Mohon tunggu...
Adelia
Adelia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Communication science study program students who study digital communication in Cyber Asia Univercity and private employees in the service sector

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kopi Babah Kacamata: Kopi Khas Salatiga

16 Februari 2023   20:35 Diperbarui: 16 Februari 2023   20:37 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Salatiga terkenal dengan jajanan oleh-olehnya yang khas seperti enting-enting gepuk dan gula kacang. Tidak hanya itu, banyak orang yang berkunjung ke kota ini karena udaranya yang cukup sejuk karena terletak di lereng Gunung Merbabu. Namun ketika sedang berkunjung kemari, tidak ada salahnya para traveller mencoba salah satu kopi khas dari kota ini yakni Kopi Babah Kacamata. Kopi Babah Kacamata merupakan kopi robusta yang diolah dengan cara yang masih tradisional karena sudah dikelola secara turun-temurun namun memiliki cita rasa yang khas dan tidak berubah sejak dahulu. Kopi ini mudah dijumpai di seluruh penjuru kota. Namun pusat pembuatan dari kopi ini dilakukan secara rumahan yang terletak di Jl. Kalinyamat no 16. Para traveller bisa berkunjung kesana untuk bertanya-tanya atau sekedar membeli kopi tersebut.

Kopi Babah Kacamata yang memiliki tagline babahe para kopi (leluhur dari semua kopi) ini memiliki tekstur yang lembut dan bahkan lebih lembut dari struktur kopi yang biasanya dikemas dalam sachet. Terkadang ketika kopi ini diseduh, tidak terdapat sisa dari ampas kopi yang diseduh karena larut dalam air. Selain itu, kopi babah kacamata ini juga memiliki aroma yang khas dan sangat pekat, sehingga cocok menjadi salah satu pilihan bagi pencinta kopi. Pahit menjadi cita rasa asli dari kopi robusta ini.

Menurut salah satu karyawan dalam usaha rumahan ini, pembuatan Kopi Babah Kacamata dilakukan secara tradisional dan tidak berubah sejak awal pembuatannya. Yakni menggunakan mesin sangrai bath yang dinyalakan menggunakan kayu bakar dengan api yang menyala. Dalam 1 mesin tersebut berisi sekitar 20 kg kopi robusta yang siap untuk disangrai. Sehingga cita rasa yang diberikan tetap orisinil dan tidak menyimpang dari rasa awalnya.

Dalam 1 hari penjualan kopi ini dapat mencapai hingga 1 kuintal. Penggemar kopi ini sangat beragam, mulai dari masyarakat lokal, pendatang di Kota Salatiga, hingga pesanan via ecommerce ataupun via media sosial. Pabrik rumahan ini berdiri sejak tahun 1966 didirikan oleh sepasang suami istri yakni Warsono (Tan Tjun Gwan) dan Lucia Rusmiyati. Dan sekarang dikelola oleh Astono selaku anak dari Bapak Warsono dan Ibu Lucia.

Harga yang dipatok untuk pembelian kopi babah kacamata ini kisaran Rp65.000 per kg nya. Kemasan yang dipasarkan antara 150-1.000 gram dengan berbagai varian harga. Para traveller bisa membeli langsung di toko milik Bapak Astono ataupun bisa membeli di seluruh toko di pelosok kota ini. Jangan khawatir jika Anda tidak sempat untuk berkunjung ke kota ini, para traveller juga bisa membeli via online melalui platform ecommerce yang tersedia.

Menurut Sutrisno, salah satu penikmat kopi babah kacamata menyampaikan bahwa "Kopi ini memiliki cita rasa yang berbeda dan lain daripada kopi biasa. Jika kopi lain akan meninggalkan sisa ampas yang cukup banyak, Kopi Babah Kacamata ini hanya meninggalkan sedikit ampas. Selain itu, aroma dari kopi ini juga cukup khas dibanding kopi yang lain sehingga menimbulkan sensasi tersendiri ketika kopi ini diseduh langsung dengan air panas. Apalagi harganya cukup terjangkau bagi masyarakat dan mudah ditemui di kota ini, sehingga kopi ini menjadi pilihan di Kota Salatiga."

Nah, bagaimana traveller? Berminat untuk mencoba sensasi dan aroma dari Kopi Babah Kacamata? J

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun