Mohon tunggu...
ade pian arista
ade pian arista Mohon Tunggu... Buruh - mahasiswa

supir gojek, yang doyan nulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda Kritis Selamatkan Bangsa, Demokrat Membuktikannya

30 Oktober 2020   12:59 Diperbarui: 30 Oktober 2020   13:12 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali kita lihat peristiwa Sumpah Pemuda. Ikrar sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia bisa-bisa terkikis oleh pihak asing. Pemuda Indonesia akan jadi babu selamanya.

Alasannya sudah jelas, PMA tidak selalu mencari negara tujuan investasi dengan gaji dan upah murah, seperti yang ditawarkan Omnibus Law Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan.

Saya kira ini konyol bila pemerintah begitu optimis UU ini akan membawa kebaikan bagi perekonomian tanah air. Indonesia belum Negara maju loh. Itu yang perlu kita ingat bersama.

PMA masuk ke negara-negara maju yang mempunyai struktur gaji dan upah jauh lebih tinggi dari Indonesia. Negara-negara maju tersebut mampu menarik PMA jauh lebih besar dibandingkan Indonesia.

Jangan samakan Indonesia dengan Negara Hong Kong. Dilansir dari World Bank menyebutkan selama 20 tahun terakhir (2000-2019) Hong Kong mampu menarik PMA rata-rata 30,21 persen dari PDB per tahun, Belanda 23,05 persen, Singapore 21,19 persen dan Inggris 4,35 persen. Sedangkan Indonesia hanya 1,78 persen. Indonesia masuk ke dalam pengupahan rendah loh jika dibandingkan dengan negara-negara maju tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono belum lama ini. Sebagai pemuda milenial kita harus kritis atas kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah agar bangsa dan Negara Indonesia semakin kuat dari jajahan asing. Alasannya karena dari masa ke masa, pemuda sudah terbukti mampu dijadikan sebagai penggerak perjuangan bangsa. Dari era kemerdekaan, pembangunan, reformasi, hingga saat ini pemuda Indonesia harus kompak merawat kebhinekaan dalam bingkai persatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun