Jakarta, Zoom Meeting -- Divisi Menggali Pontensi Mahasiswa Sebagai Entrepreneur Muda -- Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka (UHAMKA) menggelar seminar "Millenial Entrepreneurs Muda", Rabu ( 21/6).
Pembuka pertama di mulai dari Dr. Eko Digdoyo, M.Hum, yang menjelaskan tentang materi-materi yang ingin disampaikan.
Mengatakan, Ada 4% wirausaha atau pengusaha yang harus ada di sebuah masyarakat disebut pembahasan sebuah negeri. Ia tidak ingin negara tersebut memiliki kemantapan memiliki keteguhan sebagai sebuah pesan ke Singapura itu sudah di atas dapat tidur di situ di bawah 4% di bawah 4% Jadi mimpi bangsa kita yang di lakukan oleh pemerintah dan pemerintahan kita itu adalah bahwa di tahun 2045 itu tahun dimana kita merayakan 100 tahun Indonesia harus memiliki usaha yang yang dapat mendukung ya mendukung eksistensi kita sebagai sebuah bangsa.
Karena itu kita tahu bahwa untuk menjadi entrepreneur juga tidak mudah tutup proses untuk perubahan mindset kita sebagai bagian dari elemen penting yang nanti akan tahulah kita mudah-mudahan di tahun 2045.
"Menyampaikan , bahwa di tahun 2045 kita ini tidak kontributif dan tidak ada orang yang sampai ke bumi tanpa melalui proses tanpa melihat tanda-tanda hari ini adalah anak pertama dan terakhir. Sebagai seorang muslim ketika sadar bahwa menjadi seorang entrepreneur itu adalah bagian dari upaya memberi manfaat lebih banyak jadi entrepreneur yang menghadirkan kemandirian dalam diri Memberikan manfaat bagi lebih banyak orang lain itu adalah rohnya ajaran Islam yang kalian adalah manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain menjadi enterpreneur menghidupi diri sendiri. Tapi juga banyak orang Pak Toni Firmansyah saya percaya"
Selanjutnya acara ini menghadirkan satu pemateri yakni Apt. Toni Firmasyah, S.Farm. ( CEO Produk Kosmetik SR12) , (ia sebagai Ketua Lembaga UMKM PP Muhammadiyah) dan ( Sebagai Alumni Farmasi Uhamka).
Webinar ini diawali materi-nya oleh Toni Firmasyah, yang menyampaikan tentang bagaimana dulu sih mindset seorang pengusaha itu bisa lahir dari profesi apoteker.
Dia mengatakan bahwa kita tuh harus ada pemahaman industri contoh saya pengusaha dan punya industry kosmetik itu ada dua yang industry kosmetik golongan A ada di kayu dan kain tradisional salah satu dari perusahaan itu akan naik dan kemudiam juga punya industry obat tradisional yang ada di Depok, kemudian kita juga punya urusan itu juga yang menggarap sebuah proyek pemerintahan yang kebanyakan. Kemudia kita mempunya dan tidak punya brand yang mungkin di kenal itu ada sr12 ada beberapa juga ikut dalam kontinuitas dan punya industry pergerakan.
kalau tinggi dan total dari ini kita ya sekarang ambil produknya jadi karyawan Kalau salah kita itu yang di Indonesia tetap Rp70.000 Rp10.000 seller ya yang menjual produk kita nah ini ini menarik sekali. Bagaimana seorang prakarya
