Mohon tunggu...
Adem Shah Jehan
Adem Shah Jehan Mohon Tunggu... Mahasasiswa Ilmu Ekonomi/Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah mahasiswa ilmu ekonomi yang memiliki ketertarikan mendalam dalam mengamati dan menganalisis perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan latar belakang akademis yang kuat dan minat khusus pada sektor UMKM, saya berkomitmen untuk mengeksplorasi strategi dan kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM dalam perekonomian Indonesia yang terus berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Surabaya Menuju Kota Masa Depan: Smart City Berbasis Ekonomi Hijau

23 September 2025   05:26 Diperbarui: 23 September 2025   05:26 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Surabaya, 23 September 2025 -- Surabaya kini bergerak menuju wajah baru yang lebih hijau, modern, dan cerdas. Kota yang selama ini dikenal sebagai Kota Pahlawan tidak lagi hanya menyimpan cerita sejarah, melainkan mulai menampilkan diri sebagai pionir kota masa depan Indonesia. Pembangunan yang menggabungkan konsep ekonomi hijau dan smart city kini hadir bukan hanya dalam wacana, tetapi juga lewat bukti nyata di lapangan. Dengan taman kota yang terus bertambah, proyek penataan kabel bawah tanah, transportasi berbasis energi bersih, serta rencana pengembangan pesisir dan hutan kota, Surabaya sedang menapaki jalan menuju kota berkelanjutan yang bisa menjadi teladan di tingkat nasional maupun internasional.

Salah satu identitas Surabaya adalah banyaknya ruang terbuka hijau yang sudah lama dirawat dan dikembangkan. Hingga 2023, kota ini tercatat memiliki lebih dari 949 taman, dari skala kecil di sudut pemukiman hingga taman besar yang menjadi ikon kota. Taman Bungkul, misalnya, menjadi simbol ruang publik yang hidup karena selalu dipenuhi warga untuk berolahraga, bersantai, atau menikmati kuliner kaki lima di sekitarnya. Ada pula Taman Surya yang berdiri megah di depan Balai Kota, menjadi etalase wajah hijau di jantung pemerintahan kota. Tak kalah menarik adalah Taman Flora atau Kebun Bibit di Bratang dan Wonorejo yang bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga area edukasi lingkungan lengkap dengan fasilitas outbound dan pembibitan tanaman. Taman Harmoni, Taman Apsari, Taman Prestasi, dan Taman Kota Lama menunjukkan bahwa Surabaya serius menata ruang hijaunya agar warga memiliki banyak pilihan ruang berkumpul. Keberadaan taman-taman ini menjadi fondasi penting dalam visi kota masa depan, karena kota yang sehat bukan hanya diukur dari jumlah gedung pencakar langitnya, melainkan juga dari luas dan kualitas ruang hijaunya.

Namun Surabaya tidak berhenti pada ruang hijau semata. Upaya menuju smart city juga terlihat dari proyek penataan infrastruktur yang lebih rapi dan modern. Kawasan Kota Lama, misalnya, telah dipilih sebagai lokasi awal penataan kabel utilitas yang selama ini berseliweran di udara. Jalan-jalan seperti Rajawali, Kembang Jepun, hingga Karet kini dipasangi ducting bawah tanah sehingga kabel listrik dan telekomunikasi tidak lagi mengganggu pandangan mata. Bersamaan dengan itu, trotoar di kawasan tersebut diperlebar dan diperbaiki, menciptakan jalur pedestrian yang lebih aman dan nyaman. Gambaran kota masa depan Surabaya semakin nyata: bayangkan trotoar yang teduh dengan deretan pohon rapi yang akarnya ditata agar tidak merusak jalan, tiang listrik yang tidak lagi berdiri di pinggir jalan karena semua kabel sudah ditanam, dan lampu jalan yang menyala dengan energi surya hemat daya. Semua itu menciptakan wajah kota yang bersih, rapi, dan modern.

Di pusat kota, gedung-gedung pencakar langit modern terus bermunculan sebagai simbol pertumbuhan ekonomi. Tetapi dalam visi kota masa depan, gedung-gedung itu tidak lagi menjadi sumber panas kota yang berlebihan. Atap hijau, panel surya, serta kaca hemat energi menjadi standar baru pembangunan, sehingga bangunan modern juga ikut menyumbang pada efisiensi energi dan pengurangan emisi. Dengan dukungan jaringan listrik pintar yang bisa menyeimbangkan distribusi energi terbarukan, Surabaya bukan hanya membangun gedung tinggi, tetapi juga membangun masa depan yang ramah lingkungan.

Di bagian utara kota, rencana pengembangan lebih ambisius sedang dirancang. Kawasan pesisir Kenjeran yang selama ini identik dengan wisata pantai dan pemukiman nelayan akan disulap menjadi wajah baru kota dengan pendekatan berkelanjutan. Surabaya Waterfront Land, sebuah megaproyek di kawasan ini, menata ulang pesisir dengan zonasi yang jelas: area nelayan tetap dipertahankan dengan fasilitas modern dan ramah lingkungan, sementara zona publik untuk wisata pantai dan rekreasi dikembangkan agar lebih tertata. Pantai Kenjeran tidak lagi hanya menjadi tempat warga melepas penat, tetapi juga ruang wisata ramah lingkungan dengan jalur pedestrian tepi laut, pusat seni dan budaya, hingga arena olahraga ekstrem yang menyatu dengan panorama alam. Di sekitarnya, hutan kota pesisir akan dikembangkan sebagai benteng alami menghadapi abrasi, penyerap karbon, sekaligus ruang hijau baru bagi masyarakat. Ekosistem mangrove yang tumbuh di kawasan ini akan dijaga dan diperkuat, sehingga pantai tidak kehilangan nilai ekologisnya demi pembangunan.

Perubahan terbesar lainnya datang dari sektor transportasi. Surabaya kini menjadi salah satu kota pertama di Indonesia yang mengoperasikan bus listrik secara massal. Rute Terminal Purabaya -- Kenjeran Park, misalnya, kini dilayani armada bus listrik berukuran sedang yang nyaman, ber-AC, memiliki kursi khusus disabilitas, serta dilengkapi pembayaran digital. Okupansi penumpang bahkan sempat tembus hingga 110 persen, menandakan masyarakat menyambut baik moda transportasi ramah lingkungan ini. Tidak hanya bus listrik, Surabaya juga menambah puluhan armada feeder Wira Wiri untuk menjangkau kawasan permukiman, kampus, hingga pusat kota. Seluruhnya dirancang dengan tarif terjangkau, sistem cashless, dan armada bebas emisi. Langkah ini tidak hanya membantu mengurai kemacetan, tetapi juga mengurangi ketergantungan warga pada kendaraan pribadi berbahan bakar fosil.

Surabaya juga ditunjuk sebagai kota percontohan dalam proyek transisi energi berkelanjutan hasil kerja sama internasional. Program ini mendorong penerapan efisiensi energi di gedung-gedung publik, penggunaan material bangunan ramah lingkungan, pencahayaan hemat energi, hingga pemanfaatan panel surya. Gedung-gedung pemerintahan, sekolah, dan rumah sakit mulai diarahkan untuk mengadopsi standar bangunan hijau, sehingga konsumsi energi kota dapat ditekan sekaligus mengurangi emisi karbon.

Pemerintah kota juga berhasil meraih penghargaan Smart Government dan Smart Environment, pengakuan atas keberhasilan Surabaya mengintegrasikan layanan digital dengan tata kelola lingkungan. Berbagai aplikasi layanan publik diluncurkan untuk memudahkan warga, mulai dari layanan administrasi kependudukan, pelaporan infrastruktur, hingga layanan kesehatan berbasis aplikasi. Konsep Smart Healthy City kini mulai diuji di Surabaya, di mana kesehatan masyarakat, kebersihan lingkungan, dan data digital kesehatan terintegrasi untuk meningkatkan kualitas hidup warga.

Jika dibandingkan dengan kota-kota di luar negeri, arah pembangunan Surabaya sejalan dengan tren global. China, misalnya, menjadikan Shenzhen sebagai laboratorium kota masa depan dengan teknologi tinggi. Kota itu dipenuhi gedung pencakar langit futuristik, jaringan transportasi listrik, hingga sistem pembayaran digital yang menghapus ketergantungan pada uang tunai. Surabaya dapat belajar dari bagaimana Shenzhen membangun infrastruktur energi bersih yang menopang ribuan bus listrik sekaligus menata tata ruang perkotaan agar teknologi tetap berpihak pada manusia. Dari sisi lain, kota-kota di Eropa juga menjadi teladan. Amsterdam dan Kopenhagen, misalnya, dikenal dengan tata kota yang rapi, kanal dan jalur sepeda yang mendominasi transportasi sehari-hari, serta hutan kota yang menyatu dengan permukiman. Surabaya dapat mencontoh pendekatan Eropa ini, di mana pembangunan modern tetap mempertahankan estetika klasik dan mengedepankan kenyamanan warga. Bayangkan trotoar di Surabaya yang rindang seperti di Wina, Austria, atau sistem transportasi ramah lingkungan seperti di Zurich, Swiss, yang bisa mengurangi polusi udara tanpa kehilangan identitas lokal.

Seluruh arah pembangunan ini sejalan dengan teori-teori ekonomi modern. Teori pertumbuhan hijau menyatakan bahwa pembangunan ekonomi tidak harus berlawanan dengan pelestarian lingkungan, melainkan bisa saling menguatkan dengan investasi pada teknologi bersih. Teori ekonomi sirkular juga dapat diterapkan di Surabaya, di mana sampah rumah tangga, taman, hingga limbah pengolahan ikan di pesisir tidak lagi berakhir di TPA atau laut, melainkan diproses kembali menjadi energi, pupuk, atau bahan baku industri. Teori eksternalitas menekankan bahwa biaya lingkungan seperti polusi atau abrasi pantai harus dimasukkan ke dalam harga pembangunan, sehingga ada tanggung jawab nyata dari setiap pihak yang memanfaatkan ruang kota. Sementara itu, teori pembangunan berkelanjutan menegaskan bahwa pembangunan kota harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.

Tantangan memang tidak kecil. Investasi untuk membangun kabel bawah tanah, lampu surya, hingga hutan kota pesisir membutuhkan dana besar dan koordinasi solid antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Regulasi yang konsisten serta kesadaran publik juga menjadi kunci, karena kota masa depan hanya bisa terwujud jika warganya ikut menjaga, merawat, dan memanfaatkan fasilitas secara bijak. Namun Surabaya punya modal penting: rekam jejak sebagai kota yang inovatif dalam pengelolaan sampah, peraih penghargaan internasional untuk tata ruang hijau, serta kepemimpinan kota yang selama ini berani mengambil langkah berbeda. Jika konsistensi ini dijaga, Surabaya akan melampaui dirinya sebagai Kota Pahlawan menuju kota masa depan yang hijau, cerdas, dan manusiawi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun