengutamakan kasih sayang, kebersamaan, musyawarah, saling pengertian dan penuh keterbukaan keterbukaan.

 Jika anak-anak dibesarkan dan diasuh dengan pola asuh yang demokratis, niscaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Seluruh potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian pada gilirannya nanti anak-anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia dapat terwujud. Dampak positif yang akan muncul adalah terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang baik, saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi, saling mengasihi, masyarakat yang terbuka, berpikiran positif, jujur, dan mempunyai toleransi yang baik. 

Semoga Bermanfaat,

Salam Ade Ceria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun