Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Mami Akhirnya Merantau!

20 Juni 2020   13:27 Diperbarui: 20 Juni 2020   13:18 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: pixabay.com)

Definisi "anak mami" memang beragam dan rata-rata memiliki pandangan yang buruk di mata orang lain. Ada yang mengganggap anak mami adalah anak yang manja dan tak bisa kerja, hanya bergantung hanya kepada orangtua. Anak mami tidak bisa hidup jauh dari orangtuanya, selalu ikut kemanapun ibunya pergi. 

Anak mami tidak boleh kemana-mana tanpa persetujuan ibunya atau boleh kemana-mana asal ibunya ikut. Ada ada saja definisi untuk anak mami dari masa ke masa. 

Sampai sampai ada yang pernah bilang "Jangan menikah dengan anak mami, hidup sudah susah nanti makin susah" . Kalau sudah begitu yasudah mau bagaimana lagi, tanggapan orang lain tak perlu dibuat resah. 

Membaca judulnya saja bisa terbayangkan gimana jadinya kalau anak mami memutuskan untuk merantau apalagi ke Ibu Kota. Pasalnya kota metropolitan akan penuh dengan tuntutan dan persaingan. 

Padahal sebenarnya tak serta merta menyeramkan seperti yang dibilang orang-orang. Di tengah pademi covid-19 begini si anak mami tersebut tentu tidak bisa pulang ke rumah seperti yang sudah direncanakan dari jauh jauh hari. 

Bentuk rasa khawatir orangtuanyapun makin meningkat dan beragam  mulai dari harus memfoto setiap hidangan makanan 3 kali sehari, harus sedia vitamin dan obat-obatan diare, flu, serta obat sakit kepala di kamar kos, hingga memantau status waktu "online" kontak whatsapp anaknya pada tengah malam. 

Saat ini, menunda pertemuan menjadi cara paling sederhana untuk saling melindungi. Rasanya tak mengapa (pastinya sedih dong hiks), kali pertama dalam hidupnya tidak merayakan hari raya Idul Fitri dirumah dan di tengah-tengah keluarga tercinta. Hanya sekedar tatap muka melalui video call sepertinya tak cukup mewakili rasa rindu. 

Mungkin akan terasa biasa bagi orang lain yang sejak usia sangat belia sudah merantau ke sini sana. Sana sini maksudnya. Tentunya bukan juga hal yang baru bagi orangtua yang anaknya jarang sekali pulang ke rumah.

Sebentar lagi hari raya Idul Adha akan tiba. Belum tercium aroma aroma rencana mudik dan berlibur ke rumah, mengingat masa PSBB transisi sedang berlangsung, bukan berarti bisa pergi kemanapun semau-maunya. Merayakan Idul Fitri kemarin rasa nya sudah cukup berbeda. 

Tidak ada hidangan ketupat dan sayur opor buatan mama. Tidak ada aroma rendang yang tercium sepanjang mata memandang. Eh tapi ini sih karena laper ya bukan baper hehe. Tetap saja, bukan cuma anak mami yang merasa begini kan ?? kamu juga, iya kamu, yang belum pernah dilabeli "anak mami". Eh Bercanda lho yaa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun