Mohon tunggu...
Ade Hidayat
Ade Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar - Pembaca

Membaca - Mengajar - Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Bentuk Sikap Orangtua dalam Merespons Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi

21 April 2021   20:38 Diperbarui: 21 April 2021   21:29 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.liputan6.com/

Setelah lebih dari setahun kegiatan belajar di sekolah terpaksa dirumahkan karena pandemi, Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud kini mulai mengizinkan beberapa sekolah melakukan pembelajaran tatap muka, meski secara bertahap dan terbatas.

Proses yang harus ditempuh sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka pun tidak sederhana. Disamping harus berada di zona yang relatif aman (minimal kuning), untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka, sekolah juga harus melengkapi diri dengan seperangkat alat-alat sanitizer, membagi kapasitas kelas menjadi 50% dengan sistem shift, dan mesti mengantongi surat pernyataan bermaterai yang menyatakan bahwa orang tua siswa "bersedia/tidak bersedia" buah hatinya mengikuti pembelajaran tatap muka tersebut.

Meski sekolah telah melengkapi segudang persyaratan yang tidak sederhana dan relatif "mahal" seperti di atas, sikap yang ditunjukkan orang tua siswa pun berbeda-beda dalam merespons kebijakan tersebut. Ada yang secara umum bersedia "mengembalikan" anaknya ke sekolah, namun tidak sedikit juga yang ragu, bahkan menolak.

Berikut ini beberapa sikap dari orang tua siswa dalam merespons pembelajaran tatap muka di masa pandemi:

1. Senang

https://today.line.me/id/v2/amp/article/rXqEjP
https://today.line.me/id/v2/amp/article/rXqEjP
Selama pembelajaran dialihkan ke rumah, orang tua memiliki peran ganda, yakni sebagai orang tua yang mengurusi rumah (bahkan mencari nafkah), sekaligus juga sebagai guru. Tak jarang peran ganda tersebut membuat orang tua kewalahan.

Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan betapa sulit mengajari anak-anak untuk memahami pelajaran.  Bahkan, untuk meminta anak-anak mengerjakan tugas saja, merupakan perkara sulit bagi sebagian orang tua.

Karena itu, dikembalikannya kegiatan belajar ke sekolah menjadi kabar gembira bagi sebagian orang tua. Sebab dengan begitu, "volume" kerja orang tua menjadi lebih ringan. Karena aktivitas belajar formal anak-anak dikembalikan kepada guru sebagai orang tua kedua di sekolah.

Selain itu, perasaan senang orang tua siswa juga disebabkan oleh indikasi akan berakhirnya masa pandemi. Dengan dibukanya sekolah, sebagian orang tua juga meyakini bahwa tak lama lagi kita akan memasuki masa normal.

2. Khawatir

https://style.tribunnews.com/amp/2020/09/27/4-zodiak-ini-gampang-khawatir-dan-takut-mengecewakan-orang-lain-termasuk-virgo
https://style.tribunnews.com/amp/2020/09/27/4-zodiak-ini-gampang-khawatir-dan-takut-mengecewakan-orang-lain-termasuk-virgo
Menunjukkan sikap khawatir umumnya terjadi pada orang tua siswa dalam merespons pembelajaran tatap muka di tengah pandemi. Nah, biasanya golongan orang tua ini terbagi menjadi dua dalam hal mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.

Pertama, meski khawatir, orang tua tetap mengizinkan anaknya kembali ke sekolah. Alasannya bisa karena melihat orang tua siswa lainnya yang begitu yakin mengizinkan anak-anak mereka kembali ke sekolah; atau juga karena anaknya sendiri "keukeuh" ingin kembali belajar di sekolah.

Di satu sekolah, bahkan ada orang tua yang pada mulanya tidak setuju anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka, dan telah menyerahkan surat pernyataan tidak setuju ke pihak sekolah. Namun, kemudian karena anaknya merengek ingin belajar secara tatap muka di sekolah, orang tua itu pun menarik kembali surat pernyataan tidak setuju yang telah diberikan ke sekolah dan mengantarkan anaknya kembali belajar tatap muka di sekolah.

Kedua, karena khawatir, orang tua tidak mengizinkan anaknya kembali belajar ke sekolah. Meski sekolah telah memenuhi standar untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, golongan orang tua ini tetap belum mengizinkan demi memproteksi buah hatinya dari kemungkinan terjangkit virus di sekolah.

3. Takut

https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/cara-menghilangkan-rasa-takut/?amp=1
https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/cara-menghilangkan-rasa-takut/?amp=1
Sikap yang terakhir ini ditunjukkan oleh sebagian orang tua siswa dalam merespons pembelajaran tatap muka di masa pandemi.

Meski tidak banyak, golongan orang tua ini cenderung terkonsentrasi pada angka-angka penularan virus daripada tingkat risiko suatu wilayah atau pun upaya maksimal sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan.

Orang tua yang mengambil sikap ini sudah pasti tidak mengizinkan anaknya kembali belajar di sekolah sampai masa pandemi benar-benar berakhir.

Nah, itulah tiga macam sikap orang tua siswa dalam merespons pembelajaran tatap muka di masa pandemi. Ada yang cenderung merespons hal tersebut dengan senang, namun ada pula yang khawatir, bahkan takut.

Dan, pada prinsipnya, setiap orang tua siswa bebas untuk menentukan sikap. Orang tua juga bebas untuk memutuskan "bersedia/tidak bersedia" buah hatinya kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, pada masa pandemi ini.

Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun