Mohon tunggu...
Ade Fini
Ade Fini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Inspirasi Terselubung dari Pelosok Nusantara

8 Desember 2017   08:13 Diperbarui: 8 Desember 2017   08:55 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wae Rebo mytravelingphotograph.blogspot.com/

Banyak orang yang memiliki harapan untuk travelling ke luar negeri, tetapi siapa yang pernah terbesit dalam benaknya untuk travelling ke pelosok negeri? Sangat disayangkan, tidak banyak orang mengenal potensi wisata dan pembelajaran terselubung yang menginspirasi di dalamnya.

Aini Hanifa seorang Travel Blogger menyampaikan bahwa esensi dari travelling bukanlah tentang perjalanan, namun pengalaman baru yang didapatkannya. Dalam acara IBT (Indonesia Bagian Timur) Expo (02/12), ia mengaku sempat mengunjungi Desa Wae Rebo di Flores, Nusa Tenggara Timur, sebelum akhirnya mengunjungi Labuan Bajo.

Ia membagikan kisahnya di Wae Rebo, yang perjalanannya memerlukan waktu tracking selama sembilan jam. Namun, rasa lelah itu terbayar saat ia tiba di 'negeri di atas awan'. Pemandangannya sangatlah asri, ditambah lagi masyarakatnya yang ramah membuat ia nyaman meskipun berada di wilayah yang terisolasi dari teknologi. Terisolasinya Wae Rebo dari teknologi justru membuat kehidupan di desa ini begitu sederhana dan penuh tawa.

Pantai Ora di Pulau Seram Maluku. via https://kemanaajaboleeh.com
Pantai Ora di Pulau Seram Maluku. via https://kemanaajaboleeh.com
Indonesia pada dasarnya, dari Sabang sampai Merauke, sangat indah dan yang membuat lebih indah adalah orang-orang di dalamnya sebagaimana yang diungkapkan Esti, perwakilan dari US Consulate General Surabaya di IBT Expo (02/12). Esti berbagi kisah tentang orang-orang yang ditemuinya di Desa Keta. Salah satunya tentang Ali Akbar, seorang anak Kepala Desa Keta di Pulau Seram Maluku.

Ali Akbar pernah mengenyam pendidikan di Ambon dan belum sempat ia lulus sekolah, ia sudah kembali ke desanya. Kembalinya Ali ke desa bukan tanpa tujuan, bersama dua orang pemuda lain dari desa sebelah, ia membangun taman baca. Namun, yang membuat proyek mereka berbeda adalah, selain fasilitasnya yang mereka bangun, mereka juga secara tidak langsung membangun sebuah gerakan untuk membuat alternatif mimpi kepada anak-anak di desa untuk memiliki impian yang tidak melulu soal profesi.

Pemuda lainnya adalah Firman, salah satu pemuda dari desa sebelah, yang awalnya mengenyam pendidikan dengan segala rintangan dan jerih payah di pulau yang berbeda, kini mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan S2 di Amerika.

taman baca di Desa Keta https://www.pendidikansbt.com
taman baca di Desa Keta https://www.pendidikansbt.com
Kesempatan untuk menemui orang-orang hebat seperti itulah yang tidak kita dapatkan jika kita hanya sebatas travelling tanpa mengambil esensi dari travelling itu sendiri. Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, pengalaman-pengalaman berharga justru bisa kita dapatkan di negeri kita sendiri.

"Jika perjalanan ke beberapa negara dua minggu lalu bisa saya tukar dengan pengalaman enam hari saya disini, Desa Keta, akan saya tukar dengan pengalaman enam hari saya," imbuh Esti mempertegas pembicaraannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun