Mohon tunggu...
AdeRiaCahaya
AdeRiaCahaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Man Jadda Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran "Toxic Parents" Sangat Bahaya untuk Anak

15 November 2019   06:37 Diperbarui: 15 November 2019   06:41 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: creativechild.com

Apabila kita terus nmenjelek-jelekkan anak dihadapan teman terkdang anak merasa kehilangan rasa percaya dirinya, sehingga dengan menumbuhkan sikap rasa rendah diri dan membuat rasa malu dihadapan rang banyak

4. Suka Bercanda Kelewat Batas

Tanpa sadari kita sering bercanda dengan sang anak dihadapan teman, ataupun saudaranya. Misalnya si anu belum mandi darikemarin baunya tidak enak ya. Lalu sang anak merasa sedih atau bahkan bisa jadi marah. Hal inilah sebagai orangtua kita juga sudah melanggar privasinya sesama manusia. Sehingga, harga diri mereka bisa jatuh.

5. Suka Memarahi Kelewat Batas

Tidak perlu menajdi orangtua yang selalu marah namun menggunakan fisik ataupun suka membentak-bentak. Apabila ingin menerapkan rasa disiplin cobalah untuk memberi rasa keamanan dan kenyaman untuk sang anak. Karena, kekerasan bukan tindakan yang bijak untuk mendidik anak-anak

Intervensi orang tua sebagai pendidik pada lingkungan keluarga sangat berperan dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Tahap-tahap dalam pendidikan karakter ini hendaknya dapat dilakukan dengan baik sehingga pada tingkat usia berikutnya tinggal menyempurnakan dan mengembangkannya. Orang yang memiliki karakter kuat, akan memiliki kesempatan untuk mencapai tujuan, sebaliknya orang yang memiliki karakter mudah goyah akan lebih lamban untuk bergerak dan tidak bisa menarik kerjasama dengannya. 

Anak secara kontinu berkembang baik secara fisik maupun secara psikis untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan anak dapat terpenuhi apabila orang tua dalam memberi pengasuhan dapat mengerti, memahami, menerima dan memperlakukan anak sesuai dengan tingkat perkembangan psikis anak, disamping menyediakan fasilitas bagi pertumbuhan fisiknya. Hubungan orang tua dengan anak ditentukan oleh sikap, perasaan dan keinginan terhadap anaknya. Sikap tersebut diwujudkan dalam pola asuh orang tua di dalam keluarga.

Dalam mengasuh anak, orangtua hendaknya bersikap arif dan bijaksana, tidak ekstrim terhadap salah satu pola asuh yang af\asdwsda, dalam arti mampu memberi pengasuhan sesuai dengan apa yang sedang dilakukan anak dan apa harapan orangtua. Jadi orangtua dapat menerapkan ketiga pola asuh tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi. Dengan demikian pengasuhan yang diberikan oleh orangtua lebih mengutamakan kasih sayang, kebersamaan, musyawarah, saling pengertian dan penuh keterbukaan keterbukaan.

 Jika anak-anak dibesarkan dan diasuh dengan pola asuh yang demokratis, niscaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Seluruh potensi yang dimiliki anak dapat dikembangkan secara optimal. Dengan demikian pada gilirannya nanti anak-anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia dapat terwujud. Dampak positif yang akan muncul adalah terwujudnya suatu tatanan masyarakat yang baik, saling menghargai, saling menghormati, saling menyayangi, saling mengasihi, masyarakat yang terbuka, berpikiran positif, jujur, dan mempunyai toleransi yang baik. 

Semoga Bermanfaat,

Salam Ade Ceria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun