Mohon tunggu...
Aden ReunidaZahbi
Aden ReunidaZahbi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencintai sang pemilik cinta

لله تعالى

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Intelegensi, Bakat, dan Kreativitas

19 Desember 2020   20:29 Diperbarui: 19 Desember 2020   20:34 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: duniabelajaranak.id

Intelegensi meruakan hal yang tak terpisah dari pendeidikan dan pembelajaran, pasalnya pendidikan selalu dihadapkan dengan anak-anak yang memiliki berbagai intelegensi yang berbeda. Sebagai pendidik tentu harus memiliki pemahaman mengenai intelegensi guna tercapainya tujuan pendidikan.

Intelegensi seringkali diartikan sebagai kecerdasan namun sebenarnya para ahli belum sepakat mengenai beberapa hal tentang intelegensi. Thornburgh (1984: 179) mengemukakan bahwa intelegensi merupakan ukuran individu dalam berperilaku dan dapat didevinisikan dengan berbagai cara seperti kemampuan dalam berpikir abstrak; kemampuan dalam mempertimbangkan, memahami, serta, menalar; kemampuan beradaptasi dengan lingkungan; serta kemampuan total individu dalam melakukan tindakan sengaja maupun tidak disengaja.

Pendapat dari Thornburgh (1984:179) ini memiliki kesamaan dengan Freeman (Sbror, 1993:43), ia memngartikan intelegensi sebagai penyesuian individu dengan lingkungan, kemempuan belajar, serta kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan Winkel dan Suryabrata membuat pengelompokan terhadap intelegensi yang berbeda pula.

Winkel (1996) memberikan arti inteegensi dalam arti luas dan sempit. Intelegensi dalam arti luas merupakan kemampuan dalam mencapai prestasi disemua bidang kehidupan, sedangkan dalam arti sempit intelegensi diartikan sebagai kemampuan dalam meraih prestasi di sekolah.

Suryabtara (2000:124-134) mengelompokkan definisi intelegensi dalam lima kelompok yaitu konsepsi yang bersifat spekulatif dimana intelegensi sebagai taraf umum dari sumber besar daya khusus, konsepsi pragmatif yang mana intelegensi merupakan segala sesuatu yang dites oleh tes intelegensi (intelegence is what the test test), konsepsi yang didasarkan pada analisis faktor, konsepsi yang bersifat operasional yang mendukung sifat dan hakiki intelegensi yang sudah diketahui, dan konsep yang didasarkan pada analisis fungsional sebagaimana fungsi dari intelegensi sendiri.

Teori intelegensi terus mengalami perkembangan untuk memberi penjelasan dari intelegensi itu sendiri seperti Lewis Terman yang melnjtkan kerja Binet untuk melakukan pengukuran intelegensi dengan mempertahankan konsep Binet mengenai usia mental. Menurutnya intelegensi merupakan kemampuan tunggal yang disebut usia mental (mental age) dimana seharusnya kemampuan yang dimiliki oleh rata-rata anak pada usia tertentu.selain Lewis Terman Charles Spearman (1927) juga memberi penjelasan pada intelegensi yang menurutnya intelegensi bukanlah kemampuan tunggal melainkan terdiri dari dua faktor sehingga teorinya dikenal sebagai teori intelegensi dwifaktor atau bifaktor. Kemudian ada Stermberg (1931) yang membagi intelegensi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan teori intelegensi triarkhis.

Tiga bagian tersebut merupakan konseptual, kreatif dan kontekstual (Good dan Brophy, 1990:597). Konseptual merupakan komponen pemrosesan informasi yang digunakan oleh intelegensi; kreatif merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi tantangan baru secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam berpikir sehingga mudah berhasil dalam mengatasi masalah yang muncul; terakhir kontekstual merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkungan lingkungan yang memungkinkan akan berhasil, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dapat memberi perubahan terhadap lingkungan jika diperlukan, seperti dalam hal memilih kasus, penyesuaian dengan lingkungan baru, dan kelincahan dalam bergaul. 

Dalam setiap diri manusia memiliki tiga kemampuan yang saling berhubungan yaitu intelegensi, bakat serta kreativitas. Secara umum intelegensi diartikan sebagai potensial umum (general potential ability), bakat merupakan kemampuan potensial khusus yang dimiliki seseorang (specific potential ability), sedangkan kreativitas merupakan kemampuan yang berhubungan dengan pola pendekatan masalah yang berbeda. Bagaimana intelegensi berhubungan dengan bakat? Anak yang berbakat memiliki intelegensi yang sangat tinggi, kemampuan intelektual menjadi salah satu ukuran keterbakatan. Semiawan berpendapat bahwa seseorang yang memiliki IQ 147 keatas merupakan manusia dengan bakat tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang memiliki IQ antara 120-137 merupakan seseorang dengan bakat sedang (moderately gifted).

Selain dengan bakat intelegensi seringkali dikaitkan dengan krearivitas, orang dengan IQ tinggi belum tentu kreatif tetapi orang yang kreatif pasti memiliki IQ tinggi. Oleh karena itu ketika tes intelegensi digunakan untuk mengukur bakat maka 70% anak dengan kreativitas tinggi akan ditinggalkan , itu karena kreativitas berhubungan dengan IQ tetapi tidak dapat diukur dengan tes IQ itu sendiri. Banyak ahli yang sepakat bahwa intelegensi berubungan dengan kreativitas, oleh karenanya variasi prestasi dapat diramalkan berdasarkan variasi intelegensi. Masyarakat luas meyakini bahwa nilai tes intelegensi berkorelasi pada prestasi akademik seperti nilai, kelulusan, peringkat kelas, dll. Meski intelegensi berhubungan dengan prestasi tetapi intelegensi hanya salah satu faktor yang menentukan prestasi. 

Untuk mengukur intelegensi dibedakan menjadi dua dari segi pelaksanaannya yaitu tes individual dan tes kelompok. Termasuk dalam tes individual adalah skala Stanford-Binet dan Weshler, sedangkan tes kelompok diberikan kepada sejumlah siswa dengan jawaban tertulis. Tes ini pertama kali digunakan di Amerik Serikat selama perang dunia I berupa Army Alpha Test dan Army Beta Test, Army Alpha Testdigunakan untuk merekrut calon prajurit yang dapat membaca, menulis, dan berbahasa inggris. Sedangkan Army Beta Test digunakan untuk menyeleksi calon prajurit yang buta huruf dan tidak dapat berbahas inggris.

Intelegensi diramalkan berhubungan dengan prestasi baim dalam kehidupan maupun sekolah. Oleh karenanya prestasi yang hendak diramalkan oleh tes intelegensi dapat bersifat umum dan khusus. Prestasi umum merupakan keberhasilan hidup secara umum sedangkan prestasi khusus merupakan prestasi dalam bidang tertentu seperti bahasa, matematika, dsb. Maka dari itu Winkel (1996:142) mengelompokkan tes intelegensi menjadi tes intelegensi umum (General Ability Test) dan tes intelegensi khusus (Specific Ability Test). Isi dari tes intelegensi umum terdiri dari berbagai bidang penggunaan seperti bahasa, bilangan, ruang, dan sebagainya. Sedangkan tes intelegensi khusus mengarah pada siswa yang memiliki bakat khusus dalam bidang studi tertentu seperti bahasa, matematika, dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun