09-12-17
Setiap bulan Januari gaji naik. Entah itu karena peraturan atau kebiasaan. Yang pasti gaji bulan Januari berbeda dengan gaji bulan sebelumnya. Tidak banyak memang selisihnya. Tapi yang tidak banyak itu tetap saja membuat hati senang.
Setelah berbincang dengan beberapa kawan sekantor, ternyata saya tahu bahwa kenaikan gaji itu bervariasi. Â Tapi nilainya tak lebih dari sepuluh persen. Berapa pun prosentase kenaikannya, yang pasti gaji kami naik.
Sebagai pekerja praktis kami mengandalkan gaji sebagai  penghasilan. Dan itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian.  Beras, minyak sayur, sabun, telor, gas, dan gula-kopi. Dengan itu kami bisa melangsungkan hidup. Selain kebutuhan-kebutuhan harian itu, di akhir pekan kami kadang-kadang pergi ke mall untuk sekedar jalan-jalan atau juga sekedar menumpang baca di Gramedia. Kalau pun ada film bagus di XXI, dan kami bisa menontonnya karena ada kelebihan uang gaji, itu sebuah kemewahan tersendiri.
Dengan gaji kami bisa memenuhi kebutuhan hidup: baik itu kebutuhan dasar maupun kebutuhan budaya. Tinggal pandai-pandainya saja kami mengaturnya.
Kelangsungan hidup kami sebagai pekerja sangat tergantung dengan keberadaan perusahaan. Jika perusahaan terus beroperasi dan berproduksi, kami pun lancar dalam menjalani kehidupan.
Orang seperti kami yang tiada modal hanya mengandalkan tenaga untuk mendapatkan gaji.
Saya pernah membaca artikel dalam sebuah majalah terbitan dari salah satu serikat pekerja. Majalah itu berbentuk fotokopian. Entah dimana sekarang majalahnya. Mungkin hanyut terbawa banjir, waktu banjir besar melanda tempat saya. Saya kutipkan sedikit. Walau yang sedikit ini sepertinya terlalu banyak. Disana tertulis:
"Pekerja adalah orang yang menerima gaji dari orang pertama yaitu majikan. Mereka bekerja guna memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Sedang majikan bekerja dengan mencari untung atau laba. Pekerja sering menjadi target eksploitasi para majikan yang berorientasi kapitalis ini. Untuk itu mereka sering diperas tenaganya dan diberikan gaji yang rendah guna kepentingan meraup laba sebesar-besarnya. Para pekerja ingin hidup dengan tenang, maka dia yang hidup untuk bekerja akan mengalami alienasi atau keterasingan. Mereka adalah orang-orang yang tak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga menumpang pada para pemodal untuk menciptakan barang dengan nilai lebih. Nilai lebih ini tercipta dari rumusan nilai barang dikurangi nilai seluruh hasil produksi dan menciptakan untung."
Ya, sepertinya ada benarnya juga tulisan itu. Sesuai dengan kenyataan yang kami rasakan dan alami. Gaji yang rendah guna kepentingan meraup laba sebesar-besarnya. Jadi, sebetulnya gaji yang dibayar perusahaan itu dari uang kami-kami juga. Uang dari pekerja.
Dan gaji yang rendah itu setiap bulan Januari naik.
Salam Dari Benteng Betawi.