Pilpres 2019 masih sangat lama, butuh waktu berbulan-bulan menuju tanggal 17 April 2019. Hebatnya, cukup banyak orang yang langsung menentukan pilihan politik seperti Lukas Enembe. Kemarin (6/9/2018), media massa heboh menyiarkan bahwa Gubernur Papua tersebut dengan tegas mengatakan:
"Tiga Juta Suara di Papua Kita Kasih Semua Ke Jokowi. Caranya saya bicara ini sudah selesai, bungkus, semua ikut."
Begitulah ungkapnya ketika di wawancarai oleh wartawan media massa. Langkah yakin beliau tentunya mendapat respon miring, karena beliau adalah seorang kader Partai Demokrat. Partai yang mengusungnya menjadi gubernur selama dua periode.Â
Kita ketahui bersama, dalam Pilpres mendatang Partai Demokrat berkoalisi bersama Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai Capres-Cawapres tahun 2019-2022.
Menurutnya, keberpihakan ke kubu Jokowi-Ma'ruf setidaknya ada dua alasan:
Alasan pertama, seperti yang dilansir kompas.com, bahwa dibawah kepemimpinan Jokowi berbagai macam masalah ditangani dengan baik. Salah satunya, masalah pembangunan yang tadinya terpusat di Jawa, kini diratakan sampai ke Papua, dan itu hanya dilakukan oleh Jokowi, presiden-presiden sebelumnya tidak melakukan hal itu. Secara tidak langsung, Jokowi berhasil mengubah infrastruktur yang tadinya berpola Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris.
Alasan kedua, sebagai mana wawancara langsung Kamis (6/9/2018) dengan kompas TV sore hari. Lukas menyayangkan langkah Prabowo karena tidak memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres.Â
Prabowo justru memilih Sandiaga Uno yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampinginya dalam pesta demokrasi tahun 2019. Â
Hal ini membuat Lukas kecewa dan akhirnya banting setir memilih kubu lawan, padahal AHY yang diidolakannya jelas-jelas mendukung Prabowo-Sandi menjadi Capres-Cawpres. Jika benar Lukas "ngefans berat" dengan AHY tentunya akan mengikuti jejak idolanya, namun ternyata tidak. Dia punya cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa kagumnya.
Berbagai tanggapan miring dilontarkan kepadanya. Amir Syamsudin yang menjabat menjadi Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat mengatakan:
"Kalau dia terlalu bersemangat sekali untuk mendukung seorang capres, itu silakan, hak dia melakukan itu. Tapi saya mengimbau agar dilakukan dengan cara-cara yang elegan, jangan melecehkan Partai Demokrat," kata Amir kepada wartawan, Kamis (6/9/2018).