Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Ujung Rotan Ada Bui (Penjara)

25 November 2020   15:52 Diperbarui: 26 November 2020   08:51 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: UtakAtikOtak.com

Pernah dengar kata-kata " Di Ujung rotan ada emas"? Mungkin tak semua dari kita pernah mendengar kata-kata tersebut.

Kata tersebut merupakan sebuah pribahasa, seperti halnya, kata besar pasak dari pada tiang,  bagai air di daun talas, atau air beriak tanda tak dalam.

Saya tak begitu tahu awal mula kata di ujung rotan ada emas ini di gunakan. Melansir dari indonesiaunicef.blogspot.Com. "Di ujung rotan ada emas". Merupakan pepatah umum yang digunakan di Papua.

Pepatah ini sangat populer di kalangan guru sekolah dasar di daerah-daerah pesisir seperti Makbon dan Sorong. Pepatah tersebut digunakan untuk membenarkan tindakan mereka dalam mendisiplinkan anak-anak dengan memukul mereka dengan sebuah tongkat.

Bukan hanya di Papua, kata-kata tersebut, dapat juga kita dengar di gunakan/ucapkan oleh guru-guru sekolah dasar, hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di  Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Entah sekarang kata itu masih di gunakan atau tidak. Kata tersebut, saya mendengarnya ketika waktu masih sekolah dasar(SD)dulu.

Ketika tak bisa menjawab soal yang di tanyakan, memanjangkan kuku di jari-jari tangan atau tak memasukan baju kedalam celana. Guru memukul kami dengan rotan lalu mengatakan "di ujung rotan ini ada emas".

Awalnya saya tak mengerti maksud kata tersebut. Saya berpikir bahwa, mana ada di ujung rotan itu ada emas. Yang ada malah sakit yang dirasa ketika di pukul dengan rotan.

Akan tetapi, Guru kami menjelaskan bahwa maksud dari kata di ujung rotan ada emas artinya dalam pukulan rotan itu terdapat kebaikan.

Ketika kami bandel dan di pukul, dalam pukulan itu ada kebaikan. Pukulan itu bukan berarti marah, tapi bentuk dari rasa sayang agar memperbaiki kelakuan menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun