Mohon tunggu...
adelia dwindaputri
adelia dwindaputri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

universitas pendidikan ganesha

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perlukah Creative Accounting dalam Menyusun Laporan Keuangan?

26 November 2020   16:25 Diperbarui: 26 November 2020   17:43 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

          Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembuatan laporan keuangan menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Akan tetapi, dalam kenyataannya banyak laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

          Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, kenyataannya banyak perusahaan melakukan akuntansi kreatif atau creative acoounting untuk mendapatkan respon yang baik dari beberapa kalangan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan perusahaan melakukan creative accounting untuk mempertahankan eksistensi perusahaan ditengah persaingan yang sangat ketat di masa sekarang ini.

Apa itu Creative Accounting?

          Creative Accounting terdiri dari dua kata yaitu kata 'kreatif' berarti kebolehan seseorang menciptakan ide baru yang efektif, dan kata 'akuntansi' yang berarti pembukuan tentang financial events yang senantiasa berusaha untuk setia kepada kondisi keuangan yang sebenarnya (faithful representation of financial events).  Lalu apa arti dari 'creative accounting' ? istilah ini sebenarrnya adalah kata halus dari sistem pelaporan keuangan yang tidak setia pada kondisi keuangan yang sebenarnya yang dibuat dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tujuan dan Motivasi melakukan Creative Accounting

          Tujuan seseorang melakukan creative accounting diantaranya adalah ingin pajak yang dibayar kecil atau tidak ada sama sekali, ingin mendapatkan pinjaman baru dari perbankan, bisa juga untuk mempertahankan pinjaman yang sudah diberikan oleh bank karena syarat-syarat tertentu, atau bisa untuk mengecoh saham untuk menciptakan kesan bahwa manajemen berhasil mencapai target perusahaan dengan baik sebagaimana dilakukan terhadap kasus perusahaan-perusahaan besar tersebut diatas.

          Uang, kekayaan, materialisme adalah motivasi terbesar bagi manajemen dan akuntan dalam melakukan akuntansi kreatif. Distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan mengecoh pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan dan yang mendapat keuntungan adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan itu sendiri.

Unsur -- Unsur Creative Accounting

          Menurut Charles W Mulford & Eungene E Comiske terdapat beberapa unsur dari akuntansi kreatif, diantaranya :

  • Penghasilan Prematur atau Penghasilan Fiktif (recognizing Premature or Fictitous Revenue), dalam prinsip akuntansi Amerika penghasilan prematur sudah sesuai dengan prinsip karena bisa saja barang sudah dipesan namun belum dikirim, tetapi tidak untuk penghasilan fiktif karena bagaimana mungkin penjualan dicatat tanpa adanya penjualan yang terjadi.
  • Kapitalisasi yang Agresif & Kebijakan Penangguhan Penyusutan (Aggresive Capitalization & Extended Amortization Policies), kebijakan kapitalisasi yang agresif yakni seperti perusahaan melaporkan beban atau rugi tahun berjalan sebagai aset. Hal ini mengakibatkan pengakuan biaya tertunda dan laba naik, selanjutnya aset tersebut sebagai beban tertangguh seperti amortisasi selama beberapa tahun.
  • Pelaporan Aset dan Hutang Tidak Benar (Misreported Assets & Liabilities), dalam beberapa kasus, nilai aset yang dinilai lebih tinggi dan/atau kewajiban dinilai lebih kecil bertujuan agar mendapatkan kekuatan yang lebih tinggi (earning power) dan posisi keuangan yang lebih kuat. Beberapa akun aktiva yang berpotensi dilaporkan lebih tinggi adalah piutang usaha, inventori, investasi. Akun kewajiban yang sering dicatat lebih rendah diantaranya adalah utang usaha, biaya utang masih harus dibayar dan kewajiban kontijensi.
  • Kreatifitas dalam Laporan Laba Rugi (getting Creative with The Income Statement), permainan angka -- angka di laporan laba-rugi dengan maksud mempercepat atau memperlambat pengakuan pendapatan dan biaya, laba diatur untuk beberapa periode pelaporan. Unsur pendapatan usaha dilaporkan sebagai pendapatan di luar usaha atau sebaliknya, pengeluaran yang termasuk dalam harga pokok penjualan direklasifikasikan ke dalam kelompok akun beban operasi atau sebaliknya. Reklasifikasi demikian tentu saja akan mempengaruhi angka sub total laba kotor atau laba operasi yang nota bene sering dijadikan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
  • Permasalahan pada Laporan Arus Kas (Problems with Cash-flow Reporting), merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri bahwasannya investor sangat tertarik dengan perusahaan yang memiliki earning power yang baik dan berkelanjutan. Dengan demikian kedepanya arus kas akan tetap baik pula sementara bagi kreditur, dengan arus kas yang baik maka urusan utang piutang menjadi lancar. Di dalam pelaporan arus kas menurut GAAP, arus kas terbagi menjadi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas pembiayaan dan aktivitas investasi. Bentuk penyajian laporan arus kas sendiri terdiri dari indirect method dan direct method. Dalam indirect method, arus kas dari aktivitas operasi dihitung dari laba bersih yang disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas di laporan laba-rugi. Sementara itu, dalam direct method arus kas dari aktivitas operasi ditampilkan berdasarkan transaksi-transaksi kas di laba rugi.

Cara -- Cara melakukan Creative Accounting

cara yang paling sering dilakukan diantaranya  :

  • Mengakui penghasilan prematur atau penghasilan fiktif. Untuk penghasilan fiktif ini penghasilan dicatat tanpa adanya penjualan yang terjadi. Bentuk dari prematur revenue dapat berupa pengakuan penjualan dilakukan pada saat barang sudah dipesan, tapi belum dikirim atau barang sudah dikirim, tapi belum dipesan. Contoh penjualan fiktif adalah tanggal pengiriman yang diubah atau sengaja salah mencatat penjualan.
  • Aggressive Capitalization & Extended Amortization Policies. Dalam kebijakan kapitalisasi yang agresif, perusahaan melaporkan beban atau rugi tahun berjalan sebagai aset. Akibatnya, pengakuan biaya tertunda dan laba naik. Selanjutnya aset atau beban tersebut diamortisasi selama beberapa tahun.
  • Misreported Assets & Liabilities. Dalam banyak kasus, nilai aset overvalued dan/atau kewajiban undervalued dengan tujuan agar earning power menjadi lebih tinggi dan posisi keuangan lebih kuat. Dengan laba yang tinggi, otomatis saldo laba dan nilai ekuitas akan naik. Beberapa akun aktiva yang potensial dilaporkan overvalued adalah piutang usaha, inventory, investasi. Akun kewajiban yang dicatat undervalued diantaranya adalah accrued expense payable, utang usaha, utang pajak, dan contingent liability.
  • Getting Creative with the Income Statement. Permainan angka-angka di laporan laba rugi terjadi pada cara mempercepat atau memperlambat pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam hal ini laba diatur untuk beberapa periode pelaporan. Selain itu, penyajian laporan yang dapat berbentuk single step maupun mutiple step memungkinkan perusahaan memainkan angka-angka subtotal, klasifikasi akun, dan catatan atas laporan keuangan. Misalnya unsur pendapatan usaha dilaporkan sebagai pendapatan diluar usaha atau sebaliknya, pengeluaran yang termasuk dalam harga pokok penjualan direklasifikasikan ke dalam kelompok akun beban operasi atau sebaliknya. Reklasifikasi demikian tentu saja akan mempengaruhi angka sub total laba kotor atau laba operasi yang sering dijadikan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.
  • Problems with Cash-flow Reporting. Arus kas bersih dari aktivitas operasi merupakan manifestasi operating income yang ada di laporan laba rugi. Arus kas bersih ini akan menjadi alat ukur utama tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan suistanble cash flow. Untuk menghasilkan arus kas dari operasi yang baik, cara yang sering dilakukan adalah memasukkan unsur pembayaran pajak penghasilan (PPh), baik PPh Badan maupun PPh Final, Operasi dalam penghentian juga dimasukkan dalam aktivitas operasi, padahal dalam laba rugi discontinued operation tersebut dikeluarkan dari laba operasi, biaya operasi yang dikapitalisasi dimasukkan sebagai arus kas dalam aktivitas investasi, padahal jika dibebankan pada tahun berjalan, masuk dalam arus kas operasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun