Mohon tunggu...
Addiina Rahmatussalaam
Addiina Rahmatussalaam Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Anang-Ashanty Merampas Hak Frekuensi Publik?

24 Desember 2014   00:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Minggu lalu, tepatnya tanggal 14 Desember 2014, media televisi seakan di gebrak oleh salah satu stasiun televisi swasta. Bagaimana tidak, kelahiran buah hati pertama Ashanty kabarnya akan ditayangkan secara live oleh stasiun televisi swasta tersebut. Acara kelahiran Ashanty ini adalah kelahiran pertama yang ditayangkan langsung di televisi. Namun, proses kelahiran yang dikemas menjadi reality show perdana ini mendapat banyak komentar dari masyarakat. Tentu itu mendapat pro dan kontra di dalamnya.

Acara yang ditampilkan mulai pukul 13:00 sampai pukul 16:30 wib itu mengundang banyak penolakan dari masyarakat Indonesia. Tayangan tersebut dinilai tidak mengandung manfaat yang baik untuk masyarakat. Masyarakat menilai kalau prosesi kelahiran adalah suatu hal yang sakral dan tidak pantas untuk di umbar.

Sebagian masyarakat pun ada yang beranggapan bahwa musisi yang menjadi dewan juri di ajang pencarian bakat itu kekurangan dana untuk membiayai persalinan istrinya yang dilakukan secara caesar. Namun kemudian dibantah kembali oleh masyarakat, karena tidak mungkinseorang artis yang menjabat sebagai anggota dewan itu kekurangan dana, toh gaji beliau bisa mencapai angka ratusan juta rupiah tiap bulannya. Lalu apa sebenarnya motivasi Anang menyiarkan secara langsung proses persalinan istri tercintanya? Mungkinkah karena sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengan televisi?

Mas Anang yang dikenal dengan jargon ‘aku sih yes’ – nya itu mengaku kalau persalinan itu dibuat live karena ada nilai edukasi di dalamnya, terutama karena istrinya tersebut pernah mengalami keguguran dan bertahan hingga melahirkan bayi perempuan setelah dua tahun pernikahan. Masyarakat menilai Anang hebat karena mampu mengubah suatu hal yang sakral dan tidak pantas di umbar menjadi tontonan yang didalamnya terdapat haha-hihi itu.

Rumah Sakit Pondok Indah di kawasan Jakarta itu dibuat ramai oleh sanak saudara dan kerabat Anang-Ashanty. Mereka memberi semangat dan do’a agar proses kelahirannya diberikan kelancaran, dan bayi beserta ibunya diberikan keselamatan dan kesehatan. Kedua anak tiri Ashanty, Aurel dan Azriel pun tampak menemani sang bunda. Mereka berharap-harap cemas menanti kelahiran adik baru mereka.

Salah seorang pria warga asli Magelang yang bernama Agus Mulyadi ini menulis surat terbuka untuk Anang Hermansyah. Ia mengaku bahwa ia merasa jengkel dengan tindakan mas Anang yang dianggap membandel itu, karena dinilai dari akun twitter Anang pun sudah banyak komentar berisi penolakan, tapi tetap saja prosesi kelahiran itu ditayangkan secara langsung. Pria yang mengaku mengagumi Anang bukan karena suara bagusnya, tapi karena ia mampu memikat 3 hati perempuan cantik ini merasa Anang benar-benar cuek akan komentar masyarakat itu, padahal Anang sendiri pun adalah salah satu tokoh masyarakat.

Pria berumur 23 tahun ini merasa keki ketika mendengar Anang mengatakan ‘yang terganggu tinggal pindah channel saja’, sewaktu konverensi pers sesaat setelah proses persalinan usai. Agus mengatakan di dalam Blognya bahwa ini bukan soal channelnya, tapi ini soal hak publik yang dirampas karena siaran persalinan yang sangat tidak bermutu. Ia mengibaratkan jika ia mengganggu Ashanty, mencolek-colek dan ia cuma bilang, ‘Nang, kalau kamu merasa terganggu karena karena istri kamu saya colek, cari istri lain saja!’ tentu mas Anang tidak mau kan? Jadi mungkin sudah jelas yang dimaksud dengan ‘publik sebagai pemilik frekuensi harusnya berhak mendapatkan siaran bermutu, atau minimal siaran yang etis dan normatiflah lah’ tutur pria yang yang menulis buku ‘jomblo tapi hafal pancasila’ ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun