Oleh: Ade Imam Julipar
21-03-2021
Apakah yang baik sama dengan menyenangkan?
Mari kita uji  pertanyaan tersebut.
Apakah yang baik sama dengan menyenangkan. Jika pertanyaan ini benar, maka kita bisa mengganti redaksinya dengan: Apakah yang baik sama dengan yang baik? Karena baik disamakan dengan menyenangkan, sehingga dimungkinkan untuk mengganti kata baik dengan kata menyenangkan dan juga sebaliknya, mengganti kata menyenangkan dengan kata baik.
Dalam bahasa pergaulan sehari-hari tentu kita sering mendengar bahwa yang baik belum tentu menyenangkan. Juga yang menyenangkan belum tentu baik.
Ketika bicara yang baik, kita masuk dalam ranah etika. Sebuah sistem nilai yang dipaksakan dari luar. Sistem nilai itu bisa berupa: tradisi, hukum, dan juga nilai-nilai keagamaan.
Sedangkan ketika  berbicara mengenai yang menyenangkan, kita masuk dalam perasaan manusia. Karena perasaan lah yang bisa mencerap hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Di sini bisa ditegaskan, bahwa hal yang menyenangkan adalah bebas nilai (Value free). Berbeda dengan hal yang baik, dia terikat pada sebuah nilai yang dianut dalam masyarakat.
Lagi-lagi kita harus menengok Sigmund Freud untuk memperjelas hal ini. Dalam psikoanalisis-nya, Freud sudah menjelaskan hal ini dengan gamblang. Ada 3 komponen pembentuk tindakan manusia.
Komponen pertama adalah Id. Atau dalam Jerman: Das Es. Id adalah naluri instrinsik yang ada dalam diri semua dan setiap manusia. Naluri ini bisa kita temui  dan lihat pada hewan. Hewan bertindak sesuai naluri intrinsiknya untuk bertahan hidup.