Munir Said  Thalib pernah berkata-kata: Aku harus tenang walaupun takut. Untuk membuat semua orang tidak takut. Normal, sebagai orang, ya pasti ada takut, nggak ada orang yang anggak takut, cuma yang coba aku temukan merasionalisasi rasa takut.
Ya. Benar yang ia katakan. Semua orang pasti memiliki rasa takut. Sebab, Rasa takut merupakan hal yang manusiawi dan merupakan anugrah  dari Tuhan, agar manusia dapat mempertahankan hidupnya.Â
Akan tetapi, saya tak menyangka seorang Munir Thalib, Â mampu mengolah(merasionalisasi) rasa takutnya menjadi sebuah energi yang mampu melampaui rasa takutnya itu.Â
Saya membayangkan, bagaimana bisa, ia mengendalikan rasa takutnya itu. misalkan, Ketika tiba-tiba ia dikirim surat kaleng berisi ancaman pembunuh atas dirinya.Â
Mendapatkan teror bom, atau misalkan ia di telpon oleh penelepon yang tak ia kenali lalu mengancam membunuh istri dan anaknya.Â
Apa yang kita-kira ia pikirkan ketika di hadapkan dalam kondisi seperti itu?Â
***
Munir Said Thalib, ia di lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965. Ia merupakan seorang aktivis HAM Indonesia. Dan ia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial.Â
Dalam Wikipedia (Baca: Aktivitas)  di situ, tertulis dengan sangat jelas mengenai aktivitas  seorang Munir Thalib.Â
Dari rekam jejak itu, kita tahu bahwa Munir Thalib merupakan seorang pejuang Hak Asasi Manusia (HAM). Pro demokrasi  berkeadaban, yang cinta akan keadilan. Ia tak segan-segan membela siapa saja yang menuntut keadilan. Ia tidak akan membiarkan hak asasi manusia di abaikan.