Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dua Tahun yang Sia-sia

8 April 2020   07:13 Diperbarui: 8 April 2020   15:53 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Baik saya akan keluar dari sini, tapi saya minta uang pesangon."

"Tidak ada uang pesangon. Dalam surat perjanjian sudah dijelaskan bahwa perusahaan berhak mengeluarkan karyawan tanpa memberikan pesangon sepeser pun."

Aku hanya tersenyum sinis, perlahan aku berdiri dan mengatakan sesuatu yang mungkin tak akan dilupakan olehnya.

"Surat perjanjian itu cacat pak. Seandainya saya punya uang lebih untuk menyewa pengacara, saya akan menuntut perusahaan ini ke pengadilan karena telah membuat surat perjanjian yang hanya menguntungkan satu pihak."

Aku berjalan ke luar ruangan. Sebenarnya, aku tidak mengharapkan pesangon dari perusahaan, hanya saja aku ingin menggertak atasan dengan perkataan.

*****

Suasana di ruang produksi begitu hening. Aku mengucapkan pamit kepada teman-temanku. Banyak yang menangis, terutama teman-teman wanita.

"Semoga kamu bisa mendapat tempat kerja yang lebih baik mas."

Salah satu temanku yang bernama Ihsan mendoakan sambil memelukku. Aku hanya mengangguk kecil, tersenyum sejenak.

"Semoga setelah aku pergi dari sini, kehidupan kalian lebih baik. Mudah-mudahan kalian lebih sejahtera."

Sekali lagi aku pamit, dan pergi diiringi dengan hujan air mata. Selama dua tahun disini, aku memang tidak mendapat apa-apa, bahkan cenderung sia-sia. Gaji tak sepadan dengan dengan usaha, namun setidaknya aku belajar bahwa hidup tak selamanya mulus, dan penuh dengan perlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun