Mohon tunggu...
Arnoldy alexadria
Arnoldy alexadria Mohon Tunggu... Enterpreneur

Introvert, pengamat dan suka sejarah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyikapi polarisasi agama dan dampak perang timur tengah vs Israel terhadap kehidupan beragama di Indonesia

2 Juli 2025   06:05 Diperbarui: 2 Juli 2025   06:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik berkepanjangan antara Israel dan sejumlah kelompok di Timur Tengah, terutama Palestina, bukan hanya menjadi isu regional, melainkan juga memicu dampak sosial dan politik yang luas di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Negara dengan mayoritas Muslim terbesar ini memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perkembangan konflik tersebut, mengingat kedekatan emosional dan solidaritas terhadap rakyat Palestina yang telah lama tertanam dalam wacana keagamaan dan nasionalisme Indonesia.


Namun, solidaritas tersebut tidak jarang memunculkan sisi gelap: meningkatnya polarisasi sosial dan terganggunya kerukunan antarumat beragama dalam negeri. Fenomena ini patut diwaspadai karena berpotensi merusak harmoni sosial yang selama ini menjadi fondasi utama bangsa Indonesia.

Polarisasi Narasi dan Sentimen Agama

Konflik antara Israel dan Palestina sering kali diterjemahkan dalam narasi hitam-putih oleh sebagian kelompok masyarakat Indonesia: bahwa ini adalah perang antara Islam dan Yahudi, antara yang tertindas dan penjajah. Narasi ini kemudian digunakan sebagai pembenaran untuk menyudutkan kelompok agama tertentu, terutama yang dianggap pro-Israel atau tidak cukup vokal dalam mendukung Palestina.

Media sosial mempercepat dan memperluas penyebaran narasi-narasi tersebut, sering kali tanpa nuansa atau konteks geopolitik yang utuh. Akibatnya, masyarakat menjadi terpolarisasi dalam opini yang tajam, bukan hanya terhadap pihak-pihak di Timur Tengah, tetapi juga terhadap sesama warga negara Indonesia yang memiliki pandangan berbeda.

Keretakan Antarumat Beragama

Salah satu dampak nyata dari polarisasi ini adalah munculnya kecurigaan dan prasangka terhadap komunitas agama tertentu di Indonesia, khususnya yang dianggap "berafiliasi" dengan pihak yang bertikai. Komunitas Yahudi Indonesia yang sangat kecil jumlahnya, misalnya, bisa menjadi sasaran kebencian meskipun mereka tidak memiliki keterlibatan langsung dalam konflik.

Begitu juga dengan komunitas Kristiani, yang terkadang menjadi korban generalisasi karena adanya persepsi keliru bahwa Barat---yang sering mendukung Israel---merupakan representasi agama Kristen. Persepsi semacam ini memperkeruh relasi antarumat beragama, menimbulkan ketegangan, dan mengancam persatuan sosial.

Politik Identitas dan Mobilisasi Massa

Konflik Timur Tengah juga sering dijadikan alat mobilisasi politik oleh kelompok tertentu untuk memperkuat identitas keagamaan dan menarik dukungan massa. Isu Palestina diangkat dalam ceramah, kampanye politik, hingga aksi jalanan, yang tidak jarang menyulut ujaran kebencian terhadap kelompok agama lain. Ketika semangat solidaritas berubah menjadi eksklusivitas dan agresivitas identitas, yang terjadi adalah fragmentasi sosial dan munculnya sentimen intoleransi.

Peran Media dan Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun